Mohon tunggu...
Indi Diana Fakhriya
Indi Diana Fakhriya Mohon Tunggu... Lainnya - Halo, saya mahasiswa!
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lets do it!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hindari Anxiety, Sayangi Diri Sendiri

30 Maret 2021   14:38 Diperbarui: 30 Maret 2021   14:43 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan mencemaskan sesuatu yang tidak perlu, sehat mahal tau.

Manusia selalu berusaha untuk terlihat baik di mata orang lain. Kerap kali ia mendengarkan semua ucapan orang lain yang mana tak semua perlu di dengarkan. Tak jarang pula ia takut jika dirinya tidak diterima oleh orang-orang disekitarnya. Apalagi yang biasa berkawan dengan sosial media. Ketika mengunggah satu foto misal di aplikasi instagram, ia akan menaruh harapan secara tidak langsung kepada orang lain. 

Ia ingin mendapat komentar "Wah, cantik sekali" atau "Keren, fotomu tidak pernah gagal!" dan hal-hal yang terlihat indah lainnya. Tak jarang ketika melihat orang lain yang di senangi banyak orang, ia akan berusaha menjadi seperti orang tersebut. Perasaan ini memang tidak bisa di tolak. Mengakui atau tidak hal ini jelas terlihat. Tentu anda sudah tahu bahwa semua ini tidak sehat untuk keadaan mental anda. Tapi mengapa masih dilakukan? Tahukah anda bahwa hal ini dapat menyeret anda kepada penyakit  yang serius?

Rasa Cemas Berlebih

Ketika menghadapi sesuatu yang menegangkan kemudian muncul rasa cemas adalah hal yang wajar. Tapi rasa cemas yang dimaksud dalam hal ini adalah ketika merasakan cemas dan khawatir secara berlebih tanpa alasan yang jelas dan tidak masuk akal.  Rasa cemas dan khawatir yang berlebih disebut anxiety. Dewasa ini, tidak sedikit kita temui orang yang mengeluh karena merasakan gejala anxiety. 

Bahkan memiliki anxiety telah dipandang wajar dan memang dimiliki oleh setiap orang. Memang benar setiap orang mempunyai rasa cemas bahkan tidak normal jika seseorang tidak memiliki rasa cemas. Akan tetapi, rasa cemas ini berada di titik normal dan akan mereda jika telah berlalu. Berbeda dengan orang anxiety rasa cemas muncul secara berlebihan bahkan sering tanpa di ikuti dengan alasan yang jelas. 

Mencemaskan sesuatu tidak terlepas dari pikiran-pikiran yang mengganggu. Remaja saat ini seringkali di rundung dengan kecemasannya sendiri. Ketakutan yang sering dipikirkan adalah takut jika ia tidak disenangi orang lain, takut jika tidak memiliki teman, takut jika ia tidak diterima oleh orang-orang di sekitarnya, dan ketakutan tidak masuk akal lainnya. 

Wajar saja ketakutan ini muncul dalam diri remaja atau seseorang, tetapi tidak untuk beraksi yang tidak masuk akal. Sejauh ini banyak saya temui di sosial media orang-orang yang senang melakukan 'self-harm' atau menyakiti diri sendiri.  Mulai dari memukul, menusuk kulit dengan benda tajam, bahkan hingga bunuh diri. Hal ini tentu tidak dibenarkan.

Rasa cemas yang berlebihan tanpa alasan yang jelas dapat berujung pada terganggunya kesehatan mental seseorang. Hal ini merupakan dampak yang serius. Jika sudah mulai dirasa mengalami gangguan kecemasan, terdapat beberapa hal untuk mengatasinya. Seperti tidur dengan waktu yang cukup, mengonsumsi makanan yang sehat, rutin berolahraga,berjemur, melakukan hal yang disukai, berpikir positif, berusaha mengatakan apa yang anda rasakan kepada orang terdekat, dan hal menenangkan lainnya. 

Ketika rasa cemas berlebih sudah mengikis kesehatan mental, maka telah memasuki jenjang serius. Hal ini dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, depresi, dan bahaya lainnya. Seseorang dengan gangguan kejiwaan akan mengalami perubahan pada pikiran, sikap, perilaku, dan perasaan yang menyebabkan penderitaan pada orang yang mengalami dan gangguan fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Dominan organ yang terganggu adalah otak. Jika sudah begini bagaimana mengatasinya?

Transcranial Magnetic Stimulation (TMS)

Di dalam otak, terdapat sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi manusia termasuk pikiran, sikap, perasaan, dan perilaku. Seseorang yang mengalami gangguan kejiwaan berhubungan dengan sistem saraf pada otak. Terdapat gangguan saraf pada otak mengakibatkan perubahan-perubahan dalam jiwa manusia. Karena penyebab utama dari gangguan jiwa adalah otak maka berbagai pengobatan atau terapi untuk gangguan jiwa diarahkan juga ke otak. Salah satu terapi saraf yang cukup terkenal adalah terapi Transcranial Magnetic Stimulation atau biasa disebut TMS.

TMS adalah alat medis yang tidak menggunakan tindakan bedah (non invasife) yang dapat digunakan baik sebagai alat bantu diagnostik maupun sebagai alat terapi gangguan susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi.  Cara kerja TMS dengan memberikan stimulus gelombang elektromagnetis pda sel saraf otak agar dapat bekerja lebih baik. 

Alat ini menggunakan induksi elektromagnetik yang dapat menembus kulit, tulang, serta otot sehingga dapat mencapai sasaran yang dituju. TMS bermanfaat untuk gangguan kejiwaan seperti depresi, cemas berlebih (anxiety), penyakit saraf, dan lain-lain. Efek samping dari TMS dapat timbul sakit kepala, mual, dan mengantuk. Namun hal ini hanya bersifat sementara. Untuk biaya satu kali terapi TMS bisa mencapai Rp. 400.000,- cukup mahal bukan? Yuk jaga kesehatan!

Teruntuk anda, tidak perlu mencemaskan sesuatu yang tidak penting dengan berlebihan. Anda hidup di dunia tidak untuk menyenangkan semua orang. Kebahagiaan orang lain bukanlah menjadi tanggung jawab anda. Begitu pula bahagia anda juga bukan tanggung jawab orang lain. Tidak semua ucapan orang lain harus anda dengar dan lakukan. Hidup itu pilihan. Silahkan memilih dan memilah mana yang memang terbaik untuk hidup anda. Jangan menjadi orang lain agar disenangi orang lain.

Semoga bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun