Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kalau Demo Jangan Bikin Takut Warga

22 Maret 2016   15:33 Diperbarui: 22 Maret 2016   16:02 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

[caption caption="Surat Pemberitahuan Demo"][/caption]

"In, loe lagi di mana?" Tanya seorang sahabat ku via bbm.

"Jakarta!" Jawab ku.

"Iya, Jakartanya dimana?". "Jakarta rusuh loh ada demo sopir taksi dan angkutan umum".

Itulah sepenggal dialog ku dengan seorang sahabat via bbm, pagi tadi.

Pagi ini saat sedang berada di Jakarta, aku berangkat dari kawasan Pancoran menuju arah Pasar Baru Jakarta Pusat. Sopir yang mengantarkan ku melewati jalan alternatif (seperti Tebet), ternyata kondisi di jalan lancar dan aman-aman saja.

Demonstrasi adalah hak warga negara karena diatur dan dibolehkan undang-undang. Sopir angkutan umum konvensional yang berdemo menuntut taksi atau ojek "online" bebas saja menyampaikan aspirasinya. Demonstrasi yang dilarang yaitu bila dilakukan secara anarkis. 

Adanya demo ini seringkali membuat khawatir masyarakat yang memiliki berbagai keperluan keluar rumah, seperti sekolah, kantor, bisnis, urusan keluarga dan berbagai kepentingan lainnya.

Sahabat ku yang tadi berkomunikasi via bbm lalu menginformasikan lokasi-lokasi yang dilalui para pendemo dan mengirim foto surat pengajuan demo kepada polda metro jaya.

Konon kabarnya demo ini melibatkan 10.000 angkutan umum seperti taxi, bajaj dan sebagainya dengan titik-titik konsentrasi massa berkumpul antara lain di terminal kampung melayu, terminal Senin, Kalideres, Tj Priok, Blok M.

Menurut ku masyarakat jangan terlalu parno (kekhawatiran berlebihan) terhadap demo yang sedang  terjadi. Aparat keamanan / kepolisian tentunya sudah dapat mengantisipasi jika terjadi kerusuhan atau kemacetan. 

Sepanjang jalan yang kulalui, ternyata tidak ada kejadian atau kemacetan luar biasa. Bukankah Jakarta memang setiap hari macet...hehe...  Kalau jalan macet cari saja jalan alternatif gitu aja kok repot.

Penggerak berdemo sopir taksi yang mau menyalurkan aspirasi silahkan saja, tetapi jangan membuat takut masyarakat. Kalau dari pengamatan ku sih, sopir taksi yang berdemo cuma jadi alat untuk kepentingan tertentu saja. Bukankah dengan tidak "narik" taksi sehari maka dapur gak ngebul?

Silahkan demo, tapi jangan nakut-nakutin masyarakat. Nyatanya saya lewat Terminal kampung melayu dan Senen, lancar-lancar aja tuh. Katanya yang demo ada 10.000 unit, tapi nyatanya biasa-biasa aja. Nyatanya taksi juga ada yang masih jalan!

Silahkan berdemo tapi jangan bikin takut masyarakat yang mau bepergian.

Sekilas catatan ringan, yuk ah pamit dulu!

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun