Mohon tunggu...
Indiera Rizky Dwirani
Indiera Rizky Dwirani Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010148

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi Sarjana dan Kemampuan Melakukan Practical Value Rationality

9 Oktober 2024   23:55 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:34 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPT Modul Dosen Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

 What: Apa Itu Practical Value Rationality? 

     Practical value rationality adalah istilah yang diperkenalkan oleh Max Weber, seorang sosiolog Jerman, yang merujuk pada kemampuan seseorang untuk membuat keputusan yang tidak hanya didasarkan pada logika atau efisiensi semata, tetapi juga memperhatikan nilai-nilai dan tujuan yang dianggap penting. 

     Berbeda dengan instrumental rationality yang lebih menekankan pada pencapaian tujuan secara efisien tanpa mempertimbangkan nilai moral atau etika, practical value rationality menekankan pentingnya mempertahankan keseimbangan antara nilai dan kepraktisan. 

     Dalam praktiknya, practical value rationality berfokus pada bagaimana seseorang bisa bertindak rasional sambil mempertahankan integritas moralnya, meskipun dihadapkan pada keterbatasan dan kendala dunia nyata. Ini melibatkan kemampuan untuk menilai tindakan mana yang paling sesuai dengan prinsip yang dipegang, tanpa mengabaikan realitas praktis yang ada di sekitarnya. 

How: Bagaimana Seorang Sarjana Mengembangkan Practical Value Rationality? 

Mengembangkan kemampuan practical value rationality memerlukan kombinasi antara pendidikan, pengalaman hidup, dan refleksi personal. Berikut adalah beberapa cara yang dapat ditempuh oleh seorang sarjana untuk membangun kemampuan ini: 

1) Pendidikan Kritis dan Multidisipliner 

Pendidikan tinggi idealnya tidak hanya berfokus pada satu disiplin ilmu, tetapi juga memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mempelajari berbagai perspektif. Dengan pendekatan multidisipliner, seorang sarjana bisa melihat isu dari berbagai sudut pandang, yang penting untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan menilai tindakan mana yang paling rasional dalam konteks nilai yang diyakini. 

Selain itu, program studi yang menekankan pentingnya analisis kritis terhadap isu-isu etika, sosial, dan lingkungan dapat memperkuat kemampuan mahasiswa dalam memadukan rasionalitas dan nilai. 

2) Pengalaman Praktek dan Magang 

Selain pendidikan formal, pengalaman langsung di lapangan sangat penting dalam mengembangkan practical value rationality. Melalui magang atau kerja praktik, seorang sarjana dapat menghadapi tantangan nyata yang memerlukan keputusan cepat dan tepat. Dalam situasi ini, mereka belajar bagaimana menavigasi konflik nilai dan kepentingan yang sering kali bertentangan, serta menemukan keseimbangan antara idealisme dan realitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun