Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Reruntuhan Keraton Kaibon yang Masih "Utuh"

19 September 2018   23:12 Diperbarui: 20 September 2018   00:02 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dinding gapura keraton/dokpri

Di masa lalu Kerajaan Banten lama memiliki kejayaan  sebelum dihancurkan oleh Belanda. Di kawasan Banten lama terdapat peninggalan masa kejayaan berupa reruntuhan Keraton Kaibon di area hamparan tanah sekitar 4 hektar.

Dalam catatan sejarah, Keraton Kaibon merupakan kompleks bangunan bekas kediaman raja Kesultanan Banten Sultan Syafiudin (1809-1813). Di sini juga tinggal ibunda Sultan Syafiudin, yaitu Ratu Aisyah). Setelah Kesultanan Banten di hapus oleh pemerintah Hindia Belanda tahun 1816, kompleks  Keraton Kaibon kemudian dijadikan pusat pemerintahan Bupati Banten pertama Aria Adi Santika sebagai ganti pemerintahan Kesultanan Banten.

Bangunan keraton/dokpri
Bangunan keraton/dokpri
Tiang reruntuhan keraton/dokpri
Tiang reruntuhan keraton/dokpri
Keraton Kaibon dihancurkan Belanda tahun 1832 karena Sultan Syafiudin menolak meneruskan pembangunan jalan raya Anyer-Panarukan dengan kerja paksa yang banyak mengorbankan rakyat.

Inilah bukti perjuangan bahwa jika raja dan rakyat bersatu tidak mudah di adu domba dan ditindas oleh kolonialisme yang menjajah bumi nusantara. Ibaratnya lebih baik hancur berkalang tanah dari pada harus tunduk diperbudak penjajah.

Setelah Keraton Kaibon dihancurkan oleh penjajahan Hindia Belanda, hingga kini reruntuhannya masih "utuh" walaupun hanya berbentuk rangka, pilar-pilar dan pondasi.

Pilar-pilar keraton/dokpri
Pilar-pilar keraton/dokpri
Dinding gapura keraton/dokpri
Dinding gapura keraton/dokpri
Reruntuhan bekas keraton ini menjadi cagar budaya dan obyek wisata yang menarik karena saat akhir pekan atau hari libur cukup ramai dikunjungi wisatawan.

Bagi wisatawan reruntuhan ini cukup menarik untuk dijadikan tempat duduk bersantai dengan menggelar tikar maupun berfotoria baik selfie atau foto pre wedding. Walaupun hanya berupa reruntuhan tiang, gapura dan dinding batu tetapi lokasi ini mempunyai kesan  monumental, klasik dan artistik.

Semoga saja dengan melihat reruntuhan ini, sejarah dan kebesaran masa lalu tetap diingat dan tidak dilupakan. Berfoto di atas benda cagar budaya bukan hanya sekedar bergaya tetapi juga memahami sejarahnya.

Yuuuk jalan-jalan...

Salam malam. Salam 00.00
Banten Lama, 19 September 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun