Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Aktivitas Fisik Anak

8 Oktober 2023   00:23 Diperbarui: 8 Oktober 2023   00:27 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterbatasan ruang dan waktu dalam menunjang gerak aktivitas anak dapat menjadi perhatian bersama bukannya hanya guru semata, tapi juga orangtua, masyarakat dan pemerintah. Membangun generasi yang cerdas dan unggul di tahun 2045 atau generasi emas dipersiapkan dari saat ini. Kebutuhan jasmani dan rohani haruslah seimbang dalam menstabilkan kondisi fisik anak. Gerak aktifitas anak perlu diciptkan oleh guru dan orangtua di rumah.

Melansir Centers for Disease Control and Prevention, aktivitas fisik pada anak dan remaja jika dilakukan secara teratur dapat membantu meningkatkan kebugaran kardiorespirasi, membangun tulang dan otot yang kuat, mengontrol berat badan, mengurangi gejala kecemasan dan depresi. Selain itu, mengurangi risiko berkembangnya sejumlah kondisi kesehatan. Seperti penyakit jantung, kanker, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, osteoporosis, dan obesitas. https://voi.id/lifestyle/232314/memahami-pentingnya-aktivitas-fisik-atau-olahraga-untuk-anak-anak-dan-remaja

Berbagai cara anak agar dapat memanfaatkan waktu istirahat di sekolah dalam implementasi gerak aktivitas anak:

  1. Jam istirahat sebaiknya digunakan dengan efektif. Melakukan kegiatan yang membantu siswa untuk kembali bersemangat untuk belajar, dengan makan ringan, melaksanakan sholat sunnah dhuha ketika jam 10 atau sholat zuhur dengan berjamaah ketika jam 12
  2. Gunakan waktu istirahat untuk meningkatkan interaksi dengan teman. Misalnya; dengan makan bersama teman, atau membicarakan kegiatan sekolah yang menyenangkan bersenda-gurau dengan teman.
  3. Ada juga anak yang membutuhkan ruang gerak yang luas agar ia dapat kembali bersemangat belajar. . Misalnya: bermain atau melakukan olahraga ringan.Berjalan-jalan di lingkungan sekitar, mencari referensi untuk belajar diperpustakaan.
  4. Hindari melakukan aktivitas yang terlampau berat sehingga dapat menghambat anak untuk kembali melakukan aktivitas belajar dengan semangat. Misalnya,makan berat , berlari-lari saat bermain atau olahraga berat , bermain bola yang mengeluarkan keringat banyak sehingga badan menjadi lelah

Dalam kegiatan intra kurikuler dalam kegiatan project penguatan profil pelajar pancasila yang dilakukan semua sekolah dalam pelaksanaan kurikulum merdeka sudah menggambarkan aktivitas fisik anak. Dalam tema Suara Demokrasi mereka sudah melakukan diskusi awal untuk memahami materi, membuat team panitia contoh pemilihan ketua, membuat kotak suara, melakukan debat kampanye, menghitung kertas suara.mencoblos. 

Pembelajaran aktivitas fisik anak selama 60 menit dalam sehari merupakan standar yang ditetapkan oleh WHO. Tentunya untuk mengimplementasikan harus benar-benar sesuai dengan kondisi fisik anak. Proses pembelajaran pun juga dapat bervariasi sehingga tidak menoton di dalam kelas. Metoda pembelajaran diupayakan untuk mengolah aktivitas fisik anak. Misalkan pembelajaran seni rupa dengan menggunakan gerak tangan, pelajaran biologi misalkan peserta didik mengamati tanaman yang ada dilingkungan dan bisa juga belajar menanam, belajar sejarah dengan menggunakan drama tentang semangat kemerdekaan dan lainnya.

Tugas guru mengolah peserta didik di kelas menjadi sesuatu yang bermakna jika kesabaran dan keikhlasan terbangun dalam semangat korsa guru. Tantangan dalam merefleksikan pendidikan berpusat pada peserta didik dengan mengakomodir gerak aktivitas fisiknya bagi guru untuk senantiasa juga belajar membersamai didalamnya.

Pendidikan merupakan proses membentuk karakter keilmuan dan karakter kebangsaan bisa diwujudkan dengan berbagai macam pembelajaran . Menjadikan sekolah menjadi taman bermain dan tempat mengolah jiwa raganya bagi peserta didik menjadi komponen utama dalam pengembangan kurikulum sekolah. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun