Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

 [100Puisi] Buruh Pencakar Langit

24 Februari 2016   23:49 Diperbarui: 25 Februari 2016   00:09 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 [100Puisi] Buruh Pencakar Langit

   

Di balik jendela apartemen 

Menjulang tinggi rumah kaca 

Sosok mungil menggelantung di puncak gedung bertingkat 

 

Tanpa rasa takut 

Sang buruh menyikat kaca

Jengkal demi jengkal agar kilau bercahaya

 

Upah harian tak sebanding

Senyum kecut merinding

 

Pekerja memacu jantung

Pemodal raih untung 

 

Aku merenung

Buruh kecil bertarung

Nyawa disabung

Demi hidup berlangsung

 

Ironi nasib buruh pembersih gedung

Pencakar langit metropolitan

 

Jakarta,, 24 Februari 2016

 

*tulisan ini terinspirasi saat melihat buruh membersihkan kaca luar sebuah gedung bertingkat.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun