Dan itu membuat saya tenang dalam menyadari dan memahaminya. Saya ingat saat kita berjalan berdua dan bergandengan tangan, saya memayungimu dibawah hujan, lalu setelah itu kita mampir berkunjung ke sebuah kafe di pusat kota, saya ingat, cafe passion namanya. Kita memesan dua cangkir coklat panas dan menikmatinya sambil berbicara tentang kedua orang tua kita, betapa lucunya mereka, betapa jatuh cintanya mereka dengan satu sama lain hingga masing masingnya saling menua bersama.
Saya akui, kamu memang seorang alpha female, mentalmu memang tangguh, namun yang membuat saya bertepuk tangan lebih hebat lagi adalah sifatmu yang rendah hati.
Saya akui kalau sikapmu lebih dewasa daripada saya, kamu pandai mengalah atas keegoisan saya yang somehowsangat berbahaya. Hingga akhirnya saya menyadari, bahwa egois itu sebetulnya tidak perlu perlu banget demi sebuah hubungan romansa yang sehat. Kamu tahu caranya menyenangkan dirimu sendiri, termasuk menyenangkan saya.
Saya ingat saya pernah bertanya kepadamu, jika dari sebuah visualisasi, sebutkan alasan mengapa kamu jatuh hati kepada saya. Kemudian kamu menjawab "Karena kamu tahu caranya berpakaian."
Wah, sebagai seorang lelaki yang sudah terlalu sering dikatakan tampan, saya merasa bersyukur bahwa baru kali ini ada seorang wanita yang mengatakan saya pandai dalam berpakaian, dan bukan hanya tampan, saja. Itu, adalah sebuah pujian yang tepat mengenai hati saya, sebuah pujian yang berbeda.Â
Kadang... Saya ingatg desah hangatmu disaat kamu mengajak saya bercinta di malam itu, desah dan desir yang kembali terulang lagi. Saya pun.. Masih teringat akan senyummu yang... hampir sempurna, dan pelukanmu yang membuat saya merasa begitu nyaman.
Saya ingat dulu, setelah saya menyampaikan suatu gagasan tentang apa yang ada dalam pikiran saya. Saya juga masih ingat bagaimana ekspresi puasmu saat berhasil mengajarkan saya tentang bagaimana caranya mendengarkan orang lain ketika mereka sedang berbicara dan cara untuk menyambung pembicaraan dengan baik, dan benar.
******
Sampai saat ini, belum ada wanita yang sebanding denganmu, tapi bila nanti ada wanita yang saya cintai, saya tidak akan membandingkannya denganmu.
Karena entahlah, mengapa maut harus mengambilmu dari saya. Mungkin saya harus melangkah lebih jauh lagi, seperti yang kamu katakan dulu, melangkah lah lebih jauh, untuk menemukan cinta sejatimu.
Rahoq Meha'ayin, Rahoq Mehalev.