Mohon tunggu...
Independent News
Independent News Mohon Tunggu... Jurnalis - Independent

RACHMAD YULIADI NASIR, Jurnalis INDEPENDENT, WhatsApp +628887211300 IG @rachmadyuliadinasir

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pelestarian Taman Nasional Gunung Leuser

22 Februari 2021   16:14 Diperbarui: 23 Februari 2021   00:32 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA-Independent, Sungguh beruntung di daerah Aceh terdapat sebuah Taman Nasional.

Kita ketahui Taman Nasional ini bernama Taman Nasional Gunung Leuser.

Dimana Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) berbatasan antara Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara.

Ada 2/3 bagian TNGL masuk wilayah Aceh dan 1/3 bagian TNGL masuk wilayah Sumatera Utara.

Untuk kantor pusat Balai Besar TNGL terletak di Medan Sumatera Utara.

Plang logo TNGL (doc Rachmad Yuliadi Nasir/Istimewa)
Plang logo TNGL (doc Rachmad Yuliadi Nasir/Istimewa)
Terhitung Selasa, 16 Februari 2021, secara resmi telah dilakukan pemindahan kantor lama Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) dari Medan ke Banda Aceh.

Pembukaan kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Banda Aceh yang ditandai dengan penarikan tirai papan nama Kantor Balai Besar TNGL.

Selain itu juga ada penandatanganan prasasti yang dilakukan secara bersama-sama Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Bapak Dedi Mulyadi dan Dirjen KSDAE- Kementerian LHK, Ir. Wiratno, MSc.

Kepindahan operasional kantor Balai Besar TNGL ke Banda Aceh sebagai upaya Balai Besar TNGL untuk berperan lebih besar di dalam penanganan isu-isu strategis perlindungan dan pengawetan keanekaragaman hayati.

Peningkatan efektifitas pengelolaan kawasan TNGL yang hampir 2/3 bagian dari luas kawasannya berada di Provinsi Aceh.

Serta untuk meningkatkan koordinasi dan kerjasama berikut dukungan yang lebih kuat dari Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan masyarakat Aceh.

Diharapkan nantinya bisa mempercepat terciptanya kawasan TNGL yang lestari dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan TNGL.

Balai Besar TNGL memiliki mandat pengelolaan terhadap 3 (tiga) nilai penting di kawasan TNGL yang terdiri dari: 1) Keragaman ekosistem, 2) Keanekaragaman tumbuhan dan satwa liar, serta 3) Gejala alam yang unik.

Keragaman ekosistem hutan yang terdapat di kawasan TNGL mulai dari ekosistem hutan hujan pantai dan rawa (0 mdpl) sampai dengan ekosistem hutan pegunungan atas (di atas 2400 mdpl).

Ekosistem yang beragam tersebut menjadikan TNGL sebagai habitat berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar.

Tercatat sebanyak 145 famili dan 669 jenis tumbuhan yang meliputi tumbuhan bawah, perdu, liana dan pepohonan, serta sekitar 84 jenis mamalia (65% dari jumlah jenis mamalia di Sumatera) hidup di kawasan TNGL.

Disana ada 4 (empat) satwa liar mamalia besar yang menjadi fokus dalam pengelolaan kawasan TNGL, yaitu Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Orangutan Sumatera (Pongo abelii).

Beberapa gejala alam unik yang terdapat dalam kawasan TNGL, diantaranya yaitu: 

Puncak gunung tertinggi di Provinsi Aceh (puncak leuser, 3.400 mdpl), Sungai terpanjang di Provinsi Aceh (sungai alas, 32 km), danau air tawar, goa dan kawasan karst, air terjun, kawah aktif serta sumber air panas.

Bagaimana jumlah habitat hewan yang dilindungi seperti gajah, harimau, badak, serta orang utan.

Kalau data harimau sumatera, BBTNGL mempunya site monitoring di daerah (Sumut dan Aceh) dengan luas areal 68.880 ha tercatat kepadatan populasinya 1.1 individu/100 km2.

Untuk Orang utan di site monitoring Suag Blimbing terdapat  107 individu pada areal 1160 ha.

Untuk gajah di TNGL terdapat 5 kantong populasi gajah dengan beberapa jumlah kelompok yang saat ini masih dimonitor.

Ada pun untuk jumlah badak, kepala BBTNGL Aceh, Jefry Susyafrianto memohon maaf karena tidak dapat memberikan informasi.

Hal ini karena pertimbangan kelestarian hewan tersebut di alamnya. 

BBTNGL dapat memastikan habitat dan jumlah badak Sumatera masih sangat baik.

Data akhir tahun 2020 dari BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Aceh bahwa populasi gajah di kawasan Aceh sekitar 500-600 ekor, lagi pendataan lebih lanjut.

Data gajah tersebut diluar kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Mari kita jaga kelestarian ekosistem Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Rachmad Yuliadi Nasir (WhatsApp & BiP :+628887211300)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun