Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yuk Kita Naik Public Transportasion

6 September 2023   22:24 Diperbarui: 6 September 2023   22:29 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penulis masih ingat ketika masa Gubernur Basuki Tjahya Purnama dibuatkan SK Gubernur para pejabat dan pegawainya tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan pribadi pada hari tertentu diperkenankan untuk menggunakan transpotasi publik. 

Jalur sepeda pada masa Gubernur Anis yang kemudian dicontohkan beliau ketika berangkat kerja pun menggunakan sepeda. Artinya setiap pemimpin dimasanya memberikan nuansa yang berbeda gaya dan rasa. Dari masa gubernur Sutiyoso yang mengembangkan Transjakarta hingga saat ini yang sudah berjalan dengan jack lingko atau mikro trans.

Diambil dari laman https://www.jakarta.go.id/jaklingko JakLingko merupakan suatu sistem transportasi terintegrasi dan terkoneksi yang meliputi integrasi fisik, integrasi layanan, integrasi manajemen, maupun integrasi pembayarannya. 

Sistem integrasi JakLingko meliputi layanan armada yang dijalankan oleh PT Transjakarta, seperti BRT (Metrotrans dan Minitrans, dan non-BRT (Miktrotrans).

Juga transportasi berbasis rel seperti MRT Jakarta dan LRT Jakarta.  Nama JakLingko diambil dari dua makna kata, yaitu Jak yang berarti Jakarta dan Lingko yang bermakna jejaring atau integrasi (diambil dari sistem persawahan tanah adat di Manggarai, Nusa Tenggara Timur). 

PT JakLingko Indonesia didirikan berdasarkan Pergub DKI Jakarta Nomor 63 Tahun 2020 tentang Penugasan Kepada BUMD untuk menyelenggarakan Sistem Integrasi Pembayaran Antar Moda Transportasi. 

Saat ini memang sudah terkoneksi jaringan transpotasi hampir diseluruh wilayah provinsi DKI Jakarta. Pemaknaan istilah yang dipakai oleh pemerinatah Jakarta pada sisi lain juga mengakomodir penggunaan bahasa daerah yang ada di Indonesia. 

Dengan menggunakan satu kartu pembayaran dapat memudahkan masyarakat untuk berpindah transportasinya dengan harga yang terjangkau. 

Mungkin sedikit yang diperbaiki adalah harganya ketika kita naik transportasi publik itu dari mikro trasn beralih ke transjakarta kemudian juga memakai MRT,LRT atau komuter line juga harus dipikirkan dalam satu kartu dengan jumlah Rp. 25 bisa beralih ke ragam trasnportasi lainnya. 

Dirasakan saat ini ketika naik moda hanya kartunya saja yang terintegrasi tapi untuk tiket masuknya berbeda sebagai contoh ketika kita naik mikro trans harganya nol rupiah, kemudian ketika beralih ke transjakarta Rp.3.500. kemudian beralih ke LRT/MRT juga ada biaya lagi tergantung jarak stasiun per KM. 

Berharap ke depannya ketika kartu sudah terintegrasi maka tiket masuknya juga terintegrasi secara flat atau tetap sehingga ketika mengisi ulang kartu dalam satu waktu perjalanan dengan menggunakan dua moda  sampai tiga moda terlihat biaya tunggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun