Untuk mendongkrak perolehan suara dari PDIP 14% menjadi 20% membutuhkan kerja keras, agar pencalonan Jokowi sebagai calon prseiden dari PDIP bisa berjalan mulus. Karena ambang batas partai atau gabungan partai untuk mengusung calon presiden ditahun 2014 ini masih tetap berlaku, meskipun ada yang mengajukan judicial review terhadapnya. Jika PDIP tidak mampu untuk memenuhi persyaratan tersebut maka akan ada kemungkinan Jokowi tidak dapat melanjutkan pencalonannya menjadi calon presiden RI versi KPU. Ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi apabila PDIP tidak mampu menuhi presidential treshold, Pertama , PDIP gagal mengusung Jokowi sebagai calon presiden, Kedua , Jokowi maju sebagai calon wakil presiden dari partai pengusung yang perolehan suaranya lebih kecil, Ketiga, tidak ada satupun partai yang mau bergabung dengan PDIP untuk memenuhi presidential treshold, karena masing-masing sudah memiliki calon presiden masing-masing
Jokowi , PDIP & Jokowi Lovers
Untuk mencegah ketiga kemungkinan tersebut diatas, maka seluruh tim sukses harus bersatu padu, bahu membahu untuk meyakinkan rakyat agar di pemilu legislatif mau menggunakan hak pilihnya dan memilih caleg-caleg yang berasal dari PDIP untuk meloloskan Jokowi menjadi calon presiden. Jangan sampai rakyat berfikir seperti yang difikirkan oleh teman penulis dalam fragmen diatas, "JOKOWI YES, PDIP NO".
Cara yang bisa dilakukan sebenarnya cukup mudah dan cukup waktu hingga pemilu legislatif digelar 9 April mendatang. Bukan dengan kampanye terbuka seperti yang sedang berlangsung, tetapi kampanye door to door. Dengan bekal perolehan suara terakhir sebesar 14 % tersebut, tentu tidak sulit untuk mengerahkan kader dan simpatisan bergerak dari pintu ke pintu, apalagi bila ditambah dengan Jokowi lovers untuk meyakinkan rakyat bahwa bila menginginkan Jokowi menjadi calon presiden maka harus memilih caleg-caleg dari PDIP untuk duduk sebagai calon anggota DPR-RI.
Penulis hanya berpesan bagi para calon pemilih dan Jokowi lovers untuk memilihkan calon-calon aleg dari PDIP yang berkualitas dan berintegritas agar jika kemudian Jokowi terpilih menjadi presiden RI berikutnya bisa bekerja dengan dukungan penuh dari fraksi PDIP di DPR-RI untuk menggolkan setiap kebijakan pro-rakyatnya.
Sebagai penutup, kita sudah melalui dua periode kepemimpinan dengan dukungan besar rakyat hingga 60% lebih plus angka golput yang hampir 40% melalui 2 pemilihan presiden, tetapi tidak banyak perubahan yang signifikan bagi rakyat, kecuali dipertontonkannya para pelaku korupsi dari berbagai lini. Jangan sampai pemilu kali ini hanya menghasilkan pemimpin boneka dan wakil rakyat yang kembali melanggar sumpah dan janji-janjinya kepada rakyat.
SUMBER GAMBAR :Â INILAH.COM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H