Mohon tunggu...
Tri Indri Yanti
Tri Indri Yanti Mohon Tunggu... -

Live is never flat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seni yang Estetis = Kreativitas?

6 November 2010   05:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:49 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seni dan estetika merupakan satu kesatuanyang harmonis membentuk berbagai macam bentuk individu yang khas dan unik. Semua manusia dapat mengekspresikan dirinya melaluiseni dan estetika. Seni merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan peradaban manusia, begitu juga estetika yang saling berkaitan dengan kehidupan masyarakat, dimana keduanya dapat dijadikan ajang untuk merepresentasikan kehidupan pribadi manusia dalam masyarakat.

Kata seni dan estetika mungkin bukan hal yang asing lagi di telinga kita, apalagi kita hidup disebuah Negara yang universal, terdiri dari berbagai macam suku, budaya dan adat istiadat yang sangat beragam yang memungkinkankita hidup di lingkungan peradaban dunia yang masing- masing memiliki keindahan tersendiri. Lingkungan budaya yang beragam tersebut memiliki sifat yang khas dan tentunya memiliki nilai seni dan estetika yang sangat indah dan secara dinamis menyatu dalam berbagai dimensi,baik dimensi visual, audio, maupun audio visual.

Lalu, apakah arti seni itu sendiri? Bagaimana pula dengan estetika? Seperti kita ketahui, seni merupakan hal yang dinamis dan indah yang terbentuk sesuai dengan taste atau selera dari masing- masing individu. Seni juga terbentuk sesuai dengan pengalaman dan imajinasi alam fikiran manusia untuk mengekspresikan diri baik dalam bidang seni musik, seni rupa, seni gerak lagu, maupun bidang seni yang lain. Sebagai individu, manusia juga mempunyai nilai estetika. Estetika merupakan bagian dari unsure seni yang beragam jenis dan pandangan. Estetika sendiri mempunysi unsur- unsur keindahan dimana keindahan itu menjadi daya tarik bagi orang lain. Dari tingginya seni dan estetika itu maka akan tercipta suatu kreativitas yang tinggi dari setiap individu.

Seperti kita ketahui seni dan estetika itu saling berkaitan, baik dalam individu maupun dalam masyarakat. Seni tidak mengenal umur, tingkatan sosial, maupun latar belakang pendidikan, semuanya sama baik anak- anak, remaja, dewasa, bahkan para lanjut usia. Mereka mempunyai pandangan tersendiri tentang seni dan estetika yang berperan dalam kehidupan mereka. Bagi saya sendiri seni merupakan sesuatu yang indah, namun sulit untuk mengolahnya menjadi lebih hidup, seakan taste seni yang saya punya terasa datar dan kurang berkembang. Hal ini mungkin di sebabkan oleh pemahaman seni yang minim dan kurang adanya motivasi untuk melakukan suatu kegiatan yang banyak mengandung unsur seni. Faktor penyebab lainnya bias juga dari segi internal maupun eksternal pribadi saya sendiri. Dari segi internal, saya merasa di dalam diri saya kurang ada motivasi atau keinginan untuk menikmati ataupun melakukan kegiatan yang berhubungan dengan seni, saya lebih memilih kegiatan lain seperti olahraga, jalan- jalan ataupun sekedar kumpul- kumpul dengan teman. Disamping itu, menurut saya faktor eksternal sebetulnya lebih dominan mempengaruhi kreativitas maupun motivasi dalam bidang seni. Seperti halnya faktor lingkungan di dalam keluarga saya yang sebagian besar kurang menyukai seni. Mungkin kalau saja lingkungan keluarga saya banyak yang menyukai seni, saya akan menerimanya sebagai suatu pembiasaan dalam keluarga saya sehingga saya juga akan mengikutinya, namun pada kenyataannya tidak seperti itu. Padahal di dalam dunia seni banyak inspirasi untuk menciptakan kreativitas yang sangat bermanfaat dalam menjaga keseimbangan kehidupan. Faktor eksternal lainnya mungkin karena peran seni estetika itu sedikit terabaikan dalam kehidupan masyarakat kita,sehingga kreativitas juga seakan sedikit berkembang. Apalagi dalam jenjang sekolah- sekolah formal seni itu masih tergolong pembelajaran yang tidak masuk ke dalam tujuan pokok pendidikan. Hal ini bisa disebabkan karena pemahaman tetnatang IPTEK lebih diprioritaskan sehingga unsur- unsur seni terabaikan.

Lebih lanjut lagi, pengenalan seni terhadap individu hendaknya dilakukan sejak dini agar tiap individu mempunyai taste seni dan estetika dalam membangkitkan kreativitas. Hal ini bisa dilakukan dari segi pendidikan, misalnya pelajaran seni di sekolah dasar lebih dikhususkan lagi, diperbanyak pembinaan dalam bakat seni dan kreativitas yang banyak dimiliki oleh individu, dan yang paling utama adalah paradigm tentang seni itu hendaknya lebih nyata dan di fokuskan lagi demi terbentuknya masyarakat seni yang kreatif dan mempunyai estetika tinggi.

Dengan semakin berkembangnya jaman yang lebih modern dan mendunia, seni dan estetika juga semakin beragam. Keberagaman itu misalnya dilihat dari genre musik, kreativitas dalam seni rupa, dan improvisasi dalam seni gerak tari yang juga ikut berkembang pesat. Pemahaman tentang seni dan estetika juga harus ditingkatkan demi terciptanya kreativitas dalam berbagai hal, apalagi kita hidup di lingkungan Negara yang mempunyai kebudayaan beragam yang memungkinkan berkembangnya seni dengan pesat tanpa melanggar norma peradaban dan khasanah budaya bangsa kita sendiri, sehingga diharapkan keseimbangan kehidupan yang harmonis akan tercipta dalam masyarakat dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun