Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenang Pidato Bung Karno, Menjelang Peringatan Konferensi Asia-Afrika

1 April 2015   14:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:41 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenang Pidato Bung Karno, Menjelang Peringatan Konferensi Asia-Afrika

Kota Bandung pernah menjadi tuan rumah Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada tahun 1955. Konferensi yang dihadiri oleh para tokoh (pemimpin) negara Asia dan Afrika tersebut menggema ke seluruh dunia. Isu yang diangkat yaitu membangun solidaritas Asia Afrika dan cita-cita bersama melawan kolonialisme. Dalam pembukaan KAA Presiden Sukarno berpidato berjudul: “ Let a New Asia And a New A Africa be Born” (Mari kita lahirkan Asia Baru dan Afrika Baru).

Konferensi ini mengubah pandangan dunia, bahwa di dunia ini selain ada kubu Amerika Serikat dan kubu Uni Soviet masih ada kelompok dunia ketiga yaitu “non-Aligned”, setelah sebelumnya hanya dikenal adanya dua kiblat seperti; blok barat dan blok timur. Washington versus Moskwa!

Saat pembukaan KAA di Bandung tahun 1955 ketika para delegasi berjalan dari hotel menuju tempat konferensi dikenal dengan nama The Bandung Walks atau “Langkah Bersejarah”. KAA dalam sidangnya melahirkan deklarasi yang disebut sebagai Dasasila Bandung yaitu pernyataan politik berisi prinsip-prinsip dasar dalam usahamemajukan perdamaian dan kerjasama dunia.

Kini dalam rangka peringatan KAA ke-60 (21-24 April 2015) kota Bandung bebenah karena akan dikunjungi kembali oleh negara-negara peserta konferensi pada tanggal 24 April 2015. Dijadwalkan para Kepala Negara hadir dalam acara peringatan KAA yang diselenggarakan di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung. Sebelumnya Gedung Merdeka bernama “GedungConcordia” dan Jalan Asia Afrika bernama Jalan Raya Timur, yang menjelang diadakannya KAA tahun 1955 nama tersebut diusulkan untuk diganti sehingga dikenal seperti nama saat ini.

Mengenang KAA, kita tidak akan pernah melupakan Pidato Bung Karno tahun 1955 yang penuh semangat, seperti yang terdapat dalam kumpulan mutiara amanat Bung Karno:

We are often told "Colonialism is dead". Let us not be deceived or even soothed by that. I say to you, colonialism is not yet dead. How can we say it is dead, so long as vast areas of Asia and Africa are un-free. And I beg of you do not think of colonialism only in the classic form which we of Indonesia, and our brothers in different parts of Asia and Africa knew, colonialism has also its modern dress, in the form of economic control, intellectual control, actual physical control a small, but aliencommunity within a nation. It is a skillfull and determined enemy, and it appears in many guises. It does not give up its loot easily, wherever, whenever and however-it-appears, colonialism is an evil thing, and one must be eradicated from the earth.

Semoga peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 bukan hanya sekedar upacara seremonial semata, tetapi dapat membangkitkan semangat bangsa-bangsa Asia Afrika yang semakin mandiri dan maju dari sisi ekonomi!

Salam kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun