Malam itu dikala orang-orang tertidur pulas
Suara iringan truk mengantar para pasukan tentara
untuk mengambil para Jendral yang sedang tertidur pulas
Para tentara merengsek masuk ke dalam rumah Jendra tanpa permisi
Meregang para Jendral nyawa Hidup atau mati
Malam itu Jakarta 30 september 7 para jendral merenggang nyawa
Suasana sunyi dan hening malam kota Jakarta
menembaki ruangan seisi rumah para jendral
Sontak bersimbah darah dirumah para Jendral
Diambil Paksa oleh pasukan tentara yang tak tau etika
Peluru yang keluar dari selongsong senapan
Padahal peluru itu berasal dari anggaran negara
Jakarta berkabung dan berduka
putra terbaik bangsa pulang Ke haribaan Tuhan
Gerakan 30 September mereka menamainya
Dengan dalih mengamankan pengaruh Dewan Jendral
Yang akan melakukan kudeta
7 Prajurit Hebat negri ini merenggang nyawa
Ditembak mati hingga tak berdaya
Dimasukkan sumur tua di desa lubang buaya
Ibu Pertiwi berduka kepergian prajurit terbaik milik anak negeri
Pancasila Tersakiti dengan beberapa ulah anak negeri
Ulah Partai komunis Indonesia yang akan mengganti Pancasila
Mengadakan fitnah dan tipu daya Isu Dewan Jendral di dalam tubuh Tentara Nasional Indonesia
Indonesia berduka
Pancasila dalam 7 balutan nyawa Kusama bangsa
Tragedi kemanusian yang memakan nyawa sesama anak negri
Pancasila kembali di uji oleh anak negeri
58 tahun silam tragedi ini terjadi
dikenang oleh seluruh negeri
Terjadi pembataian 7 pahlawan revolusi
Pancasila yang sakti
Kau harus tertanam dalam pikiran kehidupan anak negri
Pancasila tak boleh hanya menjadi simbol kepentingan golongan penguasa
Aku Pancasila ada dalam hati sanubari seluruh anak negri
Perbedaan menjadi kemajemukan bhineka tunggal ika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H