Mohon tunggu...
Indar Cahyanto
Indar Cahyanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar

Belajarlah untuk bergerak dan berkemajuan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Persiapan Menghadapi Ramadhan

27 Februari 2023   11:32 Diperbarui: 27 Februari 2023   11:43 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada doa yang selalu kita ucapkan menjelang bulan Ramdahan dianjurkan oleh Rasul Muhammad SAW. yakni Allahumma baariklanaa fii rajaba wasya'baana waballighna ramadhoona Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.Ada ungkapan rasa syukur ketika kita memasuki bulan Rajab dan Sya'ban karena kedua bulan itu detik-detik bulan ketika memasuki bulan suci Ramadhan. Keberkahan bagi umat Islam ketika menyambut Ramadhan dengan hati yang gembira dan istimewa.

Ramadhan masih 24 hari lagi tapi aura kedatangannya terasa pada saat ini. Kita pun berharap dapat melaksanakan kewajiban puasa Ramadhan dengan penuh kesempurnaan dan keyakinan kepada Allah SWT. Ada lantunan doa yang dapat kita panjatkan “Ya Allah, curahkanlah padaku keselamatan, kesejahteraan, keyakinan, keimanan, kebajikan, ketakwaan, bantuan, dan kesuksesan memperoleh apa-apa yang Kau cintai dan ridai.” (HR Muslim). 

Ramadhan akan hadir dan menghampiri kita maka sebagai seorang muslim sebaiknya kita melakukan persiapan dalam menghadapi Ramadhan. Pertama persiapan amal shalih hal ini berdasarkan Firman Allah SWT dalam surat At Taubah ayat 46 berbunyi "“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (At Taubah: 46). Artinya pada fase ini sampai mana kita menyiapkan diri kita untuk menghadapi bulan suci Ramadhan. Sudahkan kita bergerak menyempurnakan dan memperbaiki amal kita yang kurang dalam mengarungi fase kehidupan.

Ulama terdahulu berkata “Waktu setahun itu laksana sebuah pohon. Bulan Rajab adalah waktu menumbuhkan daun, Syaban adalah waktu untuk menumbuhkan dahan, dan Ramadhan adalah bulan memanen, pemanennya adalah kaum mukminin. (Oleh karena itu), mereka yang “menghitamkan” catatan amal mereka hendaklah bergegas “memutihkannya” dengan taubat di bulan-bulan ini, sedang mereka yang telah menyia-nyiakan umurnya dalam kelalaian, hendaklah memanfaatkan sisa umur sebaik-baiknya (dengan mengerjakan ketaatan) di waktu tesebut.” Sumber: https://muslim.or.id/4150-persiapkan-diri-menyambut-ramadhan.html

Mempersiapkan sudah barang tentunya dengan tuntunan yang sudah digariskan Nabi Muhammad SAW. Mempersiapkan dengan kembali banyak belajar memperdalam ilmu agama sebagai bekal menghadapi Ramadhan. Terkadang kita serius dalam belajar tentang ilmu duniawi tapi kalau mendalami ilmu agama kita tak pernah tuntas. Kita mulai kembali membaca dan mempelajari ilmu agama sebagai bekal akherat kelak tak boleh bosan dan berhenti memperdalam ilmu agama.

Kedua. Niat yang baik merupakan bagian dari proses awal giat manusia.Memantapkan niat dan bersungguh-sungguh untuk meraih kesempurnaan bulan suci Ramadhan dengan ikhlas dan hanya untuk mencari ridho Allah semata, tanpa ada niatan yang lainnya. Fokus tujuan ibadah hanya untuk menghadap dan mengharap Ridho  Allah SWT. Niat yang baik merupaka salah rangkaian tekad untuk kita dapat melaksanakan shaum Ramadhan dengan ikhlas.

Barangkali kisah masa dahulu dapat dijadikan landasan bahwa kesungguhan dan kejujuran niat seseorang sangat berperan sebagai sebab datangnya taufiq hidayah dari Allah. Diriwayatkan bahwa seorang Arab Badui datang menemui Nabi Muhammad SAW dengan maksud berbaiat kepadanya. Saat itu sedang dalam persiapan menuju ke medan jihad. 

Di hadapan Rasulullah, orang Arab Badui ini menyampaikan bahwa, “Wahai Rasulullah, akau berbaiat kepadamu untuk ikut berperang bersamamu. Meskipun saya ditusuk anak panah dari sini (sambil menunjuk leher depannya) sampai di sini (sembari menunjuk leher belekangnya)”. 

Perang dimulai dan orang Badui tersebut turut berperang bersama kaum Muslimin dibawa komando Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika perang telah usai, ternyata orang Badui tersebut ditemukan telah meninggal. Lalu diangkat dan bibawa ke hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Nabi menyingkap pakaian yang menutupi tubuhnya, dilehernya tertancap satu anak panah. 

Posisi anak panah tersebut menembus lehernya dari depan ke belakang. Persis sama seperti ketika ia berjanji di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selanjutnya Nabi mengafani jenazah orang Arab Badui ini dengan pakaiaannya. Bahkan Nabi mendolakan beliau dengan tambahan do’a khusus yang artinya; “Ya Allah, ini adalah hamba-Mu. Ia keluar berjihad di jalan-Mu (sabilillah), lalu ia mati syahid di jalan-Mu. Saksikanlah ya Allah, aku adalah saksi atasnya pada hari kiamat kelak. Sumber dari: https://wahdah.or.id/7-persiapan-menyambut-ramadhan/

 Kisah yang mulai diatas merupakan rangkaian proses membangun niat kita yang lebih baik. Kita mulai segala segala sesuatu itu dengan landasan niat yang baik dan baru kemudian cara yang baik sehingga barulah bicara hasil yang didapatkan. Jika awal mulainya sudah tidak baik maka dalam proses dan hasilnya pasti juga mendapatkan hasil yang tidak baik. Menjelang datangnya madrasah Ramadhan ke dalam hidup kita beberapa pekan ke depan memperbaiki niat dan belajar kembali memperbaiki diri.

Memperbaiki diri itu sangat penting agar diri kita tak terhinggap penyakit iri dengki, hasat serta memperbaiki silaturahmi serta mempelajari ilmu agama itu penting dalam mempengaruhi kualitas keimananan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kemudian menjaga fisik dan kesehatan kita dalam menghadapi bulan suci Ramadhan.

Ketiga Memohon ampunan kepada Allah SWT dan memaafkan orang lain sebagaimana kisah sahabat nabi Muhammad SAW.  Sa'd ibn Abi Waqqas, seorang sahabat di mana utusan itu berkata sambil duduk bersama para sahabatnya, melalui pintu ini seorang pria akan masuk, dan dia dijamin Jannah. Jadi Sa'd masuk. Dan sahabat ingin tahu mengapa Sa'd diberikan Jannah. Dan mereka kemudian menyadari ketika mereka tinggal bersamanya selama beberapa hari dan mereka tidak bisa melihat dia melakukan sesuatu yang istimewa, mereka bertanya kepadanya: Sa'd, apa yang Anda lakukan sehingga Nabi saw mengatakan bahwa Anda dijamin Jannah ? Dia berkata ada satu hal yang saya lakukan yang tidak anda lihat adalah saya memaafkan semua orang yang telah menyakiti saya. https://iqra.republika.co.id/berita/rpfah6430/tiga-cara-persiapkan-bulan-ramadhan-saat-rajab-dan-syaban

Dalam menjalani proses kehidupan kita sering lalai dan berbuat salah baik secara langsung maupun tak langsung. Proses memohon ampunan kepada Sang Pencipta tatkala kita melakukan dosa dengan memperbanyak Istighfar  menunjukkan rasa penyesalan kita kepada Allah SWT.  Ada rasa penyesalan atau dosa untuk kita tidak mengulangi perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Kemudian kita berhati-hati dikemudian hari untuk tidak mengulangi perbuatan dosa itu lagi. 

Meminta maaf dan memberi maaf kepada orang telah kita perlakukan tak baik merupakan cara kita untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik. Memberi maaf adalah perbuatan yang mulia sebelum orang lain meminta maaf. Perbuatan yang mulia merupakan bagian dari persiapan menghadapi bulan suci Ramadhan yang penuh berkah dan mubarak. Sebab jika permusuhan atau konflik yang kita lakukan selama 3 hari berturut-turut tanpa ada perdamian maka akan masuk neraka. 

“Dari Abî Hurairah RA. Dia berkata, “Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda; “Janganlah kalian saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada di sini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi muslim yang lain, demikian juga harta dan kehormatannya”. (HR. Muslim, Arba’în al-Nawawiy, Hadits No.35). 

Memanfaatkan waktu menjelang shaum Ramadhan dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbanyak sholawat serta Istigfar, memperbanyak amalan sunnah Nabi Muhammad SAW. Membangun kesempurnaan diri untuk selalu bergerak meningkatkan iman, ilmu dan amal sholeh dalam menghadapi kehidupan di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun