Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Hilangnya Jejak Inggris di Benteng Anna, Muko-Muko

26 September 2016   14:15 Diperbarui: 26 September 2016   15:31 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fort Anne atau dikenal dengan nama Benteng Anna merupakan salah satu benteng peninggalan Inggris di pantai barat Sumatera saat tentara Inggris menguasai sebagian kecil nusantara. Benteng lain yang ada di pesisir Samudera Hindia yaitu Benteng Marlborough dan Benteng York, namun yang masih berdiri kokoh hingga kini dan ada catatan sejarahnya tinggal Benteng Marlborough yang berada di pesisir pantai Kota Bengkulu, sedangkan Benteng York dan Benteng Anna hanya tinggal nama.

anna1-jpg-57e8c4b78223bde3101671b7.jpg
anna1-jpg-57e8c4b78223bde3101671b7.jpg
Meriam yang masih tersisa di rerntuhan Bentang Anna
Meriam yang masih tersisa di rerntuhan Bentang Anna
Benteng Anna didirikan oleh kolonial Inggris (East India Company) pada tahun 1798 di selatan sungai Selagan yang berada di kabupaten Muko-Muko. Masa itu benteng ini dipergunakan untuk pertahanan perang dan aktivitas perdagangan hasil bumi. Nama Benteng Anna diambil dari nama seorang bangsawan Keningin Anne van England. Saat ini kondisi Benteng Anna telah rusak alias runtuh dan hanya menyisakan puing-puing akibat tergerus erosi sungai Selagan yang berdekatan dengan pantai maupun akibat ulah tangan jahil manusia. Jangan bandingkan Benteng Anna di Muko-Muko dengan "Fort Anne" yang ada di Canada.

Menurut informasi, tahun 1950-an benteng ini masih ada namun dengan runtuhnya bangunan benteng menyebabkan bentuk asli benteng sudah tidak diketahui lagi wujudnya. Di benteng ini konon terdapat lorong-lorong untuk tempat persembunyian jika diserang musuh. Ada yang menduga-duga bentuk benteng seperti limas, namun hal ini masih memerlukan pembuktian melalui penelitian mendalam mengingat di atasnya telah tertutup rumput yang kontur tanahnya bergelombang.

Sisa pilar yang masih berdiri
Sisa pilar yang masih berdiri
Reruntuhan dinding Benteng Anna
Reruntuhan dinding Benteng Anna
Apabila pengunjung berkeliling di hamparan rumput yang bergelombang ini pengunjung hanya dapat menemukan beberapa serpihan tembok dan reruntuhannya yang sudah tak berwujud dan 2 (dua) buah meriam kuno. Rumput di kawasan benteng terlihat rapi karena setiap bulan ada petugas yang memotong rumputnya.

Di sisi depan terlihat pohon yang cukup rindang yang ditanam atas bantuan dari donatur. Ini terlihat dari nama-nama yang tertera di bawah pohon. Sebagai situs bersejarah idealnya di sekitar Benteng Anna dipasang pagar untuk menjaga kelestariannya. Jangan sampai nanti muncul bangunan liar di atas lokasi situs tersebut. Tempat ini adalah bukti jejak Inggris yang pernah hadir di bumi nusantara.

Untuk mengetahui bentuk aslinya instansi terkait pernah mengadakan sayembara membuat gambar miniatur Benteng Anna tetapi hingga kini belum ada respon dari masyarakat yang mengetahui historinya. Bagi pengunjung yang penasaran ingin mengetahui Benteng Anna, di sisi jalan tertulis papan nama Benteng Anna sebagai cagar budaya yang dilindungi oleh undang-undang.

Namun kenyataannya kondisi benteng rusak tidak terawat dan peninggalan meriam serta pelurunya telah hilang. Di samping itu halaman yang cukup luas dengan hamparan rumput yang hijau, sesekali waktu menjadi tempat bagi nelayan memasang / menjahit jaring ikan, menjemur pakaian dan menjadi tempat bermain serta lalu lalang anak sekolah.

anna2-jpg-57e8c676ad7e619d0f6aa34f.jpg
anna2-jpg-57e8c676ad7e619d0f6aa34f.jpg
Sungai Selagan
Sungai Selagan
Saat mengobrol dengan warga sekitar, ternyata tidak banyak yang memahami jejak sejarah kolonial Inggris dalam membangun Benteng Anna ini. Padahal jika dikelola dengan baik situs ini dapat menjadi obyek penelitian dan wisata sejarah (budaya) penuh edukasi yang dapat menambah pengetahuan dan menjadi potensi pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata mengingat pantai di sekitarnya cukup indah.

Perlu menjadi perhatian bersama dalam menjaga sejarah bangsa, karena Benteng Anna merupakan warisan cagar budaya yang perlu dilestarikan, walaupun pahit rasanya kalau mengingat bangsa kita pernah dijajah bangsa asing dan komoditas rempah hasil buminya diangkut ke luar negeri. Jejak Inggris di Benteng Anna  nyaris musnah, miris rasanya  jika untuk mengetahui arsip peninggalan sejarah masa lalu bangsa sendiri, kita harus pergi ke perpustakaan di luar negeri seperti ke Inggris atau ke Leiden untuk mencarinya.

Sekilas catatan ringan, oleh-oleh perjalanan dari Muko-Muko untuk sobat kompasianer yang senang wisata sejarah. Mari selamatkan aset sejarah bangsa yang nyaris musnah.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun