4. Tahap Perilaku Perilaku konflik ini biasanya secara terang-terangan berupaya untuk melaksanakan maksud setiap pihak. Tetapi perilaku ini mempunyai suatu kualitas rangsangan yang terpisah dari maksud. 5. Tahap Hasil Jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik menghasilkan konsekuensi. Hasil ini dapat fungsional, dalam arti konflik itu menghasilkan suatu perbaikan kinerja kelompok, atau disfungsional dalam arti merintangi kinerjakelompok (Werdiningsih et al. 2023). https://www.jonedu.org/index.php/joe/article/download/2597/2207
Adapun beberapa pendekatan manajemen konflik tersebut meliputi: Pencegahan Konflik, bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang keras, Penyelesaian Konflik, bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui persetujuan damai, Pengelolaan Konflik, bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan perilaku positif bagi pihakpihak yang terlibat, Resolusi Konflik, menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru dan yang bisa tahan lama di antara kelompok-kelompok yang bermusuhan, Transformasi Konflik, mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif. https://serupa.id/manajemen-konflik-pengertian-pendekatan-strategi-proses-dll/
Dalam setiap lembaga atau organisasi serta negara berusaha mengatur sebuah manejemen konflik yang terjadi dari suatu sub sistem giat kehidupan. Di butuhkan suatu upaya penanganan yang sangat serius dalam memecahkan setiap konflik yang terjadi. Pernak-pernik dan warna yang ada di dalam merupakan rangkaian dari proses dinamika hubungan kelembagaan yang dinangungi. Proses kepemimpinan yang efektif dibutuhkan untuk menanggulangi masalah konflik agar tidak meluas dengan mendengar secara akomodasi dan kerjasama dalam menyelesaikan konflik.
Orang-orang yang ada dalam tubuh organisasi pun harus mampu bergerak secara stimultan dan koloborasi serta paham akan peran yang sudah di bagikan oleh pimpinan. Peran yang dimainkan dalam ketika individu dalam lingkaran manajemen harus dapat menyeleraskan tujuan organisasi dan mampu mengkomunikasikannya dengan baik. Memainkan komunikasi itu sangat penting dalam menyelaraskan tujuan visi misi organisasi agar berjalan dengan baik kepada anggotanya.
Orang-orang yang terlibat dalam manajemen harus mampu melihat, mendengar dan menyerap informasi untuk diolah sebagai bagian proses dinamika organisasi. Akan tetapi pada kenyataan orang-orang yang dalam lingkaran organisasi tak paham bahkan tak mampu menyerap informasi. Karena pada dasarnya orang yang berada dalam manajemen top leader sudah merasa nyaman terhadap apa yang ada, sedangkan menyelesaikan masalah seperti sampah yang cukup di sapu sekali selesai tanpa untuk dipel dikasih pewangi dan lain sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H