Dalam kisah tersebut, iblis kecolongan dengan memberitahu salah satu rahasianya dalam menggelincirkan manusia, yaitu dengan keinginan yang teramat sangat (di sini termasuk pula sikap ambisius) dan kedengkian. Keduanya adalah senjata ampuh yang kerap kali digunakan iblis dan keturunannya untuk menghancurkan manusia, baik yang menyangkut kehormatan diri maupun hubungan yang terjalin di antara manusia. Kedua penyakit ini ternyata tidak dapat dipisahkan. Lahirnya kedengkian seringkali diawali karena keinginan yang sangat akan sesuatu.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya 'Ulumuddin mengungkapkan bahwa keinginan yang sangat bisa melahirkan dengki dan penyakit-penyakit jiwa lainnya. Tak heran bila Al-Ghazali menyebut al-hirst sebagai "pintu syetan" yang akan memudahkan syetan memasukkan penyakit-penyakit lain pada diri manusia.
Ketika kita mengalami di atas Dalam rukun Islam, sholat menempati urutan kedua setelah syahadat. Berbeda dengan wahyu-wahyu yang lain, yang selalu melalui perantara Malaikat Jibril, perintah sholat lima waktu langsung disampaikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, ketika Isra Miraj. Ini sebagai pertanda, betapa pentingnya ibadah sholat lima waktu itu. Hukum sholat pun wajib. Ibadah ini pula yang membedakan umat Islam dari umat beragama yang lain. Oleh karena itu, sudah seharusnya sholat lima waktu itu kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Dan yang lebih penting lagi, sholat itu harus kita laksanakan dengan khusyuk.
Sholat merupakan tempat sandaran manusia yang beriman ketika dimana hawa nafsu yang berlebih. Sholat merupakam sebagai cerminan diri dan mengukur diri agar nafsu yang ada dalam diri manusia. Sholat dimana manusia dapat meminta kepada Sang Khalik pengatur alam semesta. Manusia meminta dan mengadu kepada Pemilik Semesta Alam Allah SWT sehari semalam 17 rokaat dalam 5 waktu sholat.
Sholat, menurut etimologi berarti doa mohon kebajikan. Dalam berdoa, kita tentu melakukannya dengan penuh kesungguhan. Sudah semestinya kita juga harus sungguh-sungguh dalam melaksanakan sholat. Sholat itu penuh simbol dan makna, baik dalam gerakan-gerakannya maupun dalam bacaan-bacaannya, sehingga kita juga harus sungguh-sungguh memahami maknanya Sesungguhnya seseorang tidak mendapat pahala dari sholat yang dikerjakannya, kecuali ia dapat menghayati lafadz yang dibacanya dalam sholat. Dari Abu Qatadah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Seburuk-buruk pencurian manusia adalah yang mencuri dalam sholatnya." Sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah SAW bagaimana seseorang mencuri sholatnya?" Belia bersabda, "Yaitu dia tidak menyempurnakan rukunya, sujudnya, dan khusyunya." (HR al-Baihaqi).
Jadi, untuk bisa khusyuk dalam sholat, pertama-tama kita memang harus tahu arti dari bacaan yang kita lafadzkan. Berikutnya, bacaan-bacaan dalam sholat itu kita hayati sepenuhnya agar makna semua bacaan-bacaan itu meresap ke dalam hati sanubari kita.
Memang, untuk bisa khusyuk dalam sholat bukanlah perkara yang mudah. Oleh karena itu, Rasulullah SAW bersabda, ''Apabila kamu berdiri melaksanakan sholat, maka hendaklah sholat seperti sholatnya orang yang hendak meninggal dunia.'' (HR Ahmad).
Menurut Al-Ghazali dalam bukunya, Ihya Ulumiddin, khusyu adalah ruhnya sholat. Sedangkan khusyuk itu adalah buah dari iman dan hasil keyakinan akan Keagungan Allah Azza Wa Jalla. Barang siapa yang dikaruniai hal itu, maka ia akan khusyuk di dalam sholat dan di luar sholat. Karena yang menimbulkan khusyuk adalah kesadaran bahwa Allah selalu mengamati hamba-Nya di manapun dia berada.
Sudah semestinya kita juga harus sungguh-sungguh dalam melaksanakan sholat. Sholat itu penuh simbol dan makna, baik dalam gerakan-gerakannya maupun dalam bacaan-bacaannya, sehingga kita juga harus sungguh-sungguh memahami maknanya Sesungguhnya seseorang tidak mendapat pahala dari sholat yang dikerjakannya, kecuali ia dapat menghayati lafadz yang dibacanya dalam sholat. Dari Abu Qatadah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Seburuk-buruk pencurian manusia adalah yang mencuri dalam sholatnya." Sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah SAW bagaimana seseorang mencuri sholatnya?" Belia bersabda, "Yaitu dia tidak menyempurnakan rukunya, sujudnya, dan khusyunya." (HR al-Baihaqi).
Jadi, untuk bisa khusyuk dalam sholat, pertama-tama kita memang harus tahu arti dari bacaan yang kita lafadzkan. Berikutnya, bacaan-bacaan dalam sholat itu kita hayati sepenuhnya agar makna semua bacaan-bacaan itu meresap ke dalam hati sanubari kita.
Memang, untuk bisa khusyuk dalam sholat bukanlah perkara yang mudah. Oleh karena itu, Rasulullah SAW bersabda, ''Apabila kamu berdiri melaksanakan sholat, maka hendaklah sholat seperti sholatnya orang yang hendak meninggal dunia.'' (HR Ahmad).