Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Nonton Gajah Mandi di Pusat Konservasi Way Kambas

20 Februari 2016   13:10 Diperbarui: 20 Februari 2016   23:28 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

[caption caption="gajah mandi"][/caption] 

 

Way Kambas merupakan taman nasional yang luas arealnya mencapai lebih 125.000 hektar. Saat memasuki kawasan ini sinyal hape sudah tidak ada. Di kawasan hutan ini terdapat pusat konservasi gajah dan badak Sumatera. Informasi dari jagawana, di tempat ini sesekali masih terlihat harimau keluar dari hutan.

[caption caption="Kantor pusat konservasi way kambas"]

[/caption]Saat ini populasi gajah Sumatera sudah semakin berkurang sehingga keberadaannya harus dilindungi. Menurut catatan Internatonal Union for Conservation of Nature (IUCN) gajah di Sumatera diklasifikasikan sebagai spesies terancam.

Ciri khas gajah Sumatera berbeda dengan gajah di negara lain. Gajah sumatera secara umum mempunyai ciri badan gemuk dan lebar dengan berat badan gajah dewasa mencapai 3.500-5.000 kilogram, di ujung belalai memiliki satu bibir, kaki depan memiliki 5 kuku sedangkan kaki belakang memiliki 4 kuku. Gajah dari benua afrika ukurannya jauh lebih besar dengan tinggi dapat mencapai 3-4 meter dan berat 7.000 kg. 

Memori atau daya ingat gajah sangat kuat, bila ada manusia yang menyakitinya atau berbuat jahat akan selalu diingat, demikian pula jika ada yang berbuat baik akan diingat oleh gajah. Jadi kalau berkunjung ke kebun binatang atau ke tempat wisata yang ada gajahnya, jangan lupa membawakan sekedar makanan ringan seperti pisang atau kacang.

Di Way Kambas selain sebagai tempat konservasi gajah, pengunjung juga dapat menonton hiburan atraksi gajah pada hari libur.Hiburan yang dapat dilihat yaitu gajah menari, main bola, mengalungkan bunga, salam hormat dan sebagainya. Gajah yang dipergunakan untuk atraksi rata-rata berusia 5-15 tahun. Pawang untuk pelatihan gajah satu orang pawang menangani satu gajah.

[caption caption="kolam minum gajah"]

[/caption]Gajah mengkonsumsi makanan bisa sampai 200 kilogram perharinya. Jadi gajah makan kira-kira 10% dari berat tubuhnya. Untuk air minum gajah, dipusat konservasi ini disediakan kolam buatan untuk minum gajah yang terpisah dengan tempat mandi.

[caption caption="gajah sebelum mandi"]

[/caption]

[caption caption="Gajah sesudah mandi"]

[/caption]Di konservasi gajah Way Kambas beberapa tahun lalu pernah lahir bayi gajah kembar, namun usianya tidak bertahan lama alias mati! Berat bayi gajah yang baru lahir dapat mencapai 80 kg, namun dengan rentang waktu 1,5 jam setelah lahir anak gajah bisa langsung jalan. Gajah melahirkan 4 tahun sekali dalam usia 10-12 tahun. Masa birahi kawin binatang gajah yaitu di awal musim kemarau, dan akan melahirkan setelah 22 bulan dalam kandungan. Di konservasi ini juga ada rumah sakit gajah untuk mengobati, merawat dan menjaga kesehatan gajah. 

Gajah yang ada di taman wisata / kebun binatang atau di seluruh Indonesia didatangkan dari Way Kambas. Gajah sejatinya merupakan hewan yang ramah. Ingat saja kisah di majalah Bobo yang menggambarkan Bona gajah kecil berbelalai panjang yang sangat baik dan bersahabat. Gajah sering marah dan mengamuk karena habitatnya diganggu dan dirusak oleh manusia!

Hewan gajah sesungguhnya sangat bermanfaat bagi manusia. Gajah dapat membantu menanggulangi kebakaran hutan maupun membantu membawa pipa-pipa besar untuk membuat saluran air.

Untuk menangkap dan melatih gajah liar tidak cukup hanya dengan mengandalkan ketrampilan pawang, tetapi juga memakai kekuatan lain seperti menggunakan sesaji dan upacara ritual. Gajah liar biasanya dijerat menggunakan tali rotan, lalu digiring kearah tempat pelatihan. Ada juga yang ditangkap dengan menggunakan senjata ditembak dengan senapan bius.

[caption caption="tulang punggung gajah"]

[/caption]

[caption caption="kerangka gajah"]

[/caption]

[caption caption="kerangka tulang gajah"]

[/caption]Bagi wisatawan yang mengunjungi pusat konservasi ini, di salah satu ruangan visitor centre pengunjung dapat melihat rangka tulang gajah asli yang dirangkai kembali. Rangka ini disusun sesuai bentuk dan ukuran asli gajah. Hanya gadingnya saja yang bukan gading asli!

Sekilas tulisan ringan. Met wiken.

Way Kambas, Februari 2016

*foto dokpri dijepret dari hape

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun