Mohon tunggu...
Indi Ardila
Indi Ardila Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Tidur

Bukan apa dan siapa, tidak sekedar apalagi sebagai.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Usang

27 Oktober 2022   11:05 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:25 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah malam yang kesekian

Begitu usang kutanggung sebuah penantian

Diam di sela angin yang bungkam

Memejam mata dan kurasakan malam yang kian mencekam

Sepertinya luka ini takkan pernah tersulam

Terlalu dalam kau goreskan di hati kelam

Oh hati, dan sang pemilik hati

Di manakah engkau kini bersemayam

Ku coba menuliskan beberapa aksara

Menggumpal menjadi bait-bait kata

Yang akan ku jadikan kalimat menyapa

Tentang rindu, cinta, dan kisah kita

Cobalah kau baca tiap kata yang kubuat ini

Lalu di tengah malam kau akan melihat

Kehadiranku yang begitu nyata

serasa menyapa, lembut, hangat dan menyatu dalam perasaan

Tapi hadirku akan kau hiraukan

Karena dalam sekejap waktu akan menyadarkan, bahwa bukan lagi aku yang ada dalam ingatanmu

Melainkan bunga baru yang belum lama kau petik di taman

Tapi tetap ku ucapkan selamat malam, lewat desis angin yang kan menujumu, sebagai akhir kata yang kuberikan. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun