Di  tahun ini
halo, aku salah satu debu semesta
makhluk kecil, yang berdiri dan mencoba bertahan di atas para bahu raksasa
yang selalu menatap langit malam dengan kerlap-kerlip bintangnya
yang menunggu harumnya bumi saat rintik hujan tiba
Adakah yang sama sepertiku?
Mungkin sajakku tidak akan menggema layaknya Wiji Tukul,
tidak se puitis Chairil Anwar, atau
se abadi Sapardi
Di tahun ini,
siapapun kamu yang mendengar ocehanku
tidak boleh merasa sendiri,
tidak boleh menunduk dengan sepinya hati
Aku ada, namun tidak berlipat ganda,
yang mendarah tapi tidak ingin mengalir dari luka,
sering mencintai tapi tidak dengan sederhana.
Bagaimana perasaanmu?
***
Nada Sepi
Dalam sayup hening terdengar
nyanyian kesepian
di bawah lentera redup
di atas ranjang sederhana
Kau menatap lukisan tembok
dan bayang-bayang kelaparan
tanpa takut mati di hadapan Tuhan
Takkan ada iba
Kau turun dengan gemetar jiwa
mengeluh kembali
bersenandung nada kesepian lagi
Kau menginjak lantai, tegap
leburlah rasa tanpa tatap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H