Mohon tunggu...
Rachmad Yuliadi Nasir
Rachmad Yuliadi Nasir Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Independent

Rachmad Yuliadi Nasir, Jurnalis Independent, WA 0888.7211.300 Sang Traveller Twitter:@rachmadyuliadi, Email: puspiatur@gmail.com, FB/tragedi.gurita dan FB/puspiatur.aceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

IPAL Gampong Pande Segera Hijrah ke TPA Blang Bintang

16 November 2017   09:24 Diperbarui: 16 November 2017   09:51 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi tentang Sampah dan Air Bersih

JAKARTA-Independent, Salah satu persoalan yang dihadapi suatu kota adalah masalah persampahan. Begitu pula dengan kota Banda Aceh, masalah sampah dan air bersih masih merupakan persolan besar yang harus dibenahi.

Masalah Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di gampong Pande yang berada di situs sejarah juga membawa masalah baru. Pemerintah daerah akan memindahkan segera IPAL gampong Pande ke TPA Blang Bintang. Nantinya kawasan bekas IPAL gampong Pande menjadi destinasi wisata baru di kota Banda Aceh karena disana juga terdapat makam kepala pelabuhan atau Syahbandar Aceh abad ke-12 Hijriah, yaitu Syahbandar Mu'tabar Khan.

Dalam acara "Walikota Menjawab,"  Program Walikota Banda Aceh yang dirangkai dengan coffee morning di pendopo Wali Kota, Senin (13 November 2017) dibahas masalah sampah dan air bersih.

Program Walikota Banda Aceh Aminullah Usman yaitu: menjadikan kota Banda Aceh yang bersih dan sehat dengan program penanganan jangka pendek seperti program patroli sampah, polisi sampah dan call center untuk menerima laporan langsung dari warga. Dilapangan sudah ada solusi jangka pendek bagi kebersihan kota Banda Aceh.

Solusi jangka panjang terhadap persoalan sampah yaitu kerjasama dengan pihak Norwegia terkait pengolahan sampah agar bisa menghasilkan listrik hingga 10 MW.

Negara Norwegia menyuruh kota Banda Aceh menyediakan sampah sebanyak 500 ton sehari. Sampah dengan teknologi terbarukan dapat menghasilkan listrik 10 MW. Hal ini pasti menguntungkan karena persoalan sampah bisa teratasi sekaligus dengan persoalan kekurangan daya listrik. Saat ini ada sampah yang dihasilkan kota Banda Aceh per harinya mencapai 200 ton.

Dirut PDAM Tirta Daroy T Novrizal Aiyub juga menjelaskan akan ada kenaikan tarif air minum karena sudah Sembilan tahun tarif air tidak pernah ada kenaikan. Akan tetapi masalah tarif akan dibahas lagi apakah tarif yang sekarang sudah sesuai atau penyesuaian kembali. Untuk menghadirkan layanan air bersih yang baik memang dibutuhkan investasi.

Kota Banda Aceh telah menerima Piala Adipura ke-9, yang diarak keliling kota pada Kamis sore, 3 Agustus 2017. Target Walikota Banda Aceh Aminullah Usman pada tahun 2018 akan merebut kembali piala Adipura yang ke-10. Hal ini dituntut kerjasama dari setiap warga kota agar menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah secara sembarangan.

Unsur Forkopimda Kota Banda Aceh
Unsur Forkopimda Kota Banda Aceh
Acara "Walikota Menjawab," yang rutin setiap bulannya ini juga dihadiri oleh Wakil Walikota Banda Aceh Zainal Arifin, unsur forkopimda, serta jurnalis cetak, elektronik dan online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun