Kolaborasi Giat Bulan Bahasa, Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Memperingati hari Pahlawan mengangkat tema yang cukup unik Renaisance Festival In Cultural Deversity. Gagasan ide narasi sebuah tema diusung oleh anak-anak OSIS SMAN 25 Jakarta dalam Giat memasyarakatkan literasi dan pentas budaya Indonesia.
Kegiatan kali ini merupakan tahun kedua setelah Covid 19 pelaksanaan Pekan Bulan Bahasa, Project P5 dan sekaligus memperingati hari Pahlawan tahun 2023 secara kolosal. Kegiatan koloborasi ini merupakan proses dari pelaksanaan pembelajaran di luar kelas dan bagian dari program kegiatan sekolah ramah anak.
Tema Renaisance Festival In Cultural Deversity apabila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia Festival Renaisans Dalam Keanekaragaman Budaya. Mengingat bangsa Indonesia yang memiliki keanekeragaman budaya dan adat istiadat dari seluruh penjuru nusantara. Sehingga giat koloborasi ini merupakan bagian yang sangat penting dalam mengangkat ragam kebudayaan nasional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Kira-kira tema itu mengusung sebuah hasta karya dan cipta peradaban manusia yang memiliki watak pembaharuan atau perubahan dalam menghadapi dinamika perkembangan zaman. Semangat renaisans yaitu semangat pembaharuan yang dimiliki oleh masyrakat eropa kala itu dalam bidang seni, budaya dan ilmu pengetahuan. Atau tepatnya kelahiran kembali produk ilmu pengetahuan yang telah lama hilang dalam masyarakat Eropa.
Dalam sejarahnya Renaisans adalah sebuah gerakan budaya yang sangat mempengaruhi kehidupan intelektual Eropa pada periode modern awal. Bermula di Italia lalu menyebar ke seluruh Eropa pada abad ke-16, pengaruh Renaisans dirasakan dalam sastra, filsafat, seni, musik, politik, ilmu pengetahuan, agama, dan aspek lain di bidang intelektual. Sarjana Renaisans menggunakan metode humanis dalam penelitian. Mereka juga mencari hubungan realisme dengan emosi manusia dalam seni. Humanis Renaisans seperti Poggio Bracciolini mencari di perpustakaan biara Eropa, dia berfokus pada bidang sastra, sejarah, dan teks Latin pidato dari Zaman Klasik, sedangkan Kejatuhan Konstantinopel menghasilkan gelombang imigran sarjana Yunani yang membawa naskah berharga dari Yunani Kuno. sumber Silahkan di klik
Ada proses yang sangat penting ketika panitia mengusung tema ini adalah ditengah terjangan budaya yang datang dari luar harus ada semangat baru dalam membangun tradisi literasi di lingkungan SMAN 25 Jakarta. Serta ada pengenalan adat dan budaya nusantara yang beranekaragam kepada peserta didik SMAN 25 Jakarta. Pengenalan seperti cerita legenda mengenai Toba dari Sumatra Utara, Tarian dan lagu dari seluruh wilayah nusantara, pertunjukkan drama, puisi.
Ibu Triyem S.Pd, M.Si menginisiasi atas terlaksananya kegiatan Koloborasi ini ditengah masyarakat Indonesia yang beranakeragam budaya dan adat istiadat. Apalagi ditengah kegiatan pesta demokrasi di Indonesia diharapkan tercipta kerukunan dan toleransi yang terbangun dan tercipta di dalam masyarakat Indonesia. Diharapkan dari SMAN 25 Jakarta akan terpancar jiwa-jiwa pembaharu dan pemersatu bangsa yang timbul dari kalangan peserta didik dalam rangkan membangun negara kesatuan republik Indonesia.
Kegiatan ini merupakan salah satu proses ajang positif pembelajaran di luar kelas dalam menumbuh kembangkan kreatifitas dan inovasi peserta didik. Serta ada peserta didik saling mengenal satu sama lain untuk saling memahami dan saling menghormati diantara peserta didik. Hal ini tentunya mewujudkan suasana sekolah yang ramah anak dan sekolah adiwiyata dalam diri peserta didik.
Yang tak kalah menarik adalah penampilan ibu guru yang menampilkan tarian asal sumatra utara. Dimana mereka para guru perempuan menggunakan baju ada dari sumatra utara. Tortor Batak Toba adalah jenis tarian purba dari Batak Toba yang berasal dari Sumatera Utara yang meliputi daerah Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir dan Samosir. Tortor adalah tarian seremonial yang disajikan dengan musik gondang. Tarian yang diperagakan oleh para guru mendapatkan apresiasi meraih dari peserta didik.
Tema dan Makna FilosofiUntuk saat ini, penggunaan tari tor tor sebagai sarana ritual keagamaan telah beralih fungsi. Tari tor tor saat ini lebih cenderung berfungsi sebagai sarana hiburan sekaligus media komunikasi antar sesama warga. Oleh karena fungsi tersebut, tari tor tor dibagi ke dalam 3 peruntukan, yaitu tor tor pangurason, tor tor sipitu cawan, dan tor tor tunggal panaluan.
- Tor Tor Pangurason (pembersihan) adalah tari tor tor yang dilaksanakan sebelum pesta besar sebagai saran pembersihan dan permohonan agar pesta dapat berjalan tanpa aral dan rintangan.
- Tor Tor Sipitu Cawan (Tujuh Cawan) adalah tari tor tor yang dipentaskan dalam acara penobatan raja Batak. Jenis tari tor tor ini merupakan sendratari yang mengisahkan turunnya 7 putri kahyangan ke Gunung Pusuk Bukhit untuk mandi.
- Tor Tor Tunggal Panaluan adalah tari tor tor yang dipentaskan para dukun dalam upacara ritual yang digelar setelah sebuah desa terkena musibah. Jenis tor tor ini merupakan sarana permohonan petunjuk atas musibah yang telah dihadapi.