Untuk merasakan bagaimana atmosfer sesungguhnya dalam meraih cita-cita politik yang diusung partai politik tersebut. Merasakan bagaimana sebuah hiruk-pikuk kampanye bisa terselenggara dengan penuh ketertiban yang luar biasa oleh karena ada kekuatan besar yang menjadi perhatian bersama dalam partai politik tersebut. Bahwa kampanye bukan hanya sekedar ajang hura-hura dan ajang eksploitasi elit politik dan konstituen saja, melainkan ada hal-hal yang baik yang bisa terbangun dari penampilan kampanye yang tertib dan aman, yaitu menjadi model penyelenggaraan pemilu yang damai bagi bagi banyak pihak.
Maka wajarlah kenapa dunia perpolitikan kita selalu dipenuhi dengan "kebusukan demi kebusukan", karena tak ada upaya yang dilakukan untuk mengenalkan anak-anak usia dini kepada hal tersebut. Bahkan bukan hanya tidak mengenalkan, tetapi melarangnya. Sehingga yang terjadi adalah dunia politik tetap kotor dan kejam dan hampir semua hanya berkutat kepada kepentingannya semata.
Bagaimana mungkin akan terjadi "potong generasi" politisi bobrok, sementara generasi-generasi penerusnya (anak-anak diusia dini) ditinggalkan dalam mengenal urusan berpolitik!. Sebuah urusan yang menyangkut hak asasinya sebagai manusia yang kelak diberikan amanah.
Siapa yang meneriakkan paling keras terhadap pembelaan akan hak asasi manusia, tapi kenyataanya menjadi pelanggar hak asasi manusia di garda terdepan. Sungguh mengherankan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H