Mohon tunggu...
Rachmad Yuliadi Nasir
Rachmad Yuliadi Nasir Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Independent

Rachmad Yuliadi Nasir, Jurnalis Independent, WA 0888.7211.300 Sang Traveller Twitter:@rachmadyuliadi, Email: puspiatur@gmail.com, FB/tragedi.gurita dan FB/puspiatur.aceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi 12 Tahun Tsunami Aceh

28 Desember 2016   09:58 Diperbarui: 28 Desember 2016   10:13 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA-Independent, Tidak terasa sudah 12 tahun terjadinya gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh serta kawasan sekitarnya yang merengut nyawa hingga 500.000 orang lebih. Dunia terasa terhentak oleh peristiwa dahsyat gempa bumi dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004.

Kali ini pihak provinsi Aceh membuat acara dalam satu rangkaian bertajuk," 12 Tahun Tsunami Aceh 2004-2016," yaitu Zikir dan Doa pada hari Minggu, 25 Desember 2016 (santuan anak yatim serta maulid nabi Muhammad SAW) di taman Ratu Safiatuddin Lampriet.

Pada hari "H" peristiwa tsunami Aceh, Senin 26 Desember 2016 diadakan ziarah khusus pada kuburan massal Tsunami di kawasan rumah sakit Meuraxa Ulee Lheue Banda Aceh. Terlihat ratusan orang keluarga korban gempa bumi dan tsunami Aceh berkumpul dan berdoa bersama dari pagi hingga sore hari.

Puncak acara peringatan 12 Tahun Tsunami Aceh 2004-2016 dipusatkan di halaman mesjid Baiturrahim Ulee Lheue Banda Aceh yang dihadiri oleh plt Gubernur Aceh, Sekda Aceh serta
pejabat lainnya juga hadir rombongan ulama dari Brunei Darussalam.

Agenda puncak peringatan 12 tahun Tsunami bertemakan, "Majukan Negeri, Bangun Budaya Siaga Bencana Masyarakat" diakhiri dengan ceramah tsunami Aceh, santuan anak yatim, doa, makan siang (kenduri) bersama tamu undangan dan masyarakat. Tersedia kuah belanga khas Aceh dengan hajatan 2 ekor sapi serta diakhiri dengan shalat dzuhur berjamaah.

Pesan utama dalam ceramah tsunami ini adalah, "Musibah tsunami Aceh adalah sebuah keajaiban bagi seluruh masyarakat Aceh. Tsunami ini rahmat dan keajaiban Allah, kita bisa melihat masjid Baiturrahim Ulee Lheue Banda Aceh ini saja masih berdiri kokoh padahal posisinya tepat di pinggir laut.

Semoga saudara-saudara kita yang telah berpulang kepada Allah SWT, saat musibah 12 tahun silam menjadi syuhada," ujar Farid Wajdi Ibrahim Rektor UIN Ar Raniry.

Dalam setiap musibah harus diambil hikmahnya. Dalam menghadapi bencana harus diperhatikan Standar Operasional Procedur (SOP), konsep-konsep penyelamatan dan melakukan latihan- latihan umum dalam menghadapi bencana alam.

Setelah peringatan tsunami, pemerintah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten harus memikirkan konsep-konsep SOP panggulangan bencana agar jika terjadi bencana bisa di
tanggulangi dengan cepat.

Pemerintah Aceh harus mampu mandiri dalam mengatasi berbagai bencana alam, kita ketahui bersama bahwa Aceh merupakan salah satu wilayah yang rawan bencana alam dan diharapkan masyarakat Aceh harus peduli tentang masalah kebencanaan.

Aceh termasuk salah satu wilayah yang terletak di kawasan rawan bencana, jadi gempa bumi dan potensi tsunami bisa terjadi kapan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun