Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bung Hatta Keteladanan untuk Anak Negeri

4 Oktober 2023   07:54 Diperbarui: 4 Oktober 2023   07:56 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peran Bung Hatta setelah tidak menjadi wakil presiden adalah bertugas mengusut masalah korupsi, dengan Keppres No. 12/1970 tanggal 31 Januari 1970 melalui terbentuknya Komisi Empat. Untuk keperluan itu Bung Hatta (mantan Wakil Presiden RI) telah diangkat menjadi Penasehat Presiden dalam masalah pemberantasan Korupsi. Bungg Hatta juga ditunjuk sebagai Penasehat Komisi Empat tersebut. Bung Hatta dipercaya oleh Presiden Soeharto untuk menjadi Anggota Dewan Penasehat Presiden. Pada 15 Agustus 1972, Bung Hatta mendapat anugerah Bintang Republik Indonesia Kelas I dari Pemerintah Republik Indonesia. Kemudian, pada tahun yang sama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengangkat Beliau sebagai warga utama Ibukota Jakarta dengan segala fasilitasnya, dengan perbaikan besaran pensiun dan penetapan rumah  menjadi salah satu gedung yang bersejarah di Jakarta. Pada Tahun 1978 bersama dengan Jenderal Abdul Haris Nasution, Bung Hatta mendirikan Yayasan Lembaga Kesadaran Berkonstitusi yang bertujuan mengkritik penggunaan Pancasila dan UUD 1945 untuk kepentingan rezim otoriter Suharto.

Dan pada tahun 1979, di mana tahun tersebut merupakan tahun ke-5 Bung Hatta masuk ke rumah sakit. Kesehatan Bung Hatta semakin menurun. Walaupun begitu, semangatnya tetap saja tinggi. Ia masih mengikuti perkembangan politik dunia.  Akhirnya pada tanggal 14 Maret 1980 Bungg Hatta wafat pada pukul 18.56 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta setelah sebelas hari dirawat.

Sepak terjang Bung Hatta pantas diteladani di negeri ini. Kesederhanaannya dalam menjalani hidup dan tetap teguh memegang idealialisme untuk tidak takut miskin dan memilih mundur dari pemimpin negeri ketika tujuan sudah tidak searah lagi. Kejujuran dan semangatnya terus terbawa sampai mati hingga keinginannya tetap terpendam  meski hanya ingin memiliki sepatu merk Billy. Pemikiran dan harapannya tentang  Negara Indonesia terus menyala tinggi meski mengalami dormansi karena kaderisasi yang telah dikebiri. Prinsip nasionalisme yang selalu abadi meski pernah pergi ke luar negeri.  Tidak ada kata telat walaupun baru satu atau dua orang yang paham akan kehebatannya. Padahal seandainya pemikirannya di trasnformasikan ke generasi muda, maka pasti akan muncul  Hatta-Hatta baru di negeri ini secara estafet. Dan dampaknya pasti arah negara sesuai dengan founding Father dan mother kita.

Harapan bukan suatu kesalahan dan keniscayaan, meskipun harapan adalah bagian masa depan yang masih misteri. Rasa optimis juga merupakan bagian kekuatan yang tidak bisa dipikirkan, walaupun saat ini panggung politik di Indonesia belum menggambarkan demokrasi pancasila, yang menghasilkan pemimpin yang otentik. Semoga tidak hanya harapan atau angan-angan dan juga mimpi, jika kita semua menginginkan negeri ini menjadi negeri yang gemah ripah loh jinawi ayem tentrem kerta raharja dengan pemimpin selevel DwiTunggal Soekarno-Hatta. Semoga keteladanan Bung Hatta dapat memunculkan pemimpin yang benar-benar otentik, berjiwa murni yang ingin mewujudkan terjadinya negeri yang benar-benar sesuai harapan seluruh rakyatnya.

Tulisan ini merupakan hasil pemikiran dari seorang sahabat yang secara jernih menulis sosok Bung Hatta.Nalar tulisan walaupun wiwiek Endang Mardiastutik bukan seorang sejawaran akan tetapi wacana yang dikembangkan cukup mendalam. Semangat menginspirasi Untuk kebaikan anak negri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun