Mohon tunggu...
Rachmad Yuliadi Nasir
Rachmad Yuliadi Nasir Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Independent

Rachmad Yuliadi Nasir, Jurnalis Independent, WA 0888.7211.300 Sang Traveller Twitter:@rachmadyuliadi, Email: puspiatur@gmail.com, FB/tragedi.gurita dan FB/puspiatur.aceh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Azimah Israel Bitay

3 Agustus 2017   18:03 Diperbarui: 3 Agustus 2017   22:08 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Azimah hasil pendudukan tanah orang lain

Jakarta-Independent, Dahulu gampong Bitay merupakan gampong (kampung/desa) yang penduduknya merupakan keturunan Turki Utsmani. 

Pada zaman Sultan Alauddin al-Qahhar dahulu diadakan hubungan resmi kepada kerajaan Turki Utsmani. Berhubung Turki sedang perang maka utusan Sultan Alauddin al-Qahhar tidak dapat bertemu sang Sultan Sulaiman yang Agung.

Pasca Sultan Sulaiman yang Agung meninggal dunia maka Sultan Salim II diangkat menjadi Sultan pada tanggal 7 September 1567. Sejak itulah hubungan resmi kerajaan Turki Utsmani dan kerajaan Aceh terjalin.

Sultan Salim II mengirim 25 kapal perang dan 2 kapal perbekalan serta 300 prajurit terdiri dari panglima, ulama, ahli perang dan ahli agama. 

Di gampong Bitay terletak perkampungan Turki yang terkenal karena sebagai pusat sejarah hubungan Aceh dan Turki.

Bila kita perhatikan maka adanya makam/kuburan Sultan Salahuddin bin Sultan Ali Mughayat Syah yang dimakamkan/dikuburkan di area kompleks PUSPIATUR (Pusat Sejarah Peradaban Islam Aceh Turki) Bitay serta Teungku Di Bitay (Muthallib Ghazy bin Musthafa Ghazy).

Pasca terjadinya gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2014 maka ahli waris Teungku Di Bitay banyak yang meninggal dan keadaannya sangat kacau balau.

Dalam keadaan duka cita munculah "sang pengacau" yang bernama ABDUL AZIZ. Dia mengaku cucu dari Teungku Abu Juned Bitay. Padahal TIDAK ADA cucu Teungku Abu Juned Bitay yang bernama Abdul Aziz.

Abdul Aziz adalah orang biasa bukan Teungku. Abdul Aziz hanya seorang tukang sapu pasar Aceh. Kebetulan tempat tinggalnya dekat  komplek kuburan Sultan Salahuddin dan kuburan Teungku Di Bitay.

Hal ini juga dituliskan  dalam buku peneliti Turki Mehmet Ozay yang sudah Kami (Rachmad Yuliadi Nasir) bantah dan akhirnya sang penulis datang langsung dari Istanbul Turki untuk berdiskusi langsung di area PUSPIATUR (Pusat Sejarah Peradaban Islam Aceh Turki).

Menurut keluaga Ahli waris utama Teungku Di Bitay dari Cucu Teungku Abu Juned Bitay  maka Abdul Aziz adalah anak dari Ahmad atau Abdul Aziz bin Ahmad. 

Banyak tamu-tamu dan orang asing dari Turki termasuk Bulan Sabit Merah Turki yang terkecoh dan tertipu akibat ulah Abdul Aziz bin Ahmad serta putrinya Azimah binti Abdul Aziz bin Ahmad.

Yang patut disesalkan mereka,  Abdul Aziz bin Ahmad serta putrinya Azimah binti Abdul Aziz bin Ahmad mencuri tanah orang lain/menduduki membangun rumah bantuan Turki. 

Rumah mereka disisi kuburan makam Sultan Salahuddin bin Sultan Ali Mughayat Syah dan makam Teungku Di Bitay (Muthallib Ghazy bin Musthafa Ghazy).

Tanah yang mereka tempati adalah tanah milik Teungku Di Harun dan orangnya masih hidup hingga sekarang. Pasca wafatnya Abdul Aziz bin Ahmad maka putrinya Azimah binti Abdul Aziz bin Ahmad memaksa agar  Abdul Aziz bin Ahmad di kuburkan dikuburan putih disebelah kuburan Teungku Abu Juned Bitay.

Tentu saja hal ini ditentang orang keluarga besar Teungku Abu Juned Bitay dan orang-orang kampung Bitay. Azimah binti Abdul Aziz juga mengklaim tanah kuburan sebagai miliknya dan galery kecil Turki sebagai punya Dia. Padahal mereka adalah penipu.

Teungku Di Bitay berasal dari Palestina maka sekarang Israelnya adalah Azimah, suami dan anak-anaknya termasuk orang-orang yang anti terhadap keturunan Teungku Abu Juned Bitay (cucunya RACHMAD YULIADI NASIR). Mereka adalah pendukung Azimah Israel Bitay.

Sudah 4 tahun berdiri PUSPIATUR (Pusat Sejarah Peradaban Islam Aceh Turki) sejak 1 Syawal 1434 H atau 8 Agustus 2013 M. 

Sekarang berdiri dua kubu, satu kubu yaitu Azimah Israel Bitay dan para pendukungnya serta Cucu Kek Abu, Teungku Abu Juned Bitay yaitu PUSPIATUR (Pusat Sejarah Peradaban Islam Aceh Turki) dan para pendukungnya.

Azimah Israel Bitay juga memakai jin/setan, suaminya Azimah binti Abdul Aziz yaitu Zulfan, bila sore hari dan pagi hari berkeliaran di area kuburan Teungku Di Bitay tidak memakai baju hanya pakai celana pendek.

Zulfan pasang pagar gaib di atas gerbang gapura Teungku Di Bitay dengan Jin/setan agar keluarga Teungku Abu Juned Bitay tidak menggangu mereka dan lupa atas hak milik tanah sah dari keturunan Teungku Di Bitay.

Pada bulan Maret 2017 ketika saya (Rachmad Yuliadi Nasir) sedang membersihkan kuburan kakek-kakek kami maka Zulfan panas dingin. Dia berkata kepada istrinya Azimah,"Mengapa Dia (Rachmad) tidak apa-apa (tidak sakit),"

Azimah menjawab bahwa,"Dia sedang Puasa sunah Senin-kamis." Pada bulan Mei 2017 sekitar akhir bulan. Ketika malam hari sekitar jam 23:00 WIB, Rachmad Yuliadi Nasir sedang shalat sunat dan berzikir membaca Ayat Kursi besar-besar beberapa kali. 

Setelah 15 menit anak kecil disisi Mesjid Turki berteriak dan nangis terus,"Setan-setan-setan," ada lebih kurang 10 menit anak kecil itu menangis.

Kata bapaknya orang itu ,"Itulah setan Azimah keluar, Dia (Rachmad) tadi membaca ayat kursi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun