Mohon tunggu...
Indica Yona Okyranida
Indica Yona Okyranida Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Indraprasta PGRI

Pendidikan, Teknologi, dan Media Pembelajaran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi dan Penerapan Canting Batik Berbasis Sensor Suhu oleh Dosen Universitas Indraprasta PGRI

27 Agustus 2023   09:50 Diperbarui: 27 Agustus 2023   09:55 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Abdimas Bersama Pembatik UMKM Kawis (Dokpri)

Batik adalah seni tradisional membuat tekstil yang berasal dari Indonesia dan juga dipraktikkan di negara lain termasuk Malaysia, Thailand, dan negara bagian Afrika. Teknik ini melibatkan penggunaan lilin dan pewarna untuk menciptakan pola-pola rumit pada kain. Lilin diaplikasikan pada kain menggunakan berbagai alat seperti canting dan cap.

Batik dikenal dengan desain-desain yang berwarna-warni dan rumit, yang dapat mencakup dari motif-motif tradisional hingga pola-pola modern dan abstrak. Di Indonesia setiap daerah memiliki ciri khas motif batik yang berbeda-beda sesuai dengan simbol daerah yang dapat menjadi ciri khas. Batik digunakan untuk membuat berbagai produk termasuk pakaian, aksesoris, perabotan rumah, dan karya seni. Batik sering digunakan Masyarakat Indonesia dalam acara upacara adat dan acara resmi lainnya.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI telah melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan pada 18 Agustus 2023 dengan mengenalkan canting batik berbasis sensor suhu dengan tujuan memberikan kemudahan para pembatik untuk menghasilkan batik secara maksimal dengan waktu yang lebih cepat. Keunggulan canting listrik berbasis sensor suhu dapat meminimalisir tumpahnya malam karena suhu yang diatur dalam canting dapat membuat malam mencair secara sempurna. Selain itu, dapat menghemat biaya pembuatan batik dengan tidak perlu penggunaan kompor baik kompor listrik, kompor gas, ataupun kompor minyak.

Canting elektrik berbasis sensor suhu dengan desain seperti memegang pulpen dapat memudahkan para pembatik pemula untuk belajar membatik tanpa takut untuk terkena tetesan dari malam. Desain canting yang dibuat simpel juga memudahkan para pembatik pemula untuk menggerakkan canting dengan mudah sehingga lebih cepat bisa. Dengan adanya canting batik berbasis sensor suhu dapat menarik minat banyak kalangan untuk belajar membatik guna untuk melestarikan batik Indonesia.

Pengenalan Canting Berbasis Sensor Suhu  (Dokpri)
Pengenalan Canting Berbasis Sensor Suhu  (Dokpri)

Pemateri sensor Bapak Muhammad Yusuf, S.Pd. yang merupakan Laboran Pendidikan Fisika Universitas Indraprasta PGRI yang sangat kompeten di bidang sensor sehingga mampu mengemas materi dengan sangat baik. Acara berlangsung dengan baik dan lancar, canting berbasis sensor suhu diterima dengan baik oleh para pembatik.

Para Pembatik Mencoba Canting Berbasis Sensor Suhu  (Dokpri)
Para Pembatik Mencoba Canting Berbasis Sensor Suhu  (Dokpri)

Antusias Para Pembatik Menggunakan Canting Berbasis Sensor Suhu dan canting listrik  (Dokpri)
Antusias Para Pembatik Menggunakan Canting Berbasis Sensor Suhu dan canting listrik  (Dokpri)

Antusias para pembatik dalam kegiatan pengenalan canting berbasis sensor suhu sangatlah baik, canting model baru dengan desain yang dibuat sesuai kebutuhan para pembatik. Oleh karena itu batik tulis Indonesia harus dilestarikan dengan memperbanyak anak muda yang belajar membatik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun