Kadar IL-6 meningkat disebabkan karena melakukan aktivitas yang berat, seperti olahraga1. Namun IL-6 dalam sirkulasi darah disebabkan oleh faktor, diantaranya durasi, intensitas dan jenis latihannya1.  Kadar IL-6 adalah indikator terbentuknya inflamasi seperti TNF-α . Maka dari itu tidak di harapkan terjadinya peningkatan IL-6 dalan jumlah tinggi.
   Kadar malonaldehida adalah pengujian untuk keamanan konsumsi minuman beroksigen. Hal ini dapat di lakukan dengan latihan fisik yang akan meningkatkan kebutuhan oksigen di karenakan kerja otot yang sangat aktif pada tubuh 100 kali lipat dibandingkan dengan kondisi pasif. Selain itu, proses untuk menghasilkan ATP membutuhkan oksigen dan pada proses sirkulasi yang terjadi berpengaruh pada peningkatan  pembentukan radikal bebas. Senyawa oksigen reaktif dan radikal bebas dalam jumlah normal berfungsi secara biologis, contohnya pada sel darah (leukosit) untuk menghasilkan H2O2 yang akan mematikan beberapa jenis jamur dan bakteri serta penataan pertumbuhan sel, tetapi tidak melakukan perlawanan secara spesifik1. Radikal bebas akan menghasilkan rasa stres oksidatif yang dapat di sebabkan oleh tidak seimbangnya oksigen serta antioksidandan  akan mengakibatkan rusaknya pada sel dan berperan di dalam mekanisme rusaknya hati.4 Radikal bebas akan menambah peroksidasi lemak lalu akan terjadi adanya dekomposisi sehingga terbentuk malondialdehide (MDA) pada darah. Harapannya adalah minum minuman beroksigen tidak akan berpengaruh dalam  meningkatkan jumlah radikal bebas yang di tunjukkan pada kadar malonaldehida (MDA).  Pengukuran kadar malonaldehida (MDA) dalam darah setelah intervensi minuman yang mengandung oksigen tinggi kadar MDA menurun dari 0.864±0.182 nmol/mL menjadi  0.772±0.185 nmol/mL.4 Perubahan jumlah malonaldehida (MDA) ini tidak signifikan karena berdasarkan uji perbandingannya. Radikal  bebas  akan terbentuk  dengan endogen maupun eksogen. Secara  eksogen radikal  bebas akan terbentuk  pada  luar  tubuh  seperti  saat terpapar polusi, makanan, obat-obatan, asap rokok  ataupun  iradiasi yang  kemudian  bereaksi  di  dalam tubuh. Secara endogen radikal bebas akan terbentuk di karenakan terjadi reaksi biokimia  pada tubuh.1
   Meningkatnya kebutuhan oksigen di dalam tubuh disebabkan aktivitas berat yang dilakukan sehari-hari, seperti saat berolahraga yaitu bermain bola, basket dan lain-lain. Hal tersebut disebabkan setelah melakukan aktivitas fisik selama 4 menit maka akan meningkatkan difusi oksigen oleh paru-paru 15 kali dari keadaan normal dan akan menurun sampai 40 menit setelah melakukan latihan fisik. Pada saat latihan fisik terjadi peningkatan aliran darah hingga mencapai 25 kali lipat. Meningkatnya ventilasi dan aliran darah, maka akan banyak oksigen yang berdifusi ke kapiler paru-paru dan berikatan dengan hemoglobin. Dengan demikian, tubuh dapat secara langsung mempertahankan kadar oksigen yang ada dalam darah agar tidak terjadi  penurunan selama olahraga dimulai.3
Kegiatan salah olahraga yang dilakukan yang akan membutuhkan minuman beroksigen
(https://www.sehataqua.co.id/air-beroksigen-sama-atau-beda-dengan-air-biasa/)
   Dapat disimpulkan bahwa air minum beroksigen dapat meningkatkan oksigen yang dibawa oleh darah. Air ini tidak menstimulasi proliferasi sel limfosit dan juga sebenarnya tidak menurunkan jumlah sel hidup, sel limfosit yaitu B dan T pada manusia. Maka dari itu  meminum minuman beroksigen aman untuk dikonsumsi dan tidak akan  mempunyai efek samping. Dengan mengonsumsi  minuman beroksigen maka tidak akan berpengaruh pada sistem imunitas dalam memproduksi antibodi pada kadar CD4 dan CD8 (p>0.05), memfagosit sel yang telah  terinfeksi virus serta termutasi. Namun, jumlah CD5 dan CD6  mengalami peningkatan yang sangat signifikan (p<0.05).1  Asam amino pada CD5 dan CD6 merupakan protein pada sel Natural Killer yang berperan memfagosit sel terinveksi virus serta sel tumor. Minuman  beroksigen juga tidak berdampak pada kadar malonaldehida (MDA) yang merupakan parameter pada stress  oksidatif, serta  juga tidak  akan meningkatkan jumlah IL-6 dimana merupakan indikator pada inflamasi (peradangan).1
Daftar Pustaka
1. Refdi, C.W., Zakaria, F.R., dan Giriwono, P.D. (2014). Pengaruh Minuman Beroksigen Terhadap  Sistem Imun, Kadar Malonaldehida dan Performa Responden Mahasiswa Olahragawan. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 25(1).
2. Mahardika, et all. 2016. Pengaruh Minuman Berkadar Oksigen Tinggi Terhadap Saturasi Oksigen Pada Olahraga Lari. Jurnal Kedokteran Klinik. 1(1).
3. Mangolo, IE, et all. 2016. Pengaruh Minuman Beroksigen Tinggi Terhadap Kapasitas Vital Paru Pada Olahraga Lari. Jurnal Kedokteran Klinik. 1(1).
4. Zaetun, S. et all. 2017. Profil Kadar MDA (Malondialdehide) Sebagai Penanda
       Kerusakan Seluler Akibat Radikal Bebas Pada Tikus Yang Diberikan Air Beroksigen. Jurnal Analis Medika Bio Sains. 4(2).