Sebagai orangtua kita lebih sering memperhatikan sisi ekonomi ketimbang sisi pendidikan dan agama seorang anak. Perilaku menyimpang begitu banyak dari seorang remaja dan peserta didik karena penananam unsur agama yang kurang dirumah. Hari ini sangat miris dikala perilaku menyimpang naik, anak-anak dari keluarga muslim untuk mengaji dan mempelajari al quran pun juga masih lemah karena banyak yang belum bisa baca tulis al quran. Mereka lebih asyik untuk bergaya hidup hedonisme dan mementingkan gawai ketimbang urusan agamanya.
Ada nasehat Al Quran surat Lukman yang harus kita pahami saat ini untuk proses pembelajaran kehidupan kita kelak pada surat lukman ayat 13 -19 Allah Berfirman;13. (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, "Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.". 14. Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.) (Wasiat Kami,) "Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu." Hanya kepada-Ku (kamu) kembali. 15. Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya, (tetapi) pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan. 16. (Luqman berkata,) "Wahai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu, di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan menghadirkannya (untuk diberi balasan). Sesungguhnya Allah Maha Lembut lagi Maha Teliti. 17. Wahai anakku, tegakkanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan. 18. Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri. 19. Berlakulah wajar dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."
Apa yang terjadi saat ternyata sudah diisyaratkan di dalam alquran surat Lukman tapi kita tidak pernah dan enggan berinteraksi dengan Al Quran. Kita mengabaikan hak pendidikan anak yang harusnya menjadi kewajiban orangtua. Karena kita sebagai orangtua tak pernah mengajarkan agama kepada anak-anak kita. Pelajaran agama diserahkan kepada oranglain dan kita tidak tak pernah memberikan contoh yang baik. Kita menyuruh sholat akan tetapi kita tak pernah sholat.
Belajar untuk tak gampang menyalahkan oranglain karena peristiwa anak-anak kita. Ketika kita gampang menyalahkan oranglain berarti kita sedang melakukan perundungan kepada orang lain pula. Menyalahkan gurunya kurang pengawasan atau menyalahkan orangtua akibat salah pergaulana remaja dan peserta didik. Kisah lukman dalam al quran diatas menjadi pembelajaran buat kita bersama sebagai seorang yang beragama dan muslim hendaknya belajar untuk introspeksi. Barangkali kejadian saat ini suatu saat kelak akan terjadi pada diri kita dan keluarga kita.
Stop menyalahkan bahwa itu akibat perbuatan bullying sesama temannya. Tapi kita tak menyadari tangan kita menyalahkan orang yang berbuat itu dengan penuh kebencian serta kita turut menyalahkan. Menata kembali proses belajar sepanjang hayat dibutuhkan oleh setiap orang agar kita mampu memahami hakikat keilmuan dan kebaikan yang dilakukan.
Seperti kita main sepakbola butuh sentuhan dari kaki-kaki, butuh kerjasama, butuh koordinasi, dan butuh ilmu dalam memainkan sepakbola sehingga akan menghasilkan team yang bagus. Hidup ini indah jika kita menghindari menyalahkan, merendahkan, meremehkan karena itu bagian dari bullying perundungan dan kekerasan. Karena dalam surat Lukman diatas tidak diajarkan hal-hal negatif kepada orang lain.
Kampanye berbuat baik mari kita lakukan, sebarkan salam kedamaian ke seluruh penjuru negri. Damai itu Indah dengan pendekatan hati walaupun berbeda agama dan keyakinan. Pancasila harus kembali platform ideologi kebangsaan dijalankan secara maksimal. Kejahatan yang dilakukan bukan sebagai tontonan semata tapi itu menjadi tuntunan kita semua untuk mengaca sampai sejauh mana sikap kita kepada keluarga dan orang lain. Jangan sampai kejadian itu berulang menimpa kepada diri kita dan keluarga yang kita cintai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H