Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Air Tanah yang Menjadi Dilema

30 Oktober 2023   22:37 Diperbarui: 30 Oktober 2023   22:47 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kemarau panjang ketersedian air menjadi sesuatu yang paling ditunggu oleh mayoritas penduduk di Indonesia. Air menjadi sesuatu yang sangat fital dan banyak digunakan dalam manjalani proses kehidupan. Air merupakan kebutuhan pokok dan sentral dalam urusan mandi, mencuci, minum dan membersihkan alat rumah tangga. 

Menurut Kamus besar bahasa Indonesia air merupakan cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang terdapat dan diperlukan dalam kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen. Benda cair yang biasa terdapat di sumur, sungai, danau yang mendidih pada suhu 100o C.

Kemarau panjang membuat ketersedian air menjadi suatu kendala yang sangat berarti bagi penduduk di Indonesia. Sudah banyak beberapa daerah ketika kemarau panjang ketersedian air menjadi sangat langka. Sumur dan sungai atau kali ketika kemarau panjang menjadi kering sehingga masyarakat sangat kesulitan dalam mengakses air bersih.

Tumbuhan dan tanaman yang diciptakan Tuhan pun memegang peranan penting dalam proses transpirasi kehidupan. Begitu juga energi matahari memegang peranan dalam proses evaporasi. Air dapat terpengaruh oleh wilayah dan aktivitas yang ada yang dilaluinya. Air dapat berwarna jernih di sekitar pegunungan atau berwarna hitam atau pekat di daerah rawa maupun wilayah industri. Sehingga kebutuhan air menjadi sesuatu yang berarti bagi kehidupan manusia dan tak bisa dianggap biasa saja ketika air tersebut tidak dapat dikonsumsi.

Kebutuhan akan air minum yang bersih bagi kesehatan manusia dibutuhkan sumber air baku digunakan sebagai sumber air minum yang didapat dari sungai, kali, air tanah, air hujan.  Dari segi kualitas air, kualitas mata air relatif jernih dibandingkan dengan kualitas sumber air dari air permukaan pada umumnya, dengan demikian mata air lebih baik digunakan dibandingkan dengan air permukaan. Penggunaan air tanah pun juga perlu diperhatikan karena terkait dengan penurunan kadar air tanah sehingga pemakaiannya pun juga harus diperhatikan dikarenakan mempunyai kandungan besi dan mangan relatif lebih besar dari sumber air yang lain. 

Air merupakan zat yang luar biasa sebagai bagian rahmat yang diberikan Tuhan kepada manusia. Karena air dapat mengalir, bergolak, berputar melalui berbagai hambatan terhadap aliran yang dilalui. Keberadaan air di alam ini sangat tergantung kepada lingkungan alam sekitarnya dan daerah yang dilaluinya. Secara terus menerus air mengalir mengikuti siklus hidrologi atau siklus air yang bergerak dari laut ke daratan dan kembali lagi ke lautan dan seterusnya. Proses siklus hidrologi atau siklus air yang meliputi evaporasi, kondensasi, presipitasi, dan infiltrasi yang menyebabkan terjadinya pergerakan aliran air. sumber silahkan klik

Pandangan Al-Qur’an mengenai air sebagai sumber kehidupan d Bumi terdapat dalam Q.S. Az-Zumar : Wahai manusia, apakah engkau tidak memperhatikan bahwa Allah menurunkan air hujan dari langit, lalu diaturnya air hujan itu menjadi sumber-sumber air yang memancar dan sungai-sungai yang mengalir di bumi, kemudian dengan air itu ditumbuhkan-Nya tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian tumbuhan itu berubah menjadi kering dan layu, lalu engkau melihatnya kekuning-kuningan setelah segar kehijauan, kemudian dijadikan-Nya tumbuhan itu mati dan hancur berderai-derai. Sungguh, pada proses penciptaan yang demikian bertahap-tahap itu terdapat pelajaran berharga dan nasihat bermanfaat bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat dan fitrah yang lurus.(Q.S. Az- Zumar :21)

Pada ayat diatas Allah memerintahkan manusia perlu memikirkan tentang proses kejadian alam, yaitu proses turunnya hujan dan tumbuhnya tanam-tanaman di permukaan bumi ini. Kalau diperhatikan kejadian itu merupakan suatu siklus yang dimulai pada suatu titik dalam suatu lingkaran, dimulai dari adanya sesuatu, kemudian berkembang menjadi besar, kemudian tua, kemudian meninggal atau tiada, kemudian mulai pula suatu kejadian yang baru lagi dan begitulah seterusnya sampai kepada suatu masa yang ditentukan Allah, yaitu masa berakhirnya kejadian alam ini. Distribusi dan dinamika air di dalam tanah dilukiskan dalam ayat ini. Di samping menjadi air larian yang langsung mengalir di permukaan tanah, sebagian air yang jatuh dari langit baik sebagai air hujan maupun salju yang mencair akan mengimbuh (berinfiltrasi) ke dalam tanah dan menyebar di dalam kesarangan (pori-pori) tanah. Air akan ditahan oleh pori-pori tanah dengan kekuatan yang berbanding terbalik dengan ukuran pori-pori tanah. Pada pori-pori tanah dengan ukuran yang besar, air akan dapat ditarik oleh gaya gravitasi dan dapat mengalir (perkolasi) ke lapisan tanah atau batuan yang lebih bawah atau mengalir secara lateral searah kemiringan lereng. Air tanah dangkal yang mengalir searah kemiringan lereng ini akan keluar lagi sebagai mata air. Air yang mengalir ke lapisan yang lebih bawah kemudian akan mengisi lapisan pembawa air tanah (akifer) yang merupakan lapisan tanah atau batuan yang tersusun oleh butiran-butiran yang kasar, utamanya pasir. Apabila akifer ini muncul ke permukaan tanah, misalnya pada tekuk lereng, maka pada tempat munculnya tersebut akan dijumpai pula mata air. Pori-pori dengan ukuran yang lebih kecil, dikenal dengan istilah pori kapiler, akan menahan air di dalamnya sebagai kelembaban tanah. Air yang terdapat di dalam pori-pori kapiler ini tidak akan dilepaskan kecuali oleh tegangan yang lebih besar dari tenaga gravitasi, umumnya oleh penguapan (evaporasi), atau pada lapisan yang lebih dalam oleh tenaga hisap akar tanaman. Kelembaban tanah inilah yang kemudian dipakai oleh tanaman untuk bermetabolisme dan kemudian menguap dari stomata daun dan bagian tanaman lain yang berkhlorophil. Penguapan air tanah dengan cara ini dikenal dengan istilah transpirasi. Tanah yang memiliki kelembaban cukup akan dicirikan oleh tumbuhan yang menutupinya memiliki daun berwarna hijau. Apabila kelembaban berkurang maka daun lambat laun akan menguning dan kemudian akan mengering. Daun-daun yang mengering akan rontok untuk mengurangi proses penguapan. Air yang menguap oleh terik panas matahari, kemudian menjadi awan yang bergumpal, dihalau kembali oleh angin ke suatu tempat sehingga menurunkan hujan. Proses kejadian demikian itu menjadi bahan renungan bagi orang yang mau menggunakan pikirannya. Tentu ada Zat Yang Mahakuasa yang mengatur semuanya itu, sehingga segala sesuatu terjadi dengan teratur dan rapi. Tidak mungkin manusia yang melakukannya. Yang melakukan semua itu tentulah Zat yang berhak disembah dan ditaati segala perintah-Nya.
sumber silahkan klik

Allah yang diatur menjadi bentuk sumber air dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut menjelaskan mengenai paska terjadinya hujan, setelahhujan jatuh ke bumi, air hujan akan terbagi menjadi tiga bagian: pertama, menguap kembali karena pemanasan ; kedua, mengalir dipermukaan dalam bentuk air sungai atau menggenang didanau, kolam, sawah, atau cekungancekungan tanah; dan ketiga, air terserap oleh tanah, namun tidak hilang. Artinya air dalam tanah masih dapat dialirkan lewat permukaan atau didalam tanah. sumber silahkan klik

Ketika kita memahami makna tersirat dan tersurat dari kandunga Ayat Al Quran diatas maka yang patut menjadi renungan adalah bagi manusia yang memiliki akal dan nalar untuk berfikir terkait penciptaan alam semesta. Ketika manusia memiliki akal dan nalar yang sehat maka air hujan sebagai siklus penciptaan Tuhan dapat dijadikan bahan renungan manusia untuk bagaimana air hujan itu dapat dimanfaatkan secara baik.

Penggunaan air hujan juga turut menjadi perhatian bagi warga masyarakat agar ketika turun hujan memiliki stok air yang cukup berlimpah yang nantinya dapat digunakan ketika musim kemarau. Pemanfaatan air hujan juga harus menjaga konservasi aliran air yang dapat membantu terbentuknya kantong-kantong air dapat masuk ke dalam tanah. Perlu adanya sumur resapan dan lubang biopori yang dapat menunjang tersedianya air yang masuk ke dalam lubang tanah.

Perlu kesadaran dari komponen masyarakat untuk memastikan keberadaan lubang biopori dan sumur resapan yang dapat digunakan sebagai cadangan air ketika musim kemarau. Di gedung pemerintahan, gedung swasta serta di seluruh tempat dapat membuat sarana penampungan air hujan yang dapat digunakan sewaktu musim kemarau datang dengan membuat lubang biopori atau sumur resapan. Penggunaan lubang biopori dan sumur resapan ketika air hujan masuk ke dalam tanah dapat menambah volume debit air yang masuk.

Ketika ketersedian air tanah pada saat ini memiliki dilema karena masyarakat melakukan pengeboran air pada masa kemarau sehingga dapat merusak dan terjadinya penurunan permukaan air tanah. Proses penggunaan pun juga turut diawasi terutama bagi kalangan industri dan pelaku usaha seperti hotel, rumah makan yang membutuhkan air yang cukup banyak ketimbang kebutuhan rumah tangga. 

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuat aturan baru terkait penggunaan air tanah. Lewat aturan ini penggunaan air tanah wajib mendapatkan izin Kementerian ESDM. Ketentuan itu tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 291.K/GL.01/MEM.G/2023 tentang Standar Penyelenggaraan Persetujuan Penggunaan Air Tanah. Aturan ini ditandatangani oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 14 September 2023. Ketentuan ini bertujuan menjaga keberlanjutan air tanah, menjamin kepastian hukum, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan air tanah untuk kebutuhan bukan usaha. "Diperlukan penyelenggaraan persetujuan penggunaan air tanah sebagai perangkat utama pengendalian dan pengambilan air tanah untuk menjaga konservasi air tanah, sumber silahkan klik

Proses Izin penggunaan air tanah harus dikantongi bagi setiap pihak yang menggunakan air tanah lebih dari 100 ribu liter per bulan untuk:
1. Kebutuhan pokok sehari-hari;
2. Pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada;
3. Wisata atau olahraga air yang dikelola untuk umum atau kegiatan bukan usaha;
4. Pemanfaatan air tanah untuk kepentingan penelitian, kesehatan, pendidikan, hingga pemerintah;
5. Penggunaan air tanah untuk taman kota, rumah ibadah, fasilitas umum, atau fasilitas sosial lainnya;
6. Bantuan sumur bor/gali untuk penggunaan air tanah secara berkelompok yang berasal dari pemerintah, swasta, atau perseorangan;
7. Penggunaan air tanah untuk instansi pemerintah.
silahkan klik

Ketentuan diatas memiliki variabel yang jelas terkait dengan komponen yang perlu izin dalam melukan upaya pengeboran air tanah karena pemerintah ingin menjaga konservasi air yang tiap tahun memiliki penyusutan. Masyarakat yang dibawah penggunaan 100 ribu per liter tak perlu mengantongi izin untuk pengeboran air tanah. Karena biasanya dalam kehidupan rumah tangga tak sampai 100 ribu liter per bulan dengan melihat rata-rata kehidupan rumah tangga diisi hanya sampai 10 orang dalam satu rumah. Kebutuhan pun hanya dipakai saat pagi mau pergi bekerja, sekolah serta memasak sedangkan sore setelah pulang kerja atau sekolah. Itupun sebatas untuk mandi, berwudhu, buang air kecil atau besar. 

Menjaga konservasi air tanah itu lebih baik untuk proses kehidupan selanjutnya agar anak cucu kita ke dapan dapat juga menikmati ketersedian air tanah sebagai bahan baku air minum. Walaupun sudah ada PDAM sebagai unit bagian pemerintah yang mengatur distribusi air minum di bawah bendera perusahaan daerah air minum. Begitu juga untuk air kemasan yang dijual perlu menjaga konservasi air tanah sebagai bahan baku air minum. Sumber mata air pun juga perlu dirawat dan dijaga bagi kelangsungan kebermanfaatan kehidupan manusia.

Air untuk kehidupan wajib dicermati bagi seluruh warga masyarakat pemanfaat lubang biopori dan sumur resapan perlu dioptimalkan bukan untuk dibully bahkan dicela. Upaya pemerintah perlu didukung secara bersama-sama dalam membangun sumur resapan bagian merawat ketersedian konservasi dapat terjaga dan terkendali. Sehingga kebutuhan air dapat terjaga sampai sepanjang hayat dan begitu musim kemarau itu tiba air hujan itu dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Upaya sosialisasi dalam ranah pendidikan juga perlu terutama bagi peserta didik dalam rangka proses pembelajaran. Penggunaan air yang optimal untuk kebutuhan dasar dan pokok serta untuk ibadah perlu disoliasasikan dengan baik. Apalagi dalam rangka merawat konservasi air dengan mengembangkan lubang biopori dan sumur resapan disekolah. Pengetahuan pembuatan lubang biopori dan lubang resapan perlu dioptimalkan bagi peserta untuk mengetahui bagaimana proses teknik pembuatnnya.

Izin juga diperlukan untuk proses pengawasan dari pemerintah agar warga masyarakat tidak seenaknya saja membor air tanah secara berlebihan. Penggunaan air secukupnya dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kelangsung ekosistem kehidupan. Apalagi ketika air itu sudah tercemar limbah yang berbahaya maka masyarakat tak dapat mengkonsumsi air tersebut.

Ketika kemarau panjang manusia yang berfikir dengan nalar dan kejernihan hatinya dapat melakukan upaya penelitian dan percobaan sederhana dalam mengatasi kekurangan air. Perlu duduk bareng dalam mengatasi kelangkaan air ketika musim kemarau panjang tiba. Bukan untuk membuly dan menghakimi seperti yang sudah-sudah terjadi terutama dalam media sosial. Dibutuhkan kritik yang membangun dan kritik yang mencari solusi dalam mengatasi masalah air.

Ketika hujan pasti air sangat berlimpah bahkan terkadang lebih banyak terbuang ketimbang dimanfaatkan. Merujuk perintah Allah surat Az zumar diatas air hujan itu perlu dibuatkan bak penampungan yang dapat meresap ke dalam tanah terutama ketika waktu hujan dan terjadinya genangan dengan memanfaatkan pembuatan sumur resapan. Genangan air hujan tidak lekas lari ke laut tapi dapat masuk meresap ke dalam pori-pori tanah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun