Pertama, sebagai media dan sarana untuk menggali dan mengetahui ilmu pengetahuan baru, baik ilmu agama pun ilmu umum. Seseorang dapat merubah sikap perilakunya salah satunya adalah karena pemahaman yang didapatkan bertambah dan adanya pengalaman dalam berliterasi menyampaikan suatu pesan kebaikan. Sampai pada batas yang tinggi dikatakan seseorang dapat memahami persoalan kehiduapan untuk dikaji dan ditelaahnya. Salah satunya karena asupan pengetahuan dan diterima serta yang dipelajarinya. Contoh utopis adalah Umar bin Khatab, Abu Sofyan, Bilal bin Ra'bah dan beberapa nama sahabat lain.
Kedua, Membaca mengurangi budaya oral (vocal). Tentu bukan tidak boleh kita berbicara, namun kenyataan banyak bicara justru sering kurang atau tidak produktif, malah sebaliknya. Bicara yang berlebihan sering dapat menimbulkan fitnah atau muncul permusuhan baru. Energi yang kita miliki sebaiknya kita gunakan untuk membaca, selain mengurangi perkataan/obrolan yang tidak bermanfaat dengan membaca akan lebih menguatkan otak kita. Proses menguatkan otak diambil dari sejauhmana dia membaca narasi yang ia dapatkan baik berbentuk digital maupun berbentuk buku cetakan.
Ketiga, Buku atau ilmu dapat diwariskan kepada anak keturunan kita, sebagai modal utama dalam menggapai masa depan mereka. Hal ini yang kemudian menginspirasi saya untuk menulis dan menyampaikan tulisan bahwa tulisan ini akan menjadi kenangan untuk rekaman anak cucu saya nanti. Tulisan ini dapat dijadikan sebagai warisan utama kepada para keturunan saya ke depannya. Melihat rekam jejak ayahnya dalam menorehkan tulisan di dalam media sosial maupun online
Membaca sebenarnya urusan yang sangat sederhana sekali karena urusan membaca pada saat ini banyak sekali sumber membaca yang kita dapatkan. Terutama lewat internet dengan membuka google kita dapat membaca ratusan ribuan tulisan yang tersimpan di dalamnya. Segala macam konten kita dapatkan melalui layanan google berupa berita dan informasi yang kita inginkan.
Kemudahan yang kita dapatkan tentunya memberikan andil untuk bagaimana kita untuk meningkatkan proses membaca bukan untuk meningkatkan permainan online. Karena miris sekali jika masyarakat Indonesia lebih mudah mengakses judi online ataupun permainan online ketimbang informasi yang dapat meningkatkan imajinasi mereka.
Peran guru dan orangtua yang saling menguatkan untuk dapat membiasakan putra-putrinya giat membaca. Menghadirkan bacaan yang berkualitas di rumah dan lingkungan keluarga merupakan hal yang utama dalam pembiasaan membaca. Mari kita berliterasi secara bijak dengan memanfaatkan gaget yang kita pakai sehari-hari dalam menambah pengetahuan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H