Mohon tunggu...
Navy Jahbulon Rangkuti
Navy Jahbulon Rangkuti Mohon Tunggu... .... -

About: https://naufalrangkuti.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seni Bersabar untuk Profil Berstandar Tinggi

14 Oktober 2017   01:09 Diperbarui: 14 Oktober 2017   01:58 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustration: Pexels.com

Oh ya, perlu diingat bahwa disini kita sedang membahas standar tinggi, setidaknya, tidak ada yang benar benar gratis, murah, atau bahkan nyaris tak berkualitas sama sekali. Karena dapat dipastikan apa yang mereka pilih itu tentunya sebuah penetapan dalam kategori yang terbaik, dalam hal goods/benda dan material itu sendiri. Namanya juga high standard, hehe.

Tipe high standard profile yang kedua.

High standard norm profile. Wah... Ini juga dahsyat nih... Seseorang dengan profil berstandar tinggi bagi norma-norma tertentu atau bisa jadi dalam norma kehidupan. Nah kan... Mulai pusing deh mikirnya, haduh! Apa saya bakal mudeng gak yah... kalau saya mikirin standar standar tinggi saja, eits tenang dulu... Anggap saja seperti anda sedang menikmati sebuah camilan lezat, yang walau perlahan lahan dan seolah lama mengunyahnya, toh camilan nya tetap habis terkunyah juga oleh anda, setuju? Orang orang yang menjunjung tinggi norma norma kehidupan, mungkin bisa dikatakan seperti... aktivis, relawan, pahlawan, disipliner sosial.

Orang-orang yang memegang standar ini memang tidak mau norma-norma yang berada didalam lapisan bermasyarakat itu terlantarkan, terabaikan, apalagi tersalah gunakan, intinya mereka sangat menjunjung tinggi norma norma sosial di lingkungan bermasyarakat. --- Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial.

Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan. --- Seperti yang saya kutip dari wikipedia bahasa indonesia tentang pengertian dan maksud norma itu. Kita tidak dapat memaksakan kehendak orang lain dalam mengubah standar tinggi mereka terhadap norma, namun kita dapat beradaptasi dengan hal itu.

Sebetulnya jika ditinjau dari penciptanya, ia mengatakan, bahwa ada banyak sekali orang orang yang memiliki dominasi high standard tertentu dalam pribadi mereka... seperti pada tipe high standard yang ketiga ini, yaitu high standard for faith & religion... Nah... orang orang begini biasanya sangatlah religius... mereka berpolah tingkah seperti pemuka agama, atau tokoh tokoh agama, dan mereka selalu berusaha untuk selalu berbagi kebaikan... mereka juga sangat bersemangat ketika diminta untuk menjadi para penyebar pesan pesan arif dan kisah sejarah lintas universal dari tuhan yang maha kuasa. Yang memberikan agama untuk para manusia di muka bumi ini.

Mereka juga terkenal sangat beriman, alim dan bijak, tetapi hal ini bersifat relatif pada setiap individu yang memegang standar tinggi pada keyakinan dan religiusitasnya masing masing, meski sesekali terguncang, standar tinggi itu akan kembali ke asal mulanya, hanya jika sang pemegang standar mengkehendakinya ya.... Karena itulah, hal ini bersifat relatif dan tidak dapat dipatok hanya dalam poin tertentu saja, karena sifat manusia yang selalu berubah ubah. Para orang orang yang memegang standar tinggi ini juga biasanya enggan mendekati perbuatan perbuatan yang tercela, perbuatan perbuatan yang bertentangan dengan keyakinan dan religiusitas mereka. Saya tidak tahu, apakah itu secara personal, maupun profesional.

Nah selanjutnya saya akan membahas perihal the art of patience nya itu sendiri, sebetulnya itu adalah tentang seni, seni dalam bersabar. Hehehehe, kenapa? Kok sobat mulai senyam senyum nih? Ada yang berbeda ya? Apakah kepercayaan diri sobat sekarang meningkat? Atau ada hal menarik lainnya yang terjadi didalam pikiran sobat? Kenapa seni itu terletak didepan segala high standard yang dibicarakan disini? Well tentu seni dalam bersabar, seni dalam bertoleransi merupakan induk atau ibu dari segala high standard itu sendiri... coba bayangkan, ketika seseorang memiliki high standard dan sama sekali tidak mengenali, mengetahui atau memahami dengan baik konsep seni dalam bersabar, dan bertoleransi dengan manusia lain.

Wah... bisa bentrok nanti! Begitupula kata si pencipta. Nah, sobat juga pasti memikirkan hal tersebut, kan? Alangkah repotnya kalau seni bersabar itu sendiri, tidak menjadi kontrol terhadap high standard yang dianut seseorang... jadi istilahnya... no toleransi bro... ya kejamlah... ya jahatlah... ya liciklah... semua itu akan timbul jika seseorang tidak memiliki dan menumbuhkan nilai keindahan itu didalam dirinya, nanti, dia akan menjadi pribadi yang egois! Standarku boleh tinggi, tapi aku kan harus paham situasi juga jika berhubungan dengan orang lain. Apalagi jika standar tinggiku itu dalam aspek berkhayal...

Wah... aku bisa dikira sableng nanti oleh orang disekitarku. Hih, nggak deh kalau hanya berkhayal saja! Hal itu juga harus dibarengi dengan action juga dong... ya kan, setuju nggak? Seni bersabar dan bertoleransi membuat seseorang akan hidup lebih baik dengan seni seni tersebut. Well tentu saja begitu, mengapa? karena kita adalah manusia, kita adalah mahluk yang membutuhkan satu sama lain, sangat omong kosong kalau seseorang tidak membutuhkan orang lain dalam hidupnya... berusahalah mengalah untuk menang, berusahalah pandai membawa diri dan berwibawa.

Karena dengan menjadi seperti itu, hidup akan terasa menyenangkan untuk tetap dijalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun