Begitu pula dengan persoalan kemacetan, akan sangat berkaitan erat dengan rakyat kebanyakan dan para pengusaha. Beranikah Prayitno Ramelan melakukan hal ekstrim untuk mengatasi kemacetan di DKI Jakarta?, misalnya menghentikan penjualan kendaraan motor dan mobil kecuali hanya untuk peremajaan saja, atau menghilangkan seluruh mobil yang sudah tidak laik jalan dengan batasan tahun yang diperbolehkan. Serta menghadirkan angkutan massal yang murah-meriah.
Karena untuk memenuhi syarat menjadi calon peserta pilkada pun belum terpenuhi oleh pihak Prayitno Ramelan, ada baiknya untuk menimbang kembali keputusan untuk melangkah melalui jalur independen di pilkada DKI Jakarta 2102 ini. Bergandeng tangan dengan partai politik yang memiliki visi dan misi yang sama dan bisa menyokong kemenangan untuk duduk di DKI 1 tak ada salahnya untuk ditempuh.
Apalagi mengingat kecenderungan golput di pilkada DKI Jakarta akan meningkat, maka yang akan menang adalah mereka yang memiliki basis struktur politik yang kuat dimasyarakat. Dengan tingginya "masa-bodoh" masyarakat terhadap dunia politik akan memperkecil peluang kemenangan calon-calon independen yang muncul.
sumber gambar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H