Mohon tunggu...
Rachmad Yuliadi Nasir
Rachmad Yuliadi Nasir Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Independent

Rachmad Yuliadi Nasir, Jurnalis Independent, WA 0888.7211.300 Sang Traveller Twitter:@rachmadyuliadi, Email: puspiatur@gmail.com, FB/tragedi.gurita dan FB/puspiatur.aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Riak-riak Peringatan 11 Tahun MoU Helsinki

15 Agustus 2016   15:47 Diperbarui: 15 Agustus 2016   18:07 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peringatan 11 Tahun MoU Helsinki , Aceh menjadi aman.

JAKARTA-Independent, Untuk memberitahukan kepada kalayak ramai tentang Peringatan 11 Tahun MoU Helsinki maka pihak humas Aceh jauh-jauh hari sudah memasang puluhan spanduk. Dari data ada 50 spanduk yang dipasang, mulai kantor gubernur Aceh hingga tempat acara yaitu Taman Ratu Safiatuddin.

Akan tetapi tiba-tiba saja ada tangan-tangan usil, pada hari Sabtu siang, 13 Agustus 2015, ada 47 buah spanduk Peringatan 11 Tahun MoU Helsinki yang hilang entah kemana. Mungkin saja rakyat Aceh yang datang dari luar kota ingin mengoleksinya sebagai koleksi pribadi terkait Peringatan 11 Tahun MoU Helsinki.

Sudah tentu pihak humas Aceh dan pihak sponsor menjadi bingung dan harus menganti ulang spanduk yang hilang. Harga satu buah spanduk ini mencapai Rp 250.000.

Peringatan 11 Tahun MoU Helsinki kali ini dipusatkan di Taman Ratu Safiatuddin. Pada hari Minggu, 14 Agustus 2016, terlihat panitia sibuk memasang tenda serta stand pameran serta foto-foto. Ada 10 stand pameran dari unsur pemda Aceh seperti Disbudpar, Badan Arsip dan Perpustakaan, Dinas Sosial. 

Akan tetapi tidak ada stand dari pemerintah Aceh seperti dari kantor gubernur Aceh yang dipamerkan kepada masyarakat.

Puncak acara peringatan 11 Tahun MoU Helsinki berlangsung sejak pukul 09:00 WIB, di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, 15 Agustus 2016. 

Para tamu undangan VIP sudah memasuki tenda upacara. Ada angin sepoi-sepoi, gapura masuk tenda upacara bergoyang dan akan rubuh.

Pihak keamanan langsung menurunkan gapura yang dibuat dari gabus yang diikat dengan kawat. Terlihat ratusan anak-anak pelajar SMA berdatangan menuju lokasi acara.

Dipintu pagar utama Taman Ratu Safiatuddin hanya terlihak 5 buah spanduk diantaranya dari Bapedal, Mer-C, Flora Aceh serta 3 buah karangan bunga dari Pemerintah Aceh, satu dari dinas Koperasi dan UKM yang sudah ada sejak Minggu sore serta 10 buah dari instansi Dinas Sosial Aceh.

Sesuai surat edaran Gubernur Aceh maka setiap instansi yang ada di Banda Aceh diwajibkan ikut upacara dan berlaku absensi. Banyak juga PNS setelah absensi langsung pulang dan sebagian lagi asik duduk-duduk di warung kopi. Hanya sebagian kecil saja PNS memasuki tenda utama, tentu saja tidak muat bila semua PNS masuk tenda utama.

Salah seorang PNS berkata," Tiap tahun acara peringatan Mou helsinki hanya seperti ini, datang, absen dan tidak ada perubahan bagi PNS." Mungkin tahun depan bisa dipikirkan siapa yang datang duluan, 1000 orang pertama diberi hadiah menarik.

Acara puncak peringatan 11 Tahun MoU Helsinki diisi dengan pemutaran film kilas balik sejarah perdamaian Aceh, "Merajut perdamaian Aceh." lagu Indonesia raya, Shalawat Badar, tidak ada acara hening cipta untuk para korban konflik yang gugur.

Segenap unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh duduk dibarisan depan tenda utama. Terlihat Gubernur Aceh, Wali Nanggroe, Walikota Banda Aceh, Kadis Budpar Aceh serta undangan lainnya.

Kalangan NGO dan perwakilan negara asing juga tidak terlihat dan upacara kali ini dipenuhi dengan warna putih-putih. Wakil Gubernur Aceh tidak kelihatan hadir ditempat acara mungkin lagi sibuk dengan acara lainnya.

Sambutan Wali Nanggroe Aceh tentang sejarah perdamaian Aceh sempat terhenti selama 15 menit, hujan deras tiba-tiba turun dari langit. Pidato dihentikan sesaat dan podium harus dipindahkan beberapa meter kebelakang. Para jurnalis foto yang berada disisi kanan-kiri panggung utama serta merta berlarian masuk tenda utama agar tidak basah kuyup.

Gubernur Aceh dalam sambutannya mengatakan ,"Agar segenap masyarakat menjaga perdamaian, pilkada agar berjalan aman serta tidak ada intimidasi dan paksaan dari calon kandidat yang akan bertarung, yang menang mari kita dukung bersama asal dilakukan dengan jujur."

Setelah 11 tahun perdamaian Aceh semua pihak harus memastikan masyarakat benar-benar telah merasa damai. Damai itu adalah sejahtera dan aman. Soal kesejahteraan ada beberapa yang menjadi tugas besar untuk mewujudkan ini. 

Dari sisi pendidikan, banyak orang yang tidak mudah mengakses pendidikan, kita harapkan ke depan lebih bagus lagi ada pemerataan. Setelah damai banyak dana yang masuk ke Aceh akan tetapi Aceh berada di posisi ke tujuh daerah termiskin di Indonesia dan posisi kedua pengangguran tertinggi.

Masyarakat Aceh agar bersyukur kepada Allah SWT atas tercapainya perdamaian Aceh pasca penandatanganan damai di Helsinki pada 15 Agustus 2005 silam. Masyarakat Aceh juga harus memperbanyak zikir dan bershalawat kepada Rasul agar mendapatkan pertolongan dari Allah SWT dalam segala hal. Masyarakat Aceh agar tidak saling adu domba sehingga terjadi perpecahan antar sesama. Mari kita jaga perdamaian ini dengan kebersamaan.

Perjanjian damai sudah dilakukan dan diraih dengan susah payah. Tidak sedikit korban yang jatuh pada masa konflik hingga terwujudnya perdamaian. Jangan sia-siakan sekecil apa pun pengorbanan tersebut. 

Mari kita isi perdamaian ini dengan sungguh-sungguh, bersama membangun Aceh, sehingga menjadi negeri yang makmur dan sejahtera dalam lindungan Allah SWT.

Acara peringatan 11 Tahun MoU Helsinki juga dilakukan pelepasan merpati oleh segenap unsur Forkopimda. Panitia menyediakan 3 buah kandang burung merpati yang masing-masing berisi 10 ekor merpati.

Semua acara diakhiri dengan tausyiah dan doa oleh ustad Arifin Ilham serta ramah tamah makan siang bersama, kunjungan pameran dan berakhir pada jam 12:30 WIB. Para tamu VIP satu persatu meninggalkan tempat acara.

Hujan rintik-rintik masih membasahi lokasi acara peringatan 11 Tahun MoU Helsinki. Sudah masuk waktu shalat dzuhur, tidak jauh dari lokasi acara ada mesjid Oman yang siap-siap menyambut para jamaah untuk shalat dzuhur berjamaah. Hanya sebagian kecil saja tamu yang ikut shalat dzuhur berjamaah mungkin sudah pulang untuk istirahat ke instansi masing-masing.

Tugas belum selesai, puluhan jurnalis dari daerah dan nasional sibuk membuat berita untuk disampaikan kepada khalayak. Jurnalis asing tidak terlihat batang hidungnya, mungkin mereka menunggu momen besar pada peringatan 15 Tahun MoU Helsinki atau peringatan 20 Tahun MoU Helsinki.

Selamat Hari Damai Aceh. Peringatan 11 Tahun MoU Helsinki, Banda Aceh, 15 Agustus 2005-15 Agustus 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun