Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pergerakan Nasional dan Ide Kebangsaan Generasi Z

19 September 2023   22:36 Diperbarui: 19 September 2023   22:50 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kalau dihitung hingga sekarang sudah 115 tahun  yang  lalu proses pergerakan nasional timbul dinegri yang yang Indah dalam balutan garis khatulistiwa. 115 tahun yang sebuah proses pergerakan nasional mewarnai aktifitas pemuda yang merasa prihatin akan keberadaan negaranya yang sedang dibawah cengkeraman kaki kolonialisme dan imperialisme Belanda. Kala itu proses pergerakan merupakan upaya membangun kesadaran identitas, membangun ide dan gagasan, membangun kesadaran dalam sebuah bangsa.

Kebangkitan nasional kala itu merupakan upaya giat pergerakan dari kelompok anak muda yang bangun dari tidurnya membereskan masalah masyarakat yang sedang terkukung oleh kolonialisme dan imperialisme. Ragam penyakit yang timbul akibat penjajahan mulai dari kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan kesengsaraan masyarakat. Rasa masalah sosial itu dengan adanya kesadaran yang timbul dari nurani maka munculnya semangat kebangsaan untuk bergerak bangkit menolong kehidupan masyarakat.

Didalam KBBI kata kebangkitan/kebangkitan/  kebangunan (menjadi sadar): - Indonesia hanyalah satu bagian dari - umum di Asia; 2 perihal bangkit dari mati: Hari - Isa Almasih;- nasional perihal bangkitnya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu kesatuan bangsa melawan dan mengusir penjajah melalui berbagai cara. Sedangkan pergerakan nasional adalah suatu fase dari bentuk perlawanan terhadap kepada kaum penjajah yang dilaksanakan tidak dengan menggunakan kekuatan bersenjata, tetapi menggunakan organisasi yang bergerak di bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik.

Fase kebangkitan berawal dari proses bergerak yang timbul dengan adaya ide gagasan kesadaran secara kolektif dalam satu bangunan kekuatan mengusir penjajah dari nusantara kala itu. Identitas nusantara yang merupakan simbol wilayah kepulauan yang diliputi ragam budaya dan kepulauan dari ujung timur hingga barat dihubungkan oleh lautan yang luas. Ada koneksi antar wilayah di nusantara yang menjadi bagian satu kesatuan kepulauan nusantara. Bangunan semangat nusantara timbul karena adanya pengaruh kerajaan tradisional yang mengusai berbagai wilayah sebelum kedatangan bangsa Eropa.

Dalam wikipedia konsep mengenai Nusantara sebagai sebuah daerah yang dipersatukan pada awalnya bukan berasal dari Gajah Mada, melainkan oleh Raja Kertanegara dari Kerajaan Singhasaridalam Prasasti Mula Malurung yang diterbitkan oleh Kertanegara pada tahun 1255 atas perintah ayahnya, Wisnuwardhana (berkuasa pada tahun 1248--1268), selaku raja Singhasari. Selain itu, pada 1275, istilah Cakravala Mandala Dvipantara digunakan oleh Kertanegara untuk menggambarkan aspirasi mengenai Kepulauan Asia Tenggara yang bersatu di bawah kekuasaan Singhasari dan ditandai sebagai permulaan atas usahanya dalam mewujudkan aspirasi tersebut. Dvipantara merupakan sebuah kata dalam Bahasa Sansekerta yang berarti "pulau-pulau yang berada di tengah-tengah" sebagai sinonim terhadap kata Nusantara karena baik dvipa maupun nusa sama-sama berarti "pulau".Nusantara adalah sebuah istilah yang berasal dari perkataan dalam bahasa Kawi (sebuah bentuk bahasa Jawa Kuno yang banyak dipengaruhi oleh bahasa Sanskerta), yaitu (nusa) terj. har. "pulau" dan (antara) terj. har. "luar". Di Indonesia, istilah "Nusantara" secara spesifik merujuk kepada Indonesia (kepulauan Indonesia), kata ini tercatat pertama kali dalam kitab Negarakertagama untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dianut Majapahit; yang kawasannya mencakup sebagian besar Asia Tenggara, terutama pada wilayah kepulauan.

Nusantara yang terdapat kumpulan aktifitas manusia yang beranekaragam etnis dan budaya mampu memberikan identitas yang unik tak dimiliki oleh orang diluar kepulauan nusantara. Bertemunya orang-orang dengan budaya dari kumpulan orang sekepulauan nusantara menimbulkan rasa kesadaran simpati dalam melihat perkembangan masyarakat masa itu. Kemudian mereka pun bertemu dengan gagasan yang mereka dapatkan dari luar tentang konsep kebangsaan nasionalisme. Ide dan gagasan itulah yang mereka refleksikan sebagai media pergerakan membangun satu bangsa. 

Proses terbangunnya organisasi modern masa kebangkitan nasional masa itu karena adanya interkoneksitas dengan masyarakat lain diluar kepulauan nusantara. kebangkitan bangsa-bangsa Asia ini dapat dijelaskan melalui beberapa aspek berikut:
1. Inspirasi dari Perjuangan Asia Lainnya: Indonesia, seperti negara Asia lainnya telah mengambil inspirasi dari perjuangan bangsa-bangsa Asia lainnya yang berjuang untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan.
2. Pengaruh Ideologi: Ideologi yang muncul selama kebangkitan Asia, seperti nasionalisme, sosialisme, dan nasionalisme sosialis, memiliki pengaruh yang signifikan pada perkembangan politik dan sosial di Indonesia.
3. Pemikiran Pan-Asia: Pemikiran pan-Asia, yang muncul selama kebangkitan bangsa-bangsa Asia, juga memainkan peran penting dalam membentuk identitas nasional Indonesia. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki hubungan khusus dengan negara-negara Asia lainnya yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

4. Kesadaran yang ditimbulkan dari kalangan pelajar memiliki rasa senasib dan sepanggungan sebagai bangsa yang terjajah.

 Gagasan dan ide yang mereka buat kemudian digerakkan dalam membangun suatu organisasi modern yang didalamnya terdapat latar belakang ras, ide, dan budaya yang berbeda. Akan tetapi mereka punya konsep bangunan organisasi yang secara sadar dapat menggerakkan seluruh komponen bangsa dalam bangun melawan otoritas bangsa kolonial dan imperial. Konsep organisasi itu pada awalnya dinamakan budi utomo didirikan pada tahun 1908 dengan kumpulan para pemuda yang sedang berkuliah dan belajar di sekolah kedokteran stovia. Kumpulan para pemuda yang berasal dari golongan kelompok menengah masyarakat di nusantara sebelum bernama Indonesia. Semangat yang mereka bangun dengan konsep ide nasionalisme yang mereka dapatkan dari proses belajar dan literasi di sekolah kedokteran stovia.

Setelah mereka membangun organisasi modern dengan konsep dan ide yang berbeda kemudian disatukan dengan proses penyatuan anatar etnis dan budaya dalam kongres Pemuda menghasilkan Sumpah Pemuda 1928 dengan isi Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kedua: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Dalam konggres inilah lahu kebangsaan Indonesia raya dikumandangkan melalui alunan biola dari sang komponis WR. Supratman.

Proses ide yang melahirkan gagasan untuk membangun organisasi modern sebagai alat perjuangan dan pergerakan perlu dicontoh oleh generasi z pada saat ini. Tanpa adanya gagasan yang melahirkan kesadaran tak mungkin tumbuh dan timbulnya kebangkitan nasional kala itu. Begitu juga saat ini ketika bangsa ini sudah merdeka gagasan kebangsaan dan nasionalisme perlu dirawat dijaga agar marwah perjuangan pergerakan masa lalu bangsa ini dapat dikenang dan dilanjutkan. Dulu menghadapi musuh bersama dalam mengusir penjajah dalam mencapai kemerdekaan lebih mudah ketimbang saat ini yang tak tau teman dan lawan dalam pergerakan organisasi saat ini.

Proses pergerakan nasional hari ini lebih banyak menimbulkan nuansa sensitifitas dan konflik yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terlihat pemandangan dalam beberapa tahun terakhir terutama dalam media sosial terjadi pola gesekan sosial yang mengarah disintegrasi bangsa. Kemudian masalah-masalah sosial menghinggapi para generasi Z pada saat ini terutama masalah gawai  terutama dalan konten yang mengarah kepada hal negatif.

Artikel Bruce Tulgan dan RainmakerThinking, Inc. berjudul “Meet Generation Z: The Second Generation within The Giant Millenial Cohort” yang didasarkan pada penelitian longitudinal sepanjang 2003 sampai dengan 2013, menemukan lima karakteristik utama Gen Z yang membedakannya dengan generasi sebelumnya. Pertama, media sosial adalah gambaran tentang masa depan generasi ini yang tidak pernah mengenal dunia yang benar terasing dari keberadaan orang lain. Media sosial menegasikan bahwa seseorang tidak dapat berbicara dengan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun. Media sosial menjadi jembatan atas keterasingan, karena semua orang dapat terhubung, berkomunikasi, dan berinteraksi.  kedua, bahwa keterhubungan Gen Z dengan orang lain adalah hal yang terpenting. Ketiga, kesenjangan keterampilan dimungkinkan terjadi dalam generasi ini. Ini yang menyebabkan upaya mentransfer keterampilan dari generasi sebelumnya seperti komunikasi interpersonal, budaya kerja, keterampilan teknis dan bepikir kritis harus intensif dilakukan. Keempat, kemudahan Gen Z menjelajah dan terkoneksi dengan banyak orang di berbagai tempat secara virtual melalui koneksi internet, menyebabkan pengalaman mereka menjelajah secara geografis, menjadi terbatas. Meskipun begitu, kemudahan mereka terhubung dengan banyak orang dari beragam belahan dunia menyebabkan Gen Z memiliki pola pikir global (global mindset). Kelima, keterbukaan generasi ini dalam menerima berbagai pandangan dan pola pikir, menyebabkan mereka mudah menerima keragaman dan perbedaan pandangan akan suatu hal. Namun, dampaknya kemudian, Gen Z menjadi sulit mendefinisikan dirinya sendiri. Identitas diri yang terbentuk sering kali berubah berdasarkan pada berbagai hal yang mempengaruhi mereka berpikir dan bersikap terhadap sesuatu.

Gagasan kebangsaan yang universalitas dapat mudah diterima oleh generasi Z pada hari ini. Proses pembinaan dan pembelajaran pun juga berbeda pada generasi Z yang mana lebih banyak menggunakan pola pikir global dan keterbukaan. Proses belajar harus bersifat mandiri, demokratis, dan membuka ranah yang luas bagi penciptaan dan penemuan hal-hal baru dalam pembelajaran. Guru perlu menciptakan iklim belajar yang mampu membangun self regulation pada diri siswa. Kesadaran diri yang terkadang dalam generasi Z terasa merasa kurang terutama dalam literasi dan karakter. Ketidakpedulian masa nampak dalam dan menonjol dalam generasi Z dan adab untuk menghormati orang lain masih kurang.

Adab ketika masuk ruangan langsung masuk dan duduk dibangkunya padahal dimana ruangan itu ada yang lebih tua seperti guru dan kakak kelas atau dengan teman seruangan. Adab menghormati orang yang lebih tua telah lentur pada generasi Z karena pengaruh konten media yang tak merangsang dia tumbuh rasa simpati dan empatinya secara positif. Gawai yang dimilikinya tak mampu membangun ide dan kreatifitasnya. Hal ini hanya  bangkit saja tak mau bergerak membangun asa dan kreatifitas dalam mengolah karakter pengembangan dirinya.

Oleh karena demikian, di era ini sekolah dituntut untuk lebih bekerja keras agar dapat berperan sebagai tempat pendidikan dan pembelajaran yang mampu membangun karakter (akhlak) Sekolah adalah (a) sebagai alat kontrol sosial, yaitu sekolah berperan untuk memperbaiki dan mengendalikan Kebiasaan buruk siswa akibat pergaulan, pengasuhan di keluarga yang keliru, maupun akibat dari penggunaan medsos; (b) sebagai pengubah sosial, di mana sekolah melakukan seleksi nilai-nilai (apa yang dianggap baik), kemudian mendidikkan nilai-nilai itu untuk menghasilkan warga Negara yang baik. Generasi Z lebih banyak mengharapkan contoh yang dilakukan gebarasi sebelumnya.

Proses pergerakan kebangsaan pada generasi Z dibutuhkan kesabaran dalam memberikan pemahaman mengenai masalah yang timbul dan terjadi dimasyarakat. Pola hidupnya pun berubah mengarah ke arah hedonisme pandangan yang menganggap bahwa kesenangan atau kenikmatan duniawi menjadi tujuan hidup. Mereka juga mengalami phubbing, suatu ketergangungan kepada smartphone di mana mereka rela menyakiti teman-teman di sekitarnya. Serta perubahan sikap dekadensi (kemerosotan moral) jiwa anak-anak makin keras, mereka makin berani kepada orangtua, kepada guru-guru, dst., Agama makin sulit mereka terima  masalah dalam kesehatan mental: makin banyak kasus gangguan jiwa dan anti-sosial, juga ketergangungan pada gatget menjadi fenomena gangguan jiwa mereka.

Generasi Z dalam kehidupannya terkait dengan dunia digital sehingga ruang-ruang privat dalam menumbuhkan kesadaran nasionalisme. Gawai atau HP mereka gunakan untuk dikembalikan secara perlahan ke fungsi semula sebagai bahan untuk komunikasi secara tak langsung. Kecakapan literasi digital perlu digalakkan dalam membangun ide dan gagasan dalam proses pembelajaran. Pergerakan nasional di masa generasi Z lebih mengarah dalam menggunakan gawai dan smartphone dengan mengisi konten yang positif. Proses pendampingan orang tua dan guru lebih diutamakan kepada generasi Z yang lebih pandai berselancar di dunia maya.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib telah berpesan pada para orangtua begini, “Wahai kaum Muslim, didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka akan hidup bukan di zamanmu.” Ucapan Sayyidina tersebut katanya berusmber dari sabda Rasulullah Muhammad Saw., "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup pada zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian" 

Generasi Z kadang kala selalui ingin kepo dalam berbagai macam hal. Sifat keinginan tahuan itulah upaya untuk membangkitkan kesadaran perubahan dalam gerak, giat tingkah lakunya.  Membangun perubahan dan paradigma dalam generasi Z dengan  pertama Kreatifitas dengan bersikap kritis dan analitis dengan menggunakan literasi sebagai pondasi menbangun ide perubahan. Kedua empati untuk segera bergerak dalam melihat permasalahan yang dihadapinya dan membangun hubungan yang kuat dengan orang-orang sekitarnya dengan membangun kepercayaan.  Ketiga Percaya diri memiliki kegigihan untuk mencapai target. Keempat obyektif dalam memahami persoalan dengan mengedepankan semangat kebangsaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun