Sudah malam yang kesekian
Begitu usang kutanggung sebuah penantian
Diam di sela angin yang bungkam
Memejam mata dan kurasakan malam yang kian mencekam
Sepertinya luka ini takkan pernah tersulam
Terlalu dalam kau goreskan di hati kelam
Oh hati, dan sang pemilik hati
Di manakah engkau kini bersemayam
Ku coba menuliskan beberapa aksara
Menggumpal menjadi bait-bait kata
Yang akan ku jadikan kalimat menyapa
Tentang rindu, cinta, dan kisah kita
Cobalah kau baca tiap kata yang kubuat ini
Lalu di tengah malam kau akan melihat
Kehadiranku yang begitu nyata
serasa menyapa, lembut, hangat dan menyatu dalam perasaan
Tapi hadirku akan kau hiraukan
Karena dalam sekejap waktu akan menyadarkan, bahwa bukan lagi aku yang ada dalam ingatanmu
Melainkan bunga baru yang belum lama kau petik di taman
Tapi tetap ku ucapkan selamat malam, lewat desis angin yang kan menujumu, sebagai akhir kata yang kuberikan.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H