Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Situ Tasikardi, Danau Buatan di Banten Lama

18 Oktober 2018   23:15 Diperbarui: 18 Oktober 2018   23:35 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi penikmat traveling jika berkunjung ke kawasan Banten Lama tentunya akan menemukan situs-situs kuno peninggalan masa lalu, seperti Benteng Speelwijk yang merupakan  menara pemantau yang berhadapan ke selat sunda dibangun tahun 1826, reruntuhan Istana Kaibon dan Istana Surosowan yang dibangun tahun 1552, Masjid Agung Banten dan Vihara  Avalokitesvara salah satu vihara tertua di Indonesia yang dibangun abad ke-16.

Di samping obyek wisata berbentuk bangunan tersebut, di sini juga ada situs berupa danau buatan yang merupakan peninggalan masa lalu yang dulu dikenal dengan nama 'Situ Kardi'. Di sekitar danau kini dikembangkan dengan membuat arena bermain dan jogging track untuk mengelilingi situ.

Papan Situ Tasikardi/dokpri
Papan Situ Tasikardi/dokpri
Situ Tasikardi merupakan danau buatan yang dibangun  masa kesultanan Banten saat Maulana Yusuf bertahta tahun 1570-1580. Dulunya danau ini dibuat selain untuk rekreasi keluarga kesultanan juga untuk memasok kebutuhan air ke Keraton Surosowan dan kebutuhan pengairan bagi sawah warga di sekitarnya.

Dasar danau terbuat dari ubin dan batubata. Di sepanjang jalur sekitar 2 (dua) kilometer dari arah keraton hingga danau, di bawah tanah terdapat saluran air berdiameter 2.4 meter yang terbuat dari tanah liat untuk mengalirkan air ke keraton. Sebelum air di alirkan ke keraton air telah disaring (filter) terlebih dahulu. Ini menandakan teknik menyaring air agar menjadi bersih / jernih sudah dikenal sejak lama karena sumber air danau yang berasal dari air hujan dan dari sungai cibanten berwarna keruh.

Areal danau seluas 6 (enam) hektar ini ditengahnya terdapat bangunan berupa pendopo, kolam penampungan dan kamar mandi keluarga yang dulunya menjadi tempat peristirahatan kerabat sultan. Dalam beberapa catatan disebutkan bangunan / pulau ditengah danau merupakan tempat untuk bertafakur atau beribadah. Ada yang menyebut sebagai Pulau Kaputren.

Semoga saja danau yang telah berusia ratusan tahun ini tetap dijaga keasrian dan kelestariannya karena setiap tempat mempunyai kenangan dan sejarahnya tersendiri. Jika dulu danau Tasikardi dinikmati untuk rekreasi sultan dan kerabat raja kini lokasi ini dapat dinikmati untuk wisata masyarakat dan pemancingan warga.

Sekilas catatan perjalanan. Salam Malam Salam 00:00.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun