Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Lagi Ada Supersemar

13 Agustus 2015   00:00 Diperbarui: 13 Agustus 2015   00:00 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cukup kita belajar dari kasus Yayasan Supersemar, jangan sampai ada Supergareng, Superpetruk, ataupun Superbagong. Kalau BUMN ingin memberi bea siswa untuk mencerdaskan bangsanya, salurkan saja dana melalui institusi publik yang statusnya jelas. Uang kekayaan negara 'sumbangan' dari BUMN, seharusnya dikelola institusi yang jelas dan dapat diperiksa maupun diawasi oleh auditor negara.

Melihat cara dalam mengelola keuangan negara di masa lalu, saya hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala. Kita perlu mencontoh Semar, sebagaimana tokoh dalam pewayangan yang dapat menghibur dan bijak dalam memberi nasehat.

Tangan kirinya selalu menunjuk keatas yang maknanya agar manusia selalu ingat nilai-nilai Ketuhanan. Adapun tangan kanan selalu berada di belakang yang maknanya agar manusia menyembunyikan kelebihan dan kebaikan yang dimilikinya.

Becermin dari kasus penyimpangan di Yayasan Supersemar, mari kita menjadi SEMAR. Mesem ing Samar. 

Sekilas tulisan ringan. Salam malam. Salam kompasiana!

*foto google images

 

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun