Mohon tunggu...
Rachmad Yuliadi Nasir
Rachmad Yuliadi Nasir Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Independent

Rachmad Yuliadi Nasir, Jurnalis Independent, WA 0888.7211.300 Sang Traveller Twitter:@rachmadyuliadi, Email: puspiatur@gmail.com, FB/tragedi.gurita dan FB/puspiatur.aceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Muhasabah dalam kehidupan Sehari-hari

4 Januari 2017   15:10 Diperbarui: 5 Januari 2017   14:23 2055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita harus belajar dan membiasakan introspeksi diri

JAKARTA-Independent, Memasuki awal tahun 2017 maka disejumlah daerah dilakukan kampanye pilkada. Dalam terminologi syari, muhasabah adalah sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya.

Baik bersifat vertikal, hubungan dengan Allah, maupun horisontal, hubungan dengan sesama manusia. Muhasabah  merupakan salah satu sarana yang dapat mengantarkan manusia mencapai tingkat kesempurnaan sebagai hamba Allah SWT.

Orang-orang yang dahulu jarang turun ke masyarakat sekarang pada gemar kumpul bareng. Minum kopi bersama serta nonton bareng. Ada juga yang minta didoakan supaya menang. Para pengurus mesjid dan ulama menjadi sasaran para kandidat agar didoakan menjadi pemenang dalam pilkada 15 Februari 2017.

Ini sifatnya musiman dan harus ditolak. Yang terpenting jangan gara-gara urusan politik sesaat terjadi pertengkaran antar para pendukung. Perang informasi juga terjadi. Banyak sekali berita palsu (hoak) terjadi yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Setiap orang harus selektif menerima informasi dari HP, SMS, Facebook, WhatsApp, BBM, Twitter atau Instagram yang tidak kita ketahui kejelasan sumbernya, karena bisa jadi saat itu kita sedang melakukan ghibah berjamaah.

Padahal ghibah itu membicarakan keburukan, kejelekan atau kekurangan orang lain untuk mencari-cari kesalahan baik jasmani, agama, kekayaan, akhlak, ataupun bentuk lahiriah lainnya terlarang dalam agama Islam.

Sebuah kapal yang akan berlayar pasti membutuhkan petunjuk arah. Namun tak kalah pentingnya adalah selalu mengetahui posisi yang benar ketika di lautan lepas. Karena sedikit kekeliruan membuat kapal tersesat dan kehilangan arah. 

Demikian halnya kehidupan kita. Secara berkala kita perlu evaluasi. Ada banyak peristiwa di mana kita harus belajar dan membiasakan introspeksi diri

Beberapa waktu belakangan ini sering terjadi pertengkaran melalui media sosial yang menyebabkan konflik berkepanjangan. Sudah saatnya kita untuk selalu muhasabah (introspeksi diri) dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun