Peran orang tua sangat diperlukan dalam pelaksanaan kurikulum terutama kurikulum merdeka yang lebih menitik beratkan dan berfokus pada pengembangan Pengetahuan, ketrampilan dan sikap atau karakter melalaui pengutan profil pelajar Pancasila.
Proses penanam nilai Profil pelajara Pancasila anak akan lebih banyak dilakukan di rumah karena dirumah anak lebih banyak menghabiskan waktunya.
Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang, dan menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia.
Di dalam keluarga ada peran orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya yang lebih bersifat pendidikan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan dan pendidikan sosial, seperti tolong-menolong, bersama-sama saling menjaga kebersihan rumah, menjaga kesehatan dan sejenisnya selain membimbing dan mengawasi anak dalam belajar. Kebiasaan baik dapat ditumbuhkembangkan didalam rumah masing-masing.
Beberapa contoh kebiasaan yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga antara lain:10
- Membiasakan anak bangun pagi, mengatur tempat tidur dan berolahraga
- Membiasakan anak mandi dan berpakaian bersih
- Membiasakan anak turut membantu mengerjakan tugas– tugas rumah
- Membiasakan anak mengatur dan memelihara barang–barang yang dimilikinya
- Membiasakan dan mendampingi anak belajar/mengulang pelajaran/ mengerjakan tugas sekolahnya
- Membiasakan anak pamit jika keluar rumah
- Membiasakan anak mengucap salam saat keluar dari dan pulang ke rumah
- Menerapkan pelaksanaan ibadah shalat sendiri dan berjamaah
- Mengadakan pengajian Alquran dan ceramah agama dalam keluarga
- Menerapkan musyawarah dan mufakat dalam keluarga sehingga dalam diri anak akan tumbuh jiwa demokratis
- Membiasakan anak bersikap sopan santun kepada orang tua dan tamu
- Membiasakan anak menyantuni anak yatim dan fakir miskin sumber Silahkan di klik
Contoh-contoh itu kalau dilihat hanya beberapa orang anak saja yang dapat menerapkan kebiasaan baik itu terutama kebiasaan yang berlanjut dibiasakan di sekolah. Tidak semua kebiasaan dari rumah itu dapat ditranformasikan di kehidupan sekolah dari pagi hingga siang hari. Terkadang kebiasaan baik di atas masih di dorong secara masif dilingkungan sekolah sehingga kebiasaan itu akan terbiasa dilakukan dan ajeg menjadi sebuah hal pembiasaan yang tak perlu dipaksakan nantinya.
Tujuan pendidikan keluarga dalam perspektif pendidikan Islam ialah pertama, menanamkan keimanan dan ketaatan kepada Allah, melalui pendidikan Islam anak dilatih untuk selalu dekat dan merasa dipantau oleh Allah atas kesadaran individu.
Kedua, untuk membentuk karakter dan akhlak yang mulia, melalui penerapan nilai-nilai pendidikan Islam atau keyakinan sebagaimana yang tercantum dalam QS. Luqman ayat 12-19, yaitu agar selalu anak menjadi manusia yang bersyukur kepada Allah, apalagi mempersekutukan Allah, anak berbakti kepada kepada kedua orang tua, melakukan kewajiban shalat, memiliki sikap sederhana, tidak sombong dalam berjalan, dan memelankan suaranya.
Ketiga secara jasmani pendidikan anak dalam keluarga ialah mencetak anak agar memiliki potensi secara individu, sosial, dan professional, kita perlu takut dan khawatir jika keturuan keluarga dalam kondisi yang lemah pada segala aspek, oleh karena sejak dini harus menyiapkan keluarga yang kuat. sesuai dengan firman Allah QS. An-Nisa’ ayat 9.
Allag berfirman : "Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya)."QS. An-Nisa’ ayat 9.
Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anaknya di sekolah akan terlaksana dengan baik, bila telah tercipta komunikasi yang efektif antara sekolah dan orang tua siswa. Hal ini didukung dengan pernyataan dari Mendikbud dalam sebuah seminar “Pentingnya Membangun Komunikasi Efektif Orangtua-Sekolah”, bahwa komunikasi antara orang tua dan sekolah akan lebih efektif bila tercipata komunikasi dua arah.