Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Manusia Paripurna

15 September 2023   23:57 Diperbarui: 16 September 2023   00:27 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi manusia paripurna merupakan kehendak dan keinginan dari masing-masing pribadi sebagai manusia utusan Allah. Sebagai seorang hamba utusan Allah maka memiliki sebuah kewajiban untuk menjalankan segala macam perintahNya dan menjauhi Segala macam laranganNya. Atas dasar itulah maka manusia berkehendak untuk setiap waktu menggapai kehidupan yang paripurna dengan bersandar secara yakin kepada Allah SWT.

Secara pasti dalam menjalani seluruh proses kehidupannya manusia ingin menjadi yang paling sempurna dan paripurna. Entah dalam menjalani kegiatan ibadahnya, kegiatan mencari nafkahnya, pertemanan, belajar yang termasuk urusan dunia manusia itu berharap akan sempurna dan paripurna. Proses kesempurnaan dan paripurna dibutuhkan upaya pemikiran dan gerak yang harus dirancang dipahami secara diyakini kebenarannya berdasarkan rujukan Al Quran dan Sunnah. Karena dalam ajaran agama Islam standarisasi terdapat didalam rujukan sekaligus tuntunan melalui alquran dan Assunnah sesuai yang diajarkan dan diperintahkan nabi Muhammad SAW.

Dalam menjalani proses kehidupan secara pasti banyak halangan dan rintangan yang perlu di tempuh. Proses rintangan yang dinamakan ujian musibah bagi manusia yang beriman dapat dikatakan menuju hal yang paripurna yaitu membangun sikap ketaqwaan kepada Allah SWT. Manusia paripurna dalam benak pikirannya harus disesuaikan dengan apa yang dia pikirkan dan dia dapatkan secara keilmuan. Dia harus selaras denga apa yang diucapkan dan dengan apa yang dia pikirkan.

Oleh karena itu maka ada tujuan atau makna ketika manusia ingin menepaki dua jalan paripurna melalui proses yang pertama mujahadah yakni upaya membangun suatu perjuangan dalam menghadapi rintangan dan cobaan serta yang paling penting adalah melawan hawa nafsu dengan kecenderungan jiwa yang rendah. Proses mujahadah inilah yang harus betul-betul  diperjuangakan oleh setiap manusia muslim supaya tidak kendor dalam menggali keilmuan dan proses menuju paripurna. 

Kedua riyadhah latihan spritual untuk menumbuhkan sikap keberagamaan dan sikap tauhid dengan selalu Penyucian diri dari apa saja selain Allah dan menenggelamkan kesadaran hati dalam zikir kepada Allah. Dari sini mampu menangkap alam dalam (ghaib)

Menurut al-Ghazl adalah jiwa manusia yang bisa mencapai tujuan hidupnya merupaka ma'rifah. Yakni  tujuan hidup manusia adalah  dengankesempurnaan jiwanya, yang bisa mengantarkan pada ma'rifah. Dengan demikian kesempurnaan manusia terkait dengan substansi essensialnya, al-nafs (jiwa). Karena jiwa mempunyai sifat dasar mengetahui yang bisa mencapai puncak pengetahuan tertingginya ma'rifah kepada Tuhan. 

Ajaran Islam yang sangat sempurna tersebut tentunya harus terwujud dalam sikap dan perilaku sebagai seorang muslim. Islam tidak hanya sebatas tataran konsep yang hanya dibaca tanpa diaplikasikan dalam laku hidup sehari-hari. Oleh karena itu, menurut Muhammad Abduh ada sembilan hal yang harus dilakukan oleh seorang muslim agar menjadi muslim yang paripurna. 

Pertama, sebagai seorang muslim harus menjadikan Islam sebagai petunjuk dari yang sesat. Kedua, penyembuh bagi yang menderita Ketiga, sebagai pelembut bagi yang kasar Keempat, sebagai pencerah bagi yang bodoh. Kelima, sebagai motivator bagi yang malas. Keenam, sebagai pendorong kemajuan bagi yang terbelakang Ketujuh, sebagai penyatu bagi yang terpecah Kedelapan, sebagai pelindung bagi yang teraniaya Kesembilan, sebagai pembebas dari kejumudan pemikiran.

Proses kesempurnaan menurut Muhammad Abduh diatas memiliki suatu korelasi terhadap apa yang sedang dihadapi oleh manusia di dunia yang fana ini. Manusia diberikan kemampuan oleh Allah  untuk mengembangkan ilmu dan daya nalarnya, yakni dengan menghubungkan kata insn dengan nazhar yang berarti perenungan, pemikiran, analisis dan pengamatan terhadap perbuatannya di dunia. Jalan kemampuan yang diberikan oleh Allah betul-betul dimanfaatkan dengan akalnya manusia dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya.  Yakni dengan melakukan perbuatan baik di dunia.

Namun ada juga sebaliknya manusia jika diliputi hawa nafsunya secara pasti akan menumbuhkembangkan sifat keburukannya, Bahkan sifat kebinatangan pun melekat dalam pribadi manusia. Sifat itu harus dihilangkan dengan kembali mengingat Allah dalam setiap rangkain ibadah kepadaNya. Berbuat baik kepada diri sendiri (li nafsihi), berbuat baik kepada sesama (li ghairihi), dan berbuat baik kepada alam semesta (li al-alamin). Insan paripurna berupaya menciptakan karya yang baik (al-a'mal as-shalihah), yaitu karya-karya yang membawa kebajikan dan kemaslahatan, yang tidak hanya baik bagi pelakunya tapi juga membawa manfaat bagi semua makhluk. 

Dalam Firman Allah ta'ala dalam surat ali imran ayat 112 : Kehinaan ditimpakan kepada mereka di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka pasti mendapat murka dari Allah dan kesengsaraan ditimpakan kepada mereka. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.

Firman Allah taatla dalam surat al anfal ayat 2-4 : Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama Allah,gemetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Bagi mereka derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki yang mulia.

 Allah menjelaskan sifat-sifat lahiriyah orang-orang muslim sebagai kelanjutan dari sifat-sifat yang baik dari keterangan firman Allah taala. yaitu Selalu mendirikan salat lima waktu dengan sempurna syarat-syarat dan rukun-rukunnya, serta tepat pada waktunya, sedang jiwanya khusyu' mengikuti gerak lahiriyah dan tunduk semata kepada Allah. Serta Menginfakkan sebagian dari harta yang diberikan kepadanya dengan membelanjakan harta meliputi pengeluaran zakat, memberi nafkah kepada keluarga dekat ataupun jauh, atau membantu kegiatan sosial dan kepentingan agama, serta kemaslahatan umat.

Ketiga Apabila disebutkan nama Allah bergetarlah hatinya karena ingat keagungan dan kekuasaan-Nya. Pada saat itu timbul dalam jiwanya perasaan penuh haru mengingat besarnya nikmat dan karunia-Nya. Mereka merasa takut apabila mereka tidak memenuhi tugas kewajiban sebagai hamba Allah, dan merasa berdosa apabila melanggar laranganNya.

 Proses pembentukan manusia paripurna selaian di rumah yang dibentuk secara lansung oleh orangtua yaitu di sekolah sebagai tempat belajar dan tempat tertibnya mengemukakan tentang ide dan gagasannya. Tatkala dirumah melakukan pembiasaan ajaran kebaikan kepada anak didik maka akan selaras dengansekolahyang memiliki kewajiban kepada pribadi dan TunanNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun