Mohon tunggu...
Ilva Nengsih
Ilva Nengsih Mohon Tunggu... Freelancer - writer

full time mommy

Selanjutnya

Tutup

Diary

Minyak Goreng Murah Hak Siapa?

17 Maret 2022   16:42 Diperbarui: 17 Maret 2022   22:30 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita pagi ini benar-benar menguras emosi jiwa raga nih! Marah, sedih, kesal campur aduk. Berawal dari rutinitas pagi ditukang sayur keliling, pergosipan Ibu-Ibu pagi ini nggak jauh-jauh dari harga minyak goreng yang meroket.

Nggak lama datanglah Bu RT pake motor PCX keluaran terbaru, biasanya setauku Bu RT kalau ketukang sayur itu sebelun berangkat kerja, full ootd ala wanita-wanita karir umur empat puluhan dan makeup bold. Tapi kali ini Bu RT cuma dasteran dan tanpa make up.

Kedatangan Bu RT seperti biasa selalu menghidupkan suasana, Bu RT tuh kayak queen bee nya Ibu-Ibu sekomplek. Aku cuma negur pake senyum aja karna kebetulan aku tetanggaan ama Bu RT, Bu RT balas senyum sumringah.

Nah aku lanjut belanja, sambil sesekali nguping kepo, ni Ibu-Ibu lagi pada ngomongin apaan. Sampai dititik telingaku menangkap minyak goreng subsidi, makin kepo deh ni jiwa emak-emak. Tapi seketika kekepoanku berganti rasa tidak percaya ketika Bu RT mengumumkan dengan suara lumayan kencang.

" Sebentar Ibu-Ibu, yang mau nitip Saya beli minyak goreng curah dengan harga normal boleh japri wa ya, tadi Saya sudah pesan sama tukang warung yang ngontrak dikios Saya, pokoknya dijamin murah, stok nggak banyak ya Bu-ibu"

"WHAT!?, minyak goreng curah? yang disubsidi itu?" Seketika hatiku berteriak meronta-ronta. Apa kabar tukang gorengan, gimana dengan tukang ayam goreng gerobakan?! Kalau stok minyak goreng curah diwarung diembat Ibu-Ibu komplek, yang kuyakin sebagian mampu bikin bala-bala pake minyak zaitun, masih mahalan secangkir starbuck ketimbang minyak goreng woi!!.

Tapi aku teriak beraninya dalam hati aja, karna status masih penghuni baru dikomplek, kebetulan komplek tempat tinggalku ini ada banyak cluster, dan rata-rata penghuninya kelas menengah. Ya nggak tajir-tajir amat, tapi mampulah nongkrong di solaria tiap weekend.

Nah kebetulan disebelah tukang sayur, ada tukang bubur ayam juga, dengar pengumuman Bu RT buru-buru deh tu nyamperin. Nggak tanggung-tangung langsung mesen lima kilo, katanya dia kalau siang dagang telur gulung depan sekolahan. Eh ujuk-ujuk ternyata pake batas maksimal juga dong. Karna kata Bu RT udah over limit yang mesen.

Makin meronta-ronta jiwa ini, berarti banyak yang mesen dong, dan pastinya circle Bu RT ga jauh beda lah ama dia, kemana-mana naik mobil, pakai barang-barang mahal. 

Dan tanpa segan-segan Bu RT kembali menyemangati Ibu-Ibu lain dengan slogan emak-emak pemburu diskonan " Harus pinter-pinter atur keuangan ya kan Ibu-Ibu, harus hemat. Kalau ada yang murah ngapain beli yang mahal"

Makin istighfar nih dalam hati, kenapa sih ga ada yang mau ngalah sama tukang bubur!  kesal, sedih, campur aduk rasanya ni hati. Sampai rumahpun masih kepikiran manusia makin lama makin hilang sisi kemanusiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun