Kemampuan ini tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dibangun melalui pendidikan yang kritis, pengalaman langsung, refleksi diri, dan interaksi dengan orang lain. Pada akhirnya, practical value rationality adalah fondasi bagi seorang sarjana untuk menjadi individu yang mampu membuat keputusan yang tidak hanya efektif, tetapi juga bermoral dan berprinsip. Dengan kemampuan ini, seorang sarjana dapat berperan lebih baik dalam masyarakat, baik sebagai profesional, pemimpin, maupun anggota komunitas yang bertanggung jawab.Â
   Selain itu, practical value rationality membantu sarjana menghadapi berbagai tantangan yang sering muncul dalam kehidupan profesional dan sosial. Di dunia kerja, keputusan tidak selalu bersifat hitam-putih, dan sering kali ada berbagai pertimbangan etika, kepraktisan, dan kepentingan yang saling bertentangan. Dalam situasi ini, sarjana yang memiliki kemampuan ini dapat menavigasi kompleksitas tersebut dengan tetap mempertimbangkan dampak jangka panjang, bukan hanya hasil langsung. Mereka mampu mengintegrasikan nilai moral dengan strategi efektif untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil membawa manfaat yang berkelanjutan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.Â
   Lebih jauh lagi, kemampuan ini juga memungkinkan seorang sarjana untuk lebih memahami dinamika hubungan sosial yang penuh dengan keanekaragaman perspektif. Dengan practical value rationality, seorang individu akan lebih terbuka terhadap perbedaan nilai dan keyakinan orang lain. Kemampuan untuk menghormati prinsip-prinsip moral pribadi sambil mendengarkan dan memahami sudut pandang yang berbeda adalah keterampilan penting dalam dunia yang semakin terhubung secara global. Ini membantu menciptakan harmoni dalam lingkungan kerja, komunitas, dan masyarakat yang lebih luas.Â
   Terakhir, practical value rationality membekali seorang sarjana dengan landasan yang kuat untuk berkembang menjadi pemimpin yang efektif dan etis. Seorang pemimpin yang mampu berpikir rasional sambil mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan akan lebih dihargai dan dipercaya oleh tim maupun pemangku kepentingan. Dengan kemampuan ini, sarjana dapat memimpin dengan integritas, memberdayakan orang lain, serta membuat perubahan yang positif dan berdampak dalam masyarakat.Â
Referensi
Collier, A. (1994). Value, rationality and the environment. Radical Philosophy, 3- 3.Â
Gunawan, C. I., Sasmito, C., Yulita, Y., & Laka, Y. H. (2024). Manajemen Kebijakan Publik Sektor Pariwisata. Book of Open                 Source (BOS), 1-185.
Learning, S. (2008). Fischer, F, Miller, GJ dan Sidney, MS (eds) 2007. Handbook of Public Policy Analysis: Theory, Politics and            Methods. New York: CRC Press Freeman, H., dan Solomon, MA 1981. The Next Decade of Evaluation Research. In obert A.               Levine, Marian A. Solomon, Gerd-Michael Hellstern dan H. Wollmann.(eds.) Evaluation Research and Practice. Comparative           and International. PENGANTAR ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK, 2(1), 1- 7.Â
Wallace, R. J., & Kiesewetter, B. (2024). Practical reason.Â
Wedgwood, R. (2017). The value of rationality. Oxford University Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H