Jika kementrian pendidikan pendidilan memiliki PMM maka BPSDM DKI memiliki SIJULE yakni Aplikasi Mobile SiJule (Sistem Jakarta U-Learning. Belajar secara luring yang memakan waktu biaya dan tenaga serta ada juga belajar dalam menggunakan aplikasi. Untuk proses belajar dalam memanfaatkan gaget yang dapat optimal dan berguna memang sangat penting dimanfaatkan untuk guru dan pegawai dibanding untuk bermain games ataupun mengakses media sosial yang penuh warna.
Hadirnya e-kinerja terintegrasi PMM semakin memberikan warna tersendiri dan masifnya share informasi tentang kegiatan pengembangan kompetensi. Proses ini harus diapresiasi walaupun memiliki pro dan kontra di dalamnya. Baik yang pro dan kontra tentu selalu ada argumentasi "pembelaan" atas laku yang tersaji. Fenomena yang dimanfaatkan oleh pihak yang melihat ini sebagai hal yang baik untuk berbagi ilmu dan di satu sisi dipandang sebagai pangsa pasar penghasil cuan tidak bisa disalahkan. Akan tetapi proses kejujuran ini yang menjadi poin pentingnya dalam prosesnya.
Ketika berlabel gratis seharusnya terbuka tanpa syarat dan bila berbayar sekalipun itu juga tidak salah, karena peserta yang akan memutuskan dan penyelenggara juga memerlukan biaya operasional. Akan jadi masalah ketika strategi publikasi atau marketing menimbulkan kegaduhan di ruang publik yang bukan peruntukannya. Serta ada yang dirugikan jika didalamnya ada unsur penipuan dan digunakan pencurian data yang tak diperkenankan undang-undang.
Rosululloh SAW menggambarkan perbedaaan kemampuan manusia untuk memahami dan mempelajari sesuatu. Kemampuan inilah yang juga disebut dengan istilah kecerdasan. Rosululloh SAW membagi kecerdasan manusia menjadi tiga bagian, yaitu: 1) Ada orang yang tingkat kecerdasannya seperti tanah subur. Ia mampu menyerap ilmu, menghapal, mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain. Sehingga ilmu itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. 2) Ada orang yang tingkat kecerdasannya seperti tanah gersang yang masih dapat menyimpan cadangan air. Ia mampu memahami ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain, hanya saja ilmu tersebut tidak bermanfaat bagi dirinya sendiri. 3) Ada orang yang tingkat kecerdasannya seperti tanah tandus yang sama sekali tidak menyerap air. Ia tidak dapat memahami ilmu dan juga tidak dapat mengajarkannya kepada orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H