Seperti lupa dunia, saya terhanyut begitu nikmat ketika mendengarkan musik didalamnya. Sebuah alat bernama jerry harvey audio dengan DAP bernama hifiman dan entahlah, amplifier nya saya lupa apa namanya, sungguh membuat saya tidak pernah lupa ketika pertama kali merasakannya, bahkan sampai sekarang, saya masih ingat rasanya.
Perlahan, saya berjalan kearah bapak teman saya itu, karena memang beliau bekerja di studio, semacam seorang composer, kira kira seperti itulah pekerjaan beliau.
Kemudian saya bertanya,
"Om, ini apa? Kok saya dengar miles davis disini (pada alat audio itu) nikmat sekali rasanya."
"Wahahahahahaha." --Kemudian beliau tertawa lebar.Â
"Kamu baru saja suka itu, ya? Hahahahaha. Itu namanya audio device. Itu punya om, sudah lama belinya."
"Wah.. Ini dipakai buat apa om? Hanya untuk menikmati musik saja?"
"Nggak nau, nggak cuma itu saja. Untuk tuntutan pekerjaan, om memang butuh alat alat itu untuk me-review ulang musik yang sudah om buat agar lebih jelas mengetahui dimana letak kelebihan dan kekurangannya."
Ever since that day, i haven't try any kind of audio device anymore. Industri peralatan audio yang begitu pesatnya berkembang tanpa saya sadari sepenuhnya. Satu hal yang saya lupa waktu itu, adalah menanyakan harga alat alat itu kepada ayah teman saya, yaitu si om.
Saat saya sudah besar, saya tahu ada toko yang menjual audio device seperti ini, yaitu hifi audio dan eBay atau Amazon. Kalau toko offline di indonesia tentu saja hanya ada beberapa yang saya lihat.
Maka saat saya mencicipi apple ipod, saya tahu rasanya, ipod itu lumayan enak suaranya, dengan wolfson audio chips nya yang pada saat itu kayaknya lumayan ngetren, tetapi jika dibandingkan dengan hifiman, sony walkman, atau astell & kern, tentu saja akan kalah sangat jauh. Kelas nya juga berbeda. iPod untuk semua orang, sedangkan astell & kern tidak semua orang tahu.
Saya nggak begitu paham detail dan komponen pada ipod. Namun saya memerlukan alat audio yang mumpuni sebagai penyalur musik yang nikmat itu tadi. Jadi keduanya akan menjadi jelas saat saya menempelkannya di kedua kuping saya.