Bahkan, desa yang bagus ini mereka jadikan daya tarik bagi turis, agar turis berkunjung kesini dan menikmati keindahan desa mereka, tentu dengan membayarnya terlebih dahulu, tapi jujur, saya benar benar salut dengan orang orang yang berpikiran maju seperti ini.
Suatu hari dalam kepala saya muncul,
*****
Desa saya yang dulu, bagaimana ya kabarnya? Saya rindu.
Saya mengambil dividen dari akun investasi saya, kemudian saya memesan tiket perjalanan dengan tujuan desa lama saya, nah, pergilah saya.... setelah sampai disana.
ASTAGA.... ternyata desa saya sudah menjadi desa hantu, industri si manusia iblis itu rupanya tidak berjalan lancar ya sepertinya, karena sejauh mata saya memandang, terlihat banyak sekali bangkai bangkai industri yang terabaikan. Banyak sekali bangunan bangunan yang runtuh dan rusak tidak karuan.
Mengapa demikian? Ya tentu saja, industri dulu, industri yang mereka bangun itu hanyalah industri yang dipacu berdasarkan tren semata, dan bukan industri yang memiliki peruntukkan berjangka panjang.... hah, itulah rupanya kalau manusia iblis punya uang, punya kekuasaan, tetapi tidak memiliki pengetahuan.
******
Buat saya, hedonisme tidaklah penting. Ingat... yang tidak penting adalah hedonisme, bukan UANG ya. Kalau UANG itu penting sekali fungsinya untuk menopang kehidupan sehari hari. Buat saya, hedonisme tidaklah penting, tidak perlu menjadi orang yang sok2an membangun suatu industri namun pada akhirnya industri itu gagal juga. Tidak bertanggung jawab.... tidak mau LEBIH berusaha.
Buat saya, yang penting bisa makan. Yang penting bisa bernafas, berolahraga, dan tinggal di suatu desa yang memang udaranya segar, sehat, dan nikmat. Tidak perlu jadi orang SOMBONG. Kerja kecil sekalipun saya tidak apa apa, karena saya tahu saya bisa menabung dan berinvestasi. Ingat... bukan seberapa besar yang didapat, tapi seberapa besar yang dapat kita simpan.
Begitu, kalau kata robert kiyosaki.