Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Renaisans dalam Kebudayaan Beranekaragam

14 November 2023   22:40 Diperbarui: 14 November 2023   22:43 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam batang tubuh Undang-undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat 1 dan 2 menyatakan :  (1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.  (2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.

Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional atau jati diri bangsa.[2] Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni: Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya, dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya. sumber Silahkan di klik

Amanat UUD 1945 menandakan bahwa persoalan budaya yang tengah mengakar di kehidupan masyarakat mendapatkan suatu kebebasan dalam membangun narasi ide dan gagasan dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya. Ragam budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang beranekeragam menjadikan Indonesia memiliki identitas budaya tersendiri yang tak dimiliki oleh bangsa lain di dunia.

Menurut Koentjaraningrat (2015:    146) kebudayaan    diartikan    sebagai keseluruhan  gagasan  dan karya  manusia  yang  harus  dibiasakannya  dengan  belajar, beserta  keseluruhan  dari  hasil  budi  dan  karyanya  itu.  Bila  dilihat  dari  bahasa  inggris kata  kebudayaan  berasal  darikata  latin colera yang  berarti  mengolah  atau  mengerjakan, yang kemudian berkembang menjadi kata culture yang diartikan sebagai daya dan usaha manusia untuk merubah alam.  perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia.Secara kategorikal ada 2 kekuatan  yang menyebabkan terjadinya perubahan  sosial,  Petama,  adalah  kekuatan  dari  dalam  masyarakat  sendiri  (internal factor),  seperti  pergantian  generasi  dan  berbagai  penemuan  dan  modifikasi  setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat(external factor), seperti pengaruh kontak-kontak  antarbudaya  (culture  contact)  secara  langsung  maupun  persebaran  (unsur) kebudayaan  serta  perubahan  lingkungan  hidup  yang  pada  gilirannya  dapat  memacu perkembangan   sosial   dan   kebudayaan   masyarakat   yang   harus   menata   kembali kehidupan mereka. sumber Silahkan di klik

Proses kelahiran kembali konstruksi kebudayaan Nasional ditengah terjangan aruh globalisasi dan informasi diharapkan mampu membangun peradaban budaya bangsa yang bermartabat ditengah kehidupan global. Serbuan budaya asing yang masuk secara bergelombang ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia tak dapat dibendung masuk ke dalam ruang-ruang privat masyarakat Indonesia.

Sebagai contoh kehadiran gaget atau hp pada saat ini dapat mempengaruhi sistem kinerja sistem syaraf masyarakat Indonesia yang menjadi sangat ketergantungan. Imbas berkembangnya social media seperti tiktok, Whatssapp, Instragram, facebook dll memberikan ketergantungan yang sangat signifikant dalam pola pikir masyarakat Indonesia. Di tambah lagi dengan persoalan dengan permainan online dari yang gratis hingga berbayar bahkan mengandung unsur perjudian.

Ketika era tahun 1970 hingga tahun 2000 gejolak budaya sudah terasa dengan muncul dan berkembangnya sikap individualisme karena terkait efek kejut arus globalisasi yang masuk ke Indonesia seperti masuknya makanan dan minuman yang serba instan ada mc donald, KFC, dan yang lainnya. Kemudian tren pola pakaian yang mengikuti perkembangan model dari luar negri. Perkembangan Teknologi belumlah secepat seperti saat ini.

Kebudayaan Indonesia yang beranekaragam yang memiliki semboyan nasional "Bhineka Tunggal Ika" (Berbeda-beda tetap satu jua). Keanekaragamn berarti keberagaman   suku   bangsa,   bahasa,   agama/kepercayaan   dan   tradisi   yang membentuk  negara  Indonesia.  Rasa budaya tercermin di dalam lambang negara Indonesia Burung Garuda yang memiliki suatu prinsip pemersatu bangsa.

Persoalan yang mengikat saat ini adalah perubahan tata nilai-norma masyarakat yang mengalami penyimpangan makna setelah covid 19. Nilai-nilai masyarakat mengalami kegoncangan budaya (culture shock) sehingga ada perubahan perilaku dari masyarakat itu sendiri. Kegoncangan budaya ini beralihnya model interaksi di dalam masyarakat sehingga gaget atau hp menjadi lebih dominat bahkan pada saat tatap muka pun ketergantungan sangat terlihat. Kualitas interaksi sosial menjadi terhambat mengakibatkan ketidakbermaknaan dalam pertemuan.

Kemudian pada sisi yang lain bullying, perundungan serta timbulnya kekerasaan dilingkungan sekolah dan juga dilingkungan masyarakat pun menjadi hal yang dominat diseluruh wilayah Indonesia. Pembunuhan dan pemorkasaan baik yang dilakukan oleh individu ke individu lainnya akan tetapi juga terjadi antara orangtua dengan anak bahkan sebaliknya. Sikap disiplin dan karakter peserta didik cenderung berubah secara cepat.

Perhatian terhadap ajaran agama menjadi lentur untuk menjalani kewajiban sebagai hamba Allah seperti melaksanakan ibadah sholat, pergi ke gereja pura dll. Lebih banyak ketika beribadah pun tidak serius kecenderungan bercanda dengan teman sebayanya, ketika sholat tidak khusyuk, kepedulian terhadap sesama pun juga kurang.

Gegar budaya atau keterkejutan budaya merupakan istilah yang digunakan bagi menggambarkan kegelisahan dan perasaan (terkejut, kekeliruan, dll.) yang dirasakan apabila seseorang tinggal dalam kebudayaan yang berlainan sama sekali, seperti ketika berada di negara asing. Perasaan ini timbul akibat kesukaran dalam asimilasi kebudayaan baru, menyebabkan seseorang sulit mengenali apa yang wajar dan tidak wajar.  Gegar budaya yang kuat (seperti tinggal di negara asing) sering kali terdiri dari fase yang berlainan, walaupun tidak semua orang melalui semua fase ini dan juga dipengaruhi oleh faktor waktu:

  • "Fase bulan madu" - pada fase ini perbedaan antara budaya baru dan lama dilihat sebagai sudut pandangan romantik, menarik, dan baru, Sebagai contoh, pada saat berpindah ke negara asing, seseorang mungkin menyukai makanan yang baru, tempo kehidupan yang baru, sifat masyarakat yang baru, arsitektur bangunan yang baru, dan seterusnya.
  • Fase pembelajaran ("negosiasi") - setelah beberapa hari, minggu, atau bulan, perbedaan kecil antara budaya baru dan lama diselesaikan. Seseorang mungkin rindu makanan rumah, tempo kehidupan terlalu pelan atau terlalu cepat, sifat masyarakatnya mengganggu, dll.
  • Fase "semuanya baik" - setelah beberapa hari, minggu atau bulan, seseorang mulai biasa dengan perbedaan budaya baru dan telah mempunyai kebiasaan-kebiasaan. Pada fase ini, seseorang tidak lagi bertindak memiliki kesan positif atau negetif kepada budaya baru tersebut, karena budaya tersebut tidak lagi dirasakan sebagai budaya baru, melainkan sudah menjadi budaya keduanya.sumber Silahkan di klik  

Masyarakat kali ini mengalami kegelisahan ketika dampak dan tekanan hidup yang semakin komplek yang harus dijalani setiap hari. Pertemuan dengan setiap orang pun pasti akan terjadi dalam waktu yang singkat dan ritme yang kompleks beriringan dengan keseharian dalam bekerja. Maka terkadang akan mendapatkan gangguan atas ketidaknyaman ketika dalam berkegiatan sehari-hari. Sehingga akan mengalami stress, menghindari hal kerumunan, menyendiri dan lain sebagainya

Samovar menyatakan bahwa orang biasanya melewati empat tingkatan culture shock. Keempat tingkatan ini dapat digambarkan dalam bentuk kurva U, sehingga disebut U -- Curve. 1) Fase optimistik, fase pertama yang digambarkan berada pada bagian kiri atas dari kurva U. Fase ini berisi kegembiraan, rasa penuh harapan, dan euforia sebagai antisipasi individu sebelum memasuki budaya baru. 2) Masalah kultural, fase kedua di mana masalah dengan lingkungan baru mulai berkembang, misalnya karena kesulitan bahasa, system lalu lintas baru, sekolah baru, dan lain-lain. Fase ini biasanya ditandai dengan rasa kecewa dan ketidakpuasan. Ini adalah periode krisis dalam culture shock. Orang menjadi bingung dan tercengang dengan sekitarnya, dan dapat menjadi frustasi dan mudah tersinggung, bersikap permusuhan, mudah marah, tidak sabaran, dan bahkan menjadi tidak kompeten. 3) Fase recovery, fase ketiga dimana orang mulai mengerti mengenai budaya barunya. Pada tahap ini, orang secara bertahap membuat penyesuaian dan perubahan dalam caranya menanggulangi budaya baru. Orangorang dan peristiwa dalam lingkungan baru mulai dapat terprediksi dan tidak terlalu menekan. 4) Fase penyesuaian, fase terakhir, pada puncak kanan U, orang telah mengerti elemen kunci dari budaya barunya seperti nilai-nilai, adab khusus, pola komunikasi, keyakinan, dan lain-lain. sumber Silahkan di klik

Perlunya kelahiran kembali sebuah budaya yang kita miliki dengan akar dan semangat bhineka tunggal ika. Kelahiran kembali ini diharapkan untuk menghilangkan sebuah fenomena negatif yang berkembang di masyarakat. Masyarakat diajak untuk memperbanyak bahan literasi dan memperbanyak komunikasi secara langsung. Proses pembiasaan dalam keluarga secara tak langsung membawa pengaruh karakter pergaulan anaknya di luar rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun