Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tong Sampah!

11 Desember 2023   22:48 Diperbarui: 12 Desember 2023   00:23 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita mendengar kata "tong sampah" secara pasti kita paham untuk apa barang itu digunakan atau dipakai. Karena tong sampah biasanya terdapat di beberapa titik atau lokasi tertentu untuk warga masyarakat membuang sampahnya. Sehingga tempat bermain atau jalanan tetap terlihat bersih karena adanya tong sampah.

Kebermanfaatan tong sampah untuk menjaga dan merawat kebersihan lingkungan sangat layak dibutuhkan oleh warga masyarakat. Jika tak ada tong sampah apa jadinya lingkungan atau jalanan sekitar tempat tinggal kita. Sampah akan berserak dimana-mana dan menimbulkan suasana yang tak enak dipandang mata.

Tong sampah menjadi alat untuk menaruh sampah berupa plastik, kertas, daunan kering dll. Tong sampah dapat terbuat dari kaleng cat yang 1 kg, ember plastik dll. Artinya media tong sampah sangat mudah kita buat dan kita dapatkan barangnya dalam sekitar kehidupan kita.

Berbicara tong sampah terkait dengan aspek kebersihan terlihat bersih dari luar atau nampak bersih untuk sementara waktu. Sehingga gampang penuh terisi sampah-sampah bekas yang dipakai oleh aktifitas manusia. Sifatnya hanya sementara sebagai tempat awal untuk membuang sampah.

Apa yang dimaksud dengan tong sampah? Tempat sampah adalah tempat untuk menampung sampah secara sementara, yang biasanya terbuat dari logam atau plastik. Di dalam ruangan tempat sampah umumnya disimpan di dapur untuk membuang sisa keperluan dapur seperti kulit buah atau botol. Dalam KBBI dijelaskan sampah berarti barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya; kotoran seperti daun, kertas: jangan membuang -- sembarangan.

Terkadang tong sampah atau tempat sampah dianggap sebagai sumber bau, kuman, jijik, kotor, dan pikiran negatif lainnya. Padahal jika kita memahami secara mendalam kita banyak belajar dari hal terkait dengan tong sampah atau tempat sampah. Padahal, bisakah kita mewujudkan suatu proses keyamanan hidup tanpa tempat sampah yang tersedia?  Berapa juta ton sampah yang akan berserak di jalan, got, sungai, dan tempat yang kita angggap nyaman sekalipun jika tidak ada tempat sampah? Itu berarti tempat sampah adalah sahabat sejati dan setia bagi kehidupan manusia, bahkan selalu ikhlas dengan keadaan apa pun tanpa meminta untuk dianggap penting. Terkadang kitalah yang lalai dan abai akan adanya tong sampah atau tempat sampah itu.

Agaknya, kita hidup di dunia perlu belajar bersikap seperti tempat sampah. Karena sekarang ini, banyak orang ingin berada di tempat mulia dengan menghalalkan berbagai macam cara. Mereka selalu ingin dipuji dan dianggap penting meski tidak memberikan manfaat bagi kehidupan. Mereka selalu tampil bijaksana dan dianggap menjadi hebat meski tidak memberikan gerak yang penting bagi kehidupan. Mereka selalu mencatat hal-hal yang sifatnya jelek atau baik akan tetapi catatan itu cuma jadi tulisan pemanis ketika pertemuan

Meskipun begitu di dunia yang fana ini masih ada dan memang tidak terlalu banyak orang yang memiliki sifat seperti tempat sampah. Terkadang mereka tidak berpenampilan menarik, tidak cerdas atau bisa saja dengan kondisi fisik tidak sempurna, asal saja. Akan tetapi, mereka selalu rela mendengarkan dengan ikhlas keluh kesah kita. Sahabat sejati bukanlah orang yang selalu punya solusi, namun pribadi yang rela mendengarkan keluh kesah kita meski kadang terlupakan. Serta sahabat sejati bukanlah orang yang memiliki prestasi namun pribadi yang rela mendengarkan keluh kesah kita namun terkadang diacukan dan terlupakan.

Banyak hal yang melihat sebelah mata terkait tong sampah sehingga kadang kita abai dengan apa yang terjadi dalam masalah lingkungan kita. Kadang ada orang yang berpura-pura seperti tong sampah yang mau menampung segala keluh kesah padahal dibalik itu catatan itu cuma disimpan dan ditaruh didalam laci. Sama ketika kita melihat sampah kertas dan plastik kita ambil kemudian kita taruh ditong sampah itu.

Yang penting bersih sesaat di dalam permukaan padahal sejatinya di dalamnya tersimpan sampah yang tak bisa dimanfaatkan dari catatan sebelumnya. Karena dalam dirinya hanya memanfaatkan sampah-sampah itu menaikkan citra dirinya bukan dimanfaat untuk orang banyak. Bergerak untuk bagaimana dirinya serta komunitas saja yang nampak mewah tanpa melibatkan orang lain. Begitu banyak orang memanfaatkan tong sampah akan tetapi hanya nampak dipermukaan atas saja yang bersih sedangkan tempat paling bawah masih nampak kotor.

Hal-hal yang kotor, hal-hal yang bau, hal-hal yang berdebu kadang kita menyuruh orang untuk membersihkannya. Kita tak mau membersihkannya karena bau dan kotor. Membersihkannya pun tergantung selera kita atau semau kita yang penting nampak bersih di permukaan atas bukan nampak bersih dari permukaan dari paling bawah. Tangan kita lebih banyak menunjuk ketimbang berbuat untuk melakukan aksi, tangan kita lebih lihai untuk membuat kepingan puzle meniru ketimbang membuat. Tangan kita lebih enak menggunakan tangan orang lain untuk membersihkan sampah ketimbang menggunakan tangan sendiri.

Jalaluddin Rumi pernah berkata dengan cinta, yang pahit menjadi manis. Dengan cinta, tembaga menjadi emas. Dengan cinta, sampah menjadi jernih. Dengan cinta, yang mati menjadi hidup. Dengan cinta, raja menjadi budak. Dari ilmu, cinta dapat tumbuh. Pernahkah kebodohan menempatkan seseorang di atas tahta seperti ini?. Sedangkan Sujiwo Tejo mengatakan bahwa Bau sampah kulit udang bagiku lebih enak ketimbang bau orang yang sok bermoral padahal bajingan.sumber Silahkan di klik

Namun jika kita lihat melalui kaca mata filsafat, keranjang sampah atau tong sampah memiliki nilai filosofinya tersendiri. Pertama Belajar Sabar dan Menerima.Sikap sabar dan menerima ini yang perlu kita contoh dari sebuah keranjang sampah. Dia setiap hari menerima apa yang kita buang tanpa protes sedikitpun. Karena keranjang sampah memang memiliki fungsi untuk menampung semua sampah yang kita punya. Sejatinya pula dia yang akan membuat rumah kita menjadi bersih.Tentu kita tidak ada yang peduli bagaimana keranjang sampah itu mengeluh? Bukankah membuat orang lain tersenyum adalah lebih baik? Membahagiakan orang lain itu lebih baik, meskipun kita belum tentu bahagia dengan apa yang mereka lakukan.
Kedua Mampu mengurai sampah yang dibuang. Pernahkah kalian berpikir dengan menjadi seseorang yang seperti keranjang sampah bisa menyelesaikan puluhan bahkan ratusan masalah dari puluhan bahkan ratusan orang? Dari satu orang ke beberapa orang yang berpeluh kesah kepada kita dan menceritakan semua permasalahnnya lalu kita mampu mengurai masalah tersebut dan memberikan solusi yang terbaik bukankah itu sebuah hal yang menakjubkan? Darimana sebuah keranjang sampah bisa mengurai itu semua? Tidak lain dan tidak bukan karena dia telah belajar bagaimana mengurai sampah satu demi satu perlahan demi perlahan dari sampah yang orang lain buang. Bukankah setiap permasalahan orang itu hampir serupa, tinggal bagaimana kita berperan saja didalamnya? Disitulah kita baru menyadari betapa hebatnya keranjang sampah.

Menjadi manusia pembelajar memberikan arti kita mau belajar memperbaiki diri sepanjang waktu dan hayat kita. Belajar membenahi sampah yang sudah kita buang dengan membersihkan secara sempurna sampai ke akarnya. Bukan belajar menjadi benalu untuk orang lain tapi belajar untuk kebermanfaat orang banyak. Menjadi seorang pemimpin ibarat kata belajar untuk menata sampah serta membersihkan sampah kemudian dibuatkan narasi untuk apa sampah-sampah itu nantinya. Kemudian dibuatkan giat untuk aksi agar bagaimana sampah menjadi sesuatu bahan pembelajaran yang bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun