Mohon tunggu...
Indigo
Indigo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penyimak persoalan-persoalan sosial & politik,\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tawuran Ala Kompasiana

26 September 2012   12:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:39 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jangan pernah berharap bahwa negeri sebesar Indonesia ini akan menjadi lebih baik kondisinya jika negeri maya sekecil Kompasiana saja, rakyat yang ada didalamnya masih belum mampu memaknai dengan baik tagline Sharing, Connecting dalam setiap postingan dan komentarnya.

Mengapa kompasiana dijadikan acuan akan baik dan tidak baiknya negeri ini?, karena kompasiana adalah salah satu tempat berkumpulnya manusia dari ragam suku, budaya, bahasa, agama, profesi, pilihan politik, dll. Kompasianer memiliki modal kecerdasan  seperti modalnya para pendiri dan pejuang republik ini dahulu saat merebut kemerdekaanya dari penjajah.

Tetapi sangat disayangkan kecerdasan tersebut tidak termanfaatkan dengan baik oleh sebagian kompasianer sebagai bentuk sumbangsih bagi perbaikan negeri ini. Indikasi belum termanfaatkan dengan baik potensi yang dimiliki oleh kompasianer adalah dengan semakin banyaknya postingan-postingan dan komentar-komentar yang masuk dalam kategori tidak sehat akhir-akhir ini.

Artinya dalam skala kecil seperti kompasiana saja kita masih belum bisa membumikan makna sharing, connecting, apalagi dalam skala yang lebih besar untuk "berbhineka tunggal ika"-nya Indonesia. Lihatlah kemampuan para kompasianer yang dianggap cerdas itu dalam menanggapi sebuah postingan yang berseberangan dengan pendapat dan pemikirannya.  Caci-maki, ejekan dengan memberikan gelar-gelar yang tidak baik kepada sang penulisnya dan hanya sedikit yang mampu menyanggahnya dengan komentar elegan dan artikel yang sebanding.

Kita lebih disibukan melemparkan "kotoran" kepada pihak yang berseberangan dengan harapan diri kita menjadi lebih bersih. Semakin banyak umpatan, ejekan kepada pihak lain semakin memiskinkan kita akan kata-kata bijak yang argumentatif. Kita lebih suka menjadi bagian dari pelaku tawuran dikompasiana ini, daripada menjadi penengah diantar pihak yang bertikai. Posting dan komentar kita sarat benci daripada sarat cinta, sarat dendam daripada sarat perdamaian.

Kalau tak mampu memberikan komentar dengan bahasa yang baik terhadap isi sebuah postingan, apalagi melakukan counter opini terhadapnya lebih baik jangan sia-siakan kecerdasan intelektual yang kita miliki!.

sumber gambar : kompasiana.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun