Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Pahlawan di Tahun Politik

10 November 2023   21:56 Diperbarui: 10 November 2023   21:57 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. group SMAN 25 Jakarta"

Meskipun terjadi gencatan senjata pada 29 Oktober, bentrokan-bentrokan bersenjata tetap berlangsung antara masyarakat Surabaya dan tentara Inggris. Puncak dari pertempuran ini yaitu terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby pada 30 Oktober 1945 dan hal ini membuat Inggris marah. Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan. Pasukan sekutu mendapatkan perlawanan dari pasukan dan milisi Indonesia. Sebagai tanggapan, Inggris mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945 oleh Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh yang menggantikan Jenderal Mallaby. Ultimatum tersebut isinya antara lain:

1. Seluruh pemimpin Indonesia di Surabaya harus melaporkan diri.
2. Seluruh senjata yang dimiliki pihak Indonesia di Surabaya harus diserahkan kepada Inggris.
3. Para pemimpin Indonesia di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan dan bersedia menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat.
Jenderal Eric juga yang meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara Inggris. Jika tidak menaati perintahnya, tentara AFNEI dan administrasi NICA mengacam untuk menggempur Kota Surabaya dari darat, laut, dan udara.

Pada saat itu muncul semboyan "Merdeka atau Mati" dan Sumpah Pejuang Surabaya sebagai berikut. Tetap Merdeka! Kedaulatan Negara dan Bangsa Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 akan kami pertahankan dengan sungguh-sungguh, penuh tanggungjawab bersama, bersatu, ikhlas berkorban dengan tekad: Merdeka atau Mati! Sekali Merdeka tetap Merdeka!sumber Silahkan di klik

Peristiwa diabadikan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai hari Pahlawan. Sebagaimana keputusan pemerintah no.316 tahun 1959 tentang hari Nasional yang bukan hari libur nasional dalam pasal 1 disebutkan salah satu diantaranya menyebutkan Hari Pahlawan. Surat keputusan itu ditandatangani oleh Presiden Soekarno yang menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Ada proses perjuangan dalam ikhtiar membanguan bangsa dalam mempertahankan proklamasi kemerdekaan RI.  Ada proses perjalanan panjang dari Pahlawan dalam mengorbankan semangat kebangsaan. Dalam KBBI pahlawan orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Pahlawan berasal dari bahasa Sansekerta phala yang berarti hasil atau buah. Secara etimologis ada juga yang memaknai pahlawan berasal dari akar kata pahala, dan berakhiran wan, pahalawan. Artinya, mereka pantas memperoleh pahala karena jasa-jasanya bagi perjuangan menegakkan kebenaran.

Momentum yang sangat penting diambil oleh pemerintah Republik Indonesia dalam membangun kesadaran kebangsaan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hari Pahlawan dipilih sebagai penghormatan khusus terhadap pertempuran di Surabaya pada tahun 1945, yang kemudian dikenal sebagai "Peperangan Lima Hari." Karena dalam peristiwa itu ribuan arek-arek Surabaya menjadi Syuhada atau wafat karena mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamirkan. 

Dalam wikipedia dijelaskan dalam peristiwa 10 November 1945 perkiraan kematian di Indonesia berkisar antara 6.300 sampai 15.000, dan perkiraan kurang lebih 200.000 orang melarikan diri dari kota yang hancur tersebut. Korban warga British Indian berjumlah 295 orang tewas dan hilang. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk melakukan perlawanan. 

Peringatan hari Pahlawan menjadi suatu proses semangat untuk menanamkan kembali semangat persatuan yang tengah lentur di tengah kehidupan masyarakat. Semangat SMAN 25 Jakarta dalam memaknai hari Pahlawan dengan merajut tali temali dalam sebuah simpul ikatan. Artinya sesuai dengan Filosofi Logo tema hari Pahlawan 2023 : Pahlawan adalah orang yang merangkul orang lain demi tercapainya tujuan bersama dan tidak hanya memikirkan diri sendiri. 

Dengan simpul ikatan SMAN 25 akan mampu bersatu, berkoloborasi dan tidak mementingkan dan memikirkan diri sendiri  dalam mencapai tujuan bersama. Dalam membangun simpul maka harus terjalin komunikasi  yang baik antar semua unsur dalam membangun tujuan. Bukan komunikasi selewat dan asal jadi yang mengakibatkan terputusnya hubungan komunikasi dan menjadi sumber konflik kepentingan di dalamnya. Merekatkan simpul ikatan yang kadang mengalami kesulitan karena ada unsur ego dan kepentingan di dalamnya. 

Biarlah tahunnya menjadi tahun politik tapi prosesnya dalam merajut ikatan yang perlu direkatkan dengan kata Bhineka Tunggal Ika. Proses mempertahankan itu yang sangat sulit ketimbang membuat dari awal karena hambatan akan lebih banyak ketika membuat dari awal. Belajar membuat simpul iktan dalam giat Pramuka berarti kita juga kita akan belajar berkomunikasi dan berkolaborasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun