Kasus positif Corona (COVID-19) di Indonesia mencapai 8.607 kasus. Kasus COVID-19 menyebar di 34 provinsi dengan kasus terbanyak di DKI Jakarta.
Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus COVID-19 pada Senin 2 Maret 2019. Saat itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan ada dua orang Indonesia positif terjangkit virus Corona yakni perempuan berusia 31 tahun dan ibu berusia 64 tahun. Domisili di Depok, dan orang Kristen.
Kasus pertama tersebut diduga berawal dari pertemuan perempuan 31 tahun itu dengan WN Jepang yang masuk ke wilayah Indonesia. Pertemuan terjadi di sebuah klub dansa di Jakarta pada 14 Februari.
Mitos Indonesia 'kebal' Corona pun patah.
Bahkan salah satu Gembala Sidang salah satu Sinode cukup besar pun seperti putus asa dan kehilangan focus semangat sola Scriptura disebabkan hampir bersamaan meninggalnya puluhan pendeta secondline gereja tersebut karena terpapar virus C19 setelah dilaksanakannya pertemuan sehingga selaku pemimpin sidang melakukan propetik menghadik virus C19 Saat itu setidaknya sudah ada 50 negara yang sudah mengkonfirmasi memiliki kasus COVID-19. China sendiri melaporkan ke WHO mengenai adanya beberapa kasus pneumonia aneh di Wuhan pada Desember 2019.
Sudah 2 tahun pandemi covid 19 ada bersama kita.
Jumlah kematian akibat COVID-19 secara global sepanjang pekan ketiga Agustus total mencapai 68.339. Indonesia mencatat kematian tertinggi di dunia selama 16-22 Agustus lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Pembaruan Epidemiologi Mingguan COVID-19 yang terbit Selasa (24/8) melaporkan, jumlah kematian sepanjang pekan ketiga Agustus naik 1% dibanding minggu sebelumnya.
Kebijakan pemerintah untuk melindungi warga negaranya dalam penanganan pandemi covid C19 dalam bentuk satgas covid 19 untuk menyamakan kegerakan penerapan protokol kesehatan yang wajib dipatuhi, tindakan pengobatan sampai kepemakaman dan saat ini vaksinasi sudah all out menggelontorkan anggaran belanja negara triliunan rupiah.
Inilah momentum bagi gereja lakukan kegerakan REFORMED dalam Diakonia (gereja sebagai rumah pembendahara Tuhan) bagi jemaat NYA terlebih bagi jiwa jiwa yang terdampak langsung pandemi C19 (di PHK, mata pencaharian usaha bangkrut total,dan lain sebagainya) yang bisa jadi selama ini Diakonia yang dilakukan tidak sampai menghabiskan anggaran kas gereja.
Aktualisasi kegerakan Diakonia dimaksud sebagai Hamba Tuhan harus peka suara Tuhan, sehingga tidak harus menunggu kebijakan penatua dan para pengurus gereja dalam hal kegerakan aksi Diakonia dan juga tidak perlu membawa bendera gereja/denominasi dalam kegerakan Diakonia.Â